Tafsir Surah Yasin Ayat 78-83 mengingatkan perihal air mani kepada kaum kafir, agar mereka berfikir bahwa kebangkitan sebelumnya pernah mereka alami. Allah menyuruh Nabi untuk menjelaskna kepada mereka bahwa tulang-tulang manusia pada hari itu akan disatukan, lalu dihidupkan kembali. Seperti kayu-kayu yang lapuk bisa digunakan untuk menghidupkan api, maka begitulah kiranya kejadian pada hari kebangkitan kelak, dan Allah-lah yang berkuasa atas segalanya.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Yasin Ayat 70-77
Diakhir penafsiran Tafsir Surah Yasin Ayat 78-83 kembali dijelaskan penegasan Allah Swt tentang hari kebangkitan, bahwa membangkitkan manusia kembali dari kematian adalah hal yang mudah bagi Allah, sama seperti ketika ia menciptakan alam semesta, maka tidak perlu ada keraguan. Di sini, Allah memuji sikap orang beriman yang mempercayai hari kebangkitan, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebab itu pula nantinya mereka mendapatkan balasan yang setimpal di surga.
Ayat 78
Pada ayat ini dijelaskan tentang keraguan kaum kafir Mekah terhadap adanya hari kebangkitan. Mereka berpendapat demikian karena telah melupakan asal kejadian masing-masing.
Mereka diingatkan bahwa Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang-belulang mereka sudah remuk.
Ayat 79
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk menjawab pertanyaan orang-orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang pertama, dari tidak ada menjadi ada. Allah Maha Mengetahui semua makhluk ciptaan-Nya.
Bagi manusia, mengulang suatu perbuatan lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi, bagi Allah menciptakan sesuatu pertama kali, sama saja mudahnya dengan mengulanginya, karena Allah Mahakuasa.
Baca Juga: Matahari Juga Sebagai Sumber Energi Cahaya, Berikut Penjelasan Tafsirnya
Ayat 80
Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan rasul-Nya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah menciptakan untuk mereka, api yang menyala dari kayu yang semula merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga dapat menyalakan api.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang Arab telah mengetahui bahwa ada beberapa jenis kayu yang jika digesekkan antara satu dengan lainnya akan memercikkan api. Ini semua diciptakan Allah untuk manusia agar mereka bisa menghangatkan badan, memasak, menggunakannya untuk penerangan, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Pemberian contoh ini merupakan hal yang cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira bahwa tulang-tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi dingin dan kering tidak dapat lagi menerima kehidupan, sebab kehidupan ini memerlukan adanya panas.
Padahal sehari-hari mereka menyaksikan bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan berdaun ada juga yang dapat menyalakan api.
Menurut kajian ilmiah, api di sini dapat saja diinterpretasikan sebagai energi. Di dalam tumbuhan memang terjadi proses pemanfaatan energi matahari untuk mengubah bahan yang diambil tumbuhan menjadi energi kimiawi. Penjelasan mengenai terjadinya perubahan energi tersebut, yang disebut sebagai proses fotosintesa adalah sebagai berikut.
Dari banyak bagian tumbuhan, salah satu yang terpenting adalah adanya kloroplas (chloroplast) yang terdapat pada daun. Pada kloroplas ini terdapat ribuan kloropil (chlorophyl) atau butir hijau daun, dan dalam bahasa Al-Qur’an dikenal dengan nama al-khadir (bahan hijau). Kedua ayat di atas menyinggung keberadaan kloropil yang berwarna hijau (al-An’am/6: 99) dan peranan matahari dalam menjalankan “pabrik hijau” ini (at-Takwir/81: 17-18).
Sel tumbuhan, tidak sebagaimana sel manusia atau binatang, dapat menggunakan secara langsung energi matahari. Tumbuhan akan mengubah energi matahari menjadi energi kimia, dan menyimpannya dalam bentuk nutrien dengan cara yang khusus.
Proses ini dinamakan fotosintesis (Photosynthesis). Sel berwarna hijau ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Ini adalah satu-satunya laboratorium di dunia yang dapat menyimpan energi matahari dalam bentuk bahan organik.
Sebagaimana diuraikan di atas, maka tumbuhan adalah makhluk yang sangat dan paling penting untuk kelangsungan kehidupan makhluk lainnya. Di samping menghasilkan bahan makanan, proses fotosintesa yang dilakukan tumbuhan juga menghasilkan oksigen. Oksigen adalah bahan untuk bernapas bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia dan binatang.
Dengan demikian tepatlah Allah memberikan contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyalakan api tetapi kayu yang masih hijau dan basah pun dapat juga dijadikan kayu api.
Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sudah lapuk pun dapat pula menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah.
Ayat 81
Allah mengemukakan pertanyaan kepada orang-orang yang tidak mempercayai hari kebangkitan itu bahwa jika mereka percaya bahwa Allah kuasa menciptakan langit dan bumi ini, mengapa Allah tidak kuasa pula menciptakan sesuatu yang serupa dengan itu. Jawabannya adalah Allah pasti kuasa menciptakannya, karena Dia Maha Pencipta, lagi Maha Mengetahui.
Ayat 82
Allah menerangkan betapa mudah bagi-Nya menciptakan sesuatu. Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan suatu makhluk, cukuplah Allah berfirman, “Jadilah,” maka dengan serta-merta terwujudlah makhluk itu.
Mengingat kekuasaan-Nya yang demikian besar, maka adanya hari kebangkitan itu, di mana manusia dihidupkan-Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di hari Kiamat, bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari.
Baca Juga:
Ayat 83
Orang-orang yang beriman pasti berkata bahwa Allah Mahasuci. Di tangan-Nya kekuasaan penuh atas segala sesuatu di alam ini. Dialah yang menciptakan, mengatur, dan memeliharanya. Kepada-Nya jualah semua makhluk dikembalikan.
Pengakuan dan keyakinan semacam ini pasti timbul apabila manusia menggunakan pikiran sehat untuk memperhatikan isi alam ini semuanya yang menjadi bukti bagi kekuasaan Allah.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Yasin Ayat 81-83