BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Shad Ayat 33-34

Tafsir Surah Shad Ayat 33-34

Tafsir Surah Shad Ayat 33-34 mengisahkan tentang ujian Allah kepada Nabi Sulaiman, ujian tersebut merupakan teguran Allah supaya Sulaiman selalu mengingat diri-Nya. Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak bisa lepas dari kehendak-Nya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Shad Ayat 30-32


Ayat 33

Pada ayat ini, Allah menjelaskan apa yang diperintahkan Sulaiman kepada para pelatih kudanya. Ia menyuruh pelatihnya agar kuda-kuda itu dibawa kembali kepadanya. Setelah pelatih itu membawa kuda kepadanya, ia pun mendekati.

Lalu ia mengusap kaki dan leher kuda sebagai tanda kepuasan Sulaiman terhadap hasil gemilang yang dicapai kuda-kuda itu.

Dengan demikian kuda itu dapat dipergunakan dalam peperangan untuk menggempur musuh atau untuk mengelakkan serangan-serangan musuh yang datang secara mendadak.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa Sulaiman hamba Allah yang saleh, taat beribadah, teliti, dan cermat merencanakan perjuangan untuk menegakkan kalimat tauhid serta mempunyai kesadaran yang tinggi dalam saat-saat menentukan mana yang lebih penting dari yang penting.

Ayat 34

Kemudian Allah menjelaskan keadaan Sulaiman pada saat mendapat cobaan dan keadaannya setelah selesai menghadapi cobaan itu.

Allah mencobanya dengan menimpakan sakit keras. Demikian hebatnya serangan penyakitnya itu hingga kehilangan kekuatan sama sekali.

Badannya lemah lunglai tergeletak di atas kursinya seolah-olah tak bernyawa lagi.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

قَالَ سُلَيْمَانُ لأَطُوْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى تِسْعِيْنَ امْرَأَةٍ كُلُّهُنَّ تَأْتِي بِفَارِسِ يُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَقَالَ لَهُ صَاحِبُهُ قُلْ إِنْ شَاءَ الله فَلَمْ يَقُلْ اِنْ شَاءَ اللهُ فَطَافَ عَلَيْهِنَّ جَمِيْعًا فَلَمْ تَحْمِلْ ِمْنهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ جَائَتْ بِشقِّ رَجُلٍ وَ أَيْمُ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ  بِيَدِهِ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ الله لَجَاهَدُوْا فِي سَبِيْلِ اللهِ فُرْسَانًا أَجْمَعُوْنَ. (رواه البخارى ومسلم عن أبى هريرة)

Nabi Sulaiman berkata, “Saya akan berkeliling malam ini untuk mengumpuli sembilan puluh istri, semuanya nanti akan melahirkan anak yang mahir menunggang kuda dan berjihad fi sabilillah.” Maka seorang sahabatnya berkata kepadanya, “Katakan insya Allah,” tetapi Nabi Sulaiman tidak mengatakan insya Allah. Nabi Sulaiman kemudian mengumpuli istri-istrinya itu semua, tetapi tidak ada yang hamil dari mereka kecuali seorang istri, yang kemudian melahirkan anak yang tidak sempurna. Demi Zat yang menguasai diri Muhammad, “Seandainya Nabi Sulaiman mengatakan insya Allah, niscaya semua istrinya melahirkan anak-anak yang mahir menunggang kuda dan berjihad fi sabilillah.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).


Baca Juga : Bolehkah Perempuan Menjadi Pemimpin Publik? Qiraah Maqashidiyah atas Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis


Keterangan lain menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan cobaan itu ialah berkenaan dengan keinginan Nabi Sulaiman mendatangi sembilan puluh istrinya dalam satu malam dan setiap istrinya melahirkan seorang penunggang kuda.

Namun, ia tidak mengucapkan insya Allah, sehingga Allah mengujinya dengan cobaan tidak ada yang melahirkan kecuali hanya satu orang dan melahirkan bayi lumpuh setengah badan dan diletakkan di atas kursi Nabi Sulaiman.

Di saat-saat menerima cobaan seperti itu, ia selalu memanjatkan harapannya kepada Allah serta penyerahan dirinya menerima cobaan itu dengan ikhlas. Pada penghujung ayat, Allah menegaskan bahwa Sulaiman lalu bertobat meminta ampun atas kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya serta berserah diri kepada Allah.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Shad 35-39


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...