BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yunus Ayat 102-106

Tafsir Surah Yunus Ayat 102-106

Tafsir Surah Yunus Ayat 102-106 berbicara mengenai sesembahan orang-orang kafir. Mereka lebih memilih menyembah berhala daripada Allah Saw yang Esa. Allah pun memberi ancaman kepada mereka jika tetap ingkar terhadap utusan Allah Saw.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 95-101


Ayat 102

Kemudian, dalam ayat-ayat ini, Allah memberi peringatan dan ancaman kepada kaum musyrikin Arab bahwa hukuman akan segera menimpa mereka seperti yang dialami umat sebelum mereka yang juga mendustakan rasul-rasul dan ingkar kepada mereka.

Apakah orang musyrikin tersebut menolak kerasulan Muhammad saw, karena mereka ingin lebih dahulu menunggu siksaan Allah itu? Allah menyeru Nabi Muhammad saw, untuk menyatakan kepada mereka supaya menunggu azab itu.

Kemurkaan Allah tentu akan datang kepada mereka bilamana mereka terus-menerus mendustakan dan mengingkari kerasulan Muhammad saw. Rasul saw beserta orang-orang beriman akan menunggu pula kehancuran mereka itu. Sesuai dengan janji Allah dan Sunnah-Nya, bahwa orang-orang kafir itu pasti akan binasa.

Ayat 103

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa sesuai dengan Sunnah-Nya yang berlaku pada rasul dan kaumnya yang beriman, Allah akan menyelamatkan dan memelihara mereka dari kebinasaan. Itu adalah ketentuan Allah dan Allah tidak akan mengubah ketentuan-Nya itu.

Firman Allah:

سُنَّةَ مَنْ قَدْ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُّسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيْلًا

(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami. (al-Isra’/17: 77)

Ayat 104

Allah memerintahkan Rasul saw untuk mengatakan kepada kaumnya bahwa jika mereka itu meragukan kebenaran agama yang dibawanya, yang mengajarkan tentang keesaan Allah, maka semestinya mereka lebih dulu meragukan keyakinan yang mereka pertahankan.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menyatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan menyembah batu-batu berhala dan patung yang mereka sembah yang tidak memiliki kemampuan sedikitpun.

Tetapi dia akan menyembah Tuhan Maha Pencipta, Yang menentukan hidup dan mati makhluk-Nya. Dia-lah yang memberi kesenangan dan kesusahan, kemanfaatan dan kemudaratan, menurut hikmah dan inayah-Nya, bukan tuhan seperti yang mereka sembah itu.

Dengan perbandingan itu maka bertambah jelaslah kebenaran agama yang dibawa Rasul saw dan kesesatan keyakinan kaum musyrikin. Kemudian Nabi Muhammad saw mengatakan kepada kaum musyrikin Arab bahwa dia diperintahkan supaya menjadi orang yang beriman.

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman keselamatan dari azab, kemenangan atas musuh-musuh mereka dan kekuasaan di bumi.


Baca juga: Tafsir Ahkam: Konsep Bughat (Pemberontakan) dalam Penafsiran al-Quran


Ayat 105

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad saw diperintahkan agar menghadapkan wajahnya dan seluruh dirinya kepada Allah, memfokuskan perhatian pada tugas-tugas agama dan mengabdi kepada Tuhan semesta alam.

Sebab jika dia memberikan perhatian kepada selain Allah, maka hal itu mengurangi kebulatan jiwanya dalam menghadap Tuhan dan pengabdian terhadap agamanya. Kepada Allah sajalah hendaknya tujuan segala pengabdiannya lahir dan batin.

Janganlah dia termasuk orang yang mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan dewa-dewa, jin-jin, roh-roh, atau patung-patung seperti halnya penyembah-penyembah berhala. Larangan Allah terhadap Rasul ini dimaksudkan untuk mendorong dan merangsang Rasul saw untuk tetap menjauhi sifat-sifat syirik.

Ayat 106

Allah menjelaskan larangan-Nya kepada Nabi saw agar jangan berdoa dan beribadah kepada selain Allah, Sebab selain Allah, tidak ada yang dapat memberi manfaat dan mudarat, atau memberi kesenangan dan kesusahan baik di dunia maupun di akhirat. Sekiranya Rasul berbuat demikian, maka dia termasuk dalam orang-orang yang menganiaya diri sendiri.

Tiada kedurhakaan yang lebih besar dari syirik karena orang yang berbuat syirik mengembalikan urusan yang dihadapi manusia kepada selain Allah. Maka kembalilah kepada Allah. Panjatkanlah doa kepada Allah semata karena doa termasuk ibadah yang besar, bahkan otak ibadah.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 107-109


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU