BerandaTafsir TahliliTafsir Surat Al An’am Ayat 114-117

Tafsir Surat Al An’am Ayat 114-117

Tafsir Surat Al An’am Ayat 114-117 berbicara mengenai pernyataan sikap dari Nabi Muhammad SAW atas orang-orang kafir. Sebagaimana pembahasan yang lalu mengenai permintaan mukjizat dri orang-orang kafir, dalam pembahasan ini ditegaskan bahwa sudah cukup Alquran menjadi bukti atas mukjizat Nabi Muhammad SAW andai mereka mau berfikir jernih.


Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al An’am Ayat 111-113


Dalam Tafsir Surat Al An’am Ayat 114-117 juga dijelaskan bahwa kalimat-kalimat dalam Alquran sudah begitu sempurna. Di dalamnya berisi janji Allah bagi Nabi Muhammad SAW dan orang-orang mukmin dan berisi ancaman bagi orang-orang kafir.

Pada akhir pembahasan Tafsir Surat Al An’am Ayat 114-117 ini Allah SWT menghimbau orang-orang mukmin agar selalu mengikuti perintah Allah serta tidak mengikuti kemauan orang-orang kafir. Karena hal tersebut akan menyesatkan.

Ayat 114

Ayat ini menerangkan, bahwa Nabi Muhammad menyatakan sikapnya tentang hukum-hukum Allah dengan bentuk pertanyaan, untuk lebih membangkitkan perhatian. Beliau mengatakan, Apakah patut aku mencari hakim selain Allah untuk menetapkan sesuatu, padahal Allah telah menurunkan kepadaku Alquran secara terperinci, mencakup bidang akidah, ibadah, hukum-hukum syariat, dan lain-lain.

Sebenarnya Alquran telah cukup menjadi bukti yang nyata atas kenabian Muhammad, karena Alquran bukan karangannya sendiri, melainkan semata-mata wahyu dari Allah swt. Karena Nabi Muhammad sudah hidup bergaul dengan kaumnya sekitar 40 tahun lamanya, sebelum dia diangkat menjadi Nabi dan belum pernah dalam kurun waktu itu Nabi menyampaikan keterangan-keterangan tentang alam gaib dan tentang kisah rasul-rasul sebelumnya.

Orang-orang musyrik Quraisy menuntut kepada Nabi Muhammad agar mendatangkan mukjizat yang menjadi bukti atas kebenarannya, padahal kepada mereka telah diperlihatkan mukjizat yang paling besar, yaitu Alquran yang mengandung ilmu pengetahuan, dengan susunan kata yang tidak mungkin dapat ditiru oleh siapapun.

Hal itu cukup menjadi dalil, bahwa Allah telah memperkuat kenabiannya, bukan dengan diturunkan Alquran dan penjelasan di dalamnya tentang posisinya sebagai Nabi saja bahkan juga dengan keterangan kitab-kitab Taurat dan Injil, karena kedua kitab tersebut mengandung keterangan-keterangan yang menunjukkan bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar kaum Muslimin jangan sekali-kali merasa ragu tentang kebenaran Alquran.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang membaca kitab Taurat dan Injil, telah mengenal Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, hanya saja mereka menyembunyikan kebenaran itu dan tidak mau menerimanya, karena sebagaimana diinformasikan dalam Alquran mereka merasa dengki kepada Nabi Muhammad.

Ayat 115

Kalimat-kalimat Alquran yang berisi kebenaran dan keadilan telah sempurna. Kalimat-kalimat itu antara lain berisi janji Allah yang akan menolong Muhammad dan pengikut-pengikutnya, sehingga memperoleh kemenangan dan kejayaan; Alquran juga mengancam orang-orang yang mencemoohkan Alquran, bahwa mereka akan dihinakan dan dibinasakan. Firman Allah:

وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِيْنَ ۖ  ١٧١  اِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُوْرُوْنَۖ  ١٧٢  وَاِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ  ١٧٣

Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang (as-Saffat/37: 171-173)

Kalimat-kalimat itu sempurna, karena sesuai dengan fakta dan kenyataan yang bisa disaksikan dalam sejarah kemenangan nabi-nabi, dan kehancuran musuh-musuhnya tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat Allah.

Janji Allah tak dapat diubah dan pasti Allah akan memberikan pertolongan kepada rasul-rasul dan pengikut-pengikutnya. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui segala ucapan mereka yang berkhianat dan mengetahui pula isi hati mereka dan segala dosa yang mereka perbuat.


Baca juga: Makna Islam Sebagai Agama Perdamaian dalam Al-Quran


Ayat 116

Jika kaum Muslimin selalu mengikuti kemauan orang-orang  non Muslim, niscaya mereka berhasil menyesatkan kaum Muslimin dari jalan Allah. Oleh karena itu, Allah melarang keras mengikuti hukum-hukum selain yang diturunkan-Nya.

Larangan itu diperkuat oleh kenyataan bahwa kaum musyrik hanya mengikuti persangkaan belaka dalam akidah mereka. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu, dan selalu berdusta kepada Allah. Mereka juga menghalalkan bangkai dan hewan yang diperuntukkan bagi berhala.

Sejarah membuktikan bahwa timbulnya kesesatan pada sebagian besar manusia di dunia adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu dan prasangka. Ahli Kitab telah meninggalkan petunjuk nabi-nabi mereka dan tersesat jauh dari kebenaran.

Demikian pula para penyembah berhala telah  jauh dari petunjuk nabi-nabi mereka. Nabi Muhammad diberi tahu oleh Allah tentang keadaan umat-umat terdahulu itu dan ini membuktikan kebenaran beliau sebagai Rasul.

Ayat 117

Sesungguhnya Allah yang telah memberi petunjuk kepada Muhammad dan menurunkan wahyu kepadanya. Allah mutlak mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan siapa pula orang-orang yang memperoleh petunjuk-Nya.

Oleh sebab itu, kaum Muslimin wajib berpedoman pada hukum-hukum yang telah diterangkan dalam Alquran dan menjauhkan diri dari segala macam penyelewengan dan perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, karena mengikuti kemauan orang-orang yang sesat yang telah diperbudak oleh hawa nafsu, sehingga mereka tidak mengetahui lagi mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk.


Baca setelahnya: Tafsir Surat Al An’am Ayat 118-121


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU