Sebagian kesunnahan saat membaca Al-Quran adalah menghayati setiap ayat yang dibaca. Sebagai bentuk penghayatan, antara lain yaitu memberi tanggapan atas beberapa ayat Al-Quran yang ditemui atau sedang dibaca. Tatkala melewati ayat yang yang menerangkan adzab hendaknya meminta ampun, tatkala membaca ayat yang menerangkan rahmat hendaknya meminta rahmat, dan bentuk-bentuk tanggapan lainnya sebagai bentuk respon pembaca terhadap ayat yang sedang ia baca. Sehingga kita seperti benar-benar sedang berbicara dengan Al-Quran.
Tidak ada ketentuan khusus dari Nabi tentang bunyi tanggapan atas beberapa ayat yang kita baca. Hal terpenting adalah tanggapan tersebut sesuai dengan ayat yang dibaca. Namun demikian ada beberapa hadis yang mendokumentasikan beberapa tanggapan Nabi atas beberapa ayat Al-Quran. Ini kemudian bisa kita pelajari dan kita praktikkan. Berikut bunyi tanggapan Nabi tersebut (Al-Itqan fi Ulumil Quran/127):
Baca Juga: Inilah Keutamaan Membaca Al-Quran dengan Tartil
- Usai membaca ayat
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya? (QS. At-Tiin [95] 8)
Hendaknya membaca:
بَلٰى وَأَنَا عَلٰى ذٰلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
Ya, dan kami menjadi saksi atas hal itu
- Usai membaca ayat
أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى
Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (QS. Al-Qiyamah [75] 40).
Hendaknya membaca:
بَلٰى
Ya.
Baca Juga: Mengaplikasikan Metode Tadabbur Saat Membaca Al-Quran dan Langkah-Langkahnya
- Usai membaca ayat
فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ
Maka kepada perkataan manakah sesudah Al-Quran ini mereka akan beriman? (QS. AL-Mursilat [77] 50).
Hendaknya membaca:
آمَنَّا بِاللهِ
Kami beriman kepada Allah
- Usai membaca ayat
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى
Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi (QS. Al-A’la [87] 8).
Hendaknya membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلٰى
Maha suci Tuhanku yang maha tinggi.
- Usai membaca setiap ayat dari Surah Ar-Rahman yang berbunyi:
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Hendaknya membaca:
وَلَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ
Dan tidak pada sedikitpun nikmat-nikmat-Mu, wahai Tuhan kami, kami mendustakan. Engkau pemilik puja dan puji.
Baca Juga: Hukum Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid dan Objek Pembahasannya
- Usai membaca ayat
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (QS. Al-Fatihah [1] 7).
Hendaknya membaca:
آمِيْنْ
Ya Allah, kabulkan doa kami.
- Usai membaca ayat
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami berbuat salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’af kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami. Maka tolonglah kami dari kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2] 286).
Hendaknya membaca:
آمِيْنْ
Ya Allah, kabulkan doa kami.
Berbagai tanggapan di atas dapat kita praktikkan dan kita pelajari agar kita dapat dengan tepat memberi tanggapan terhadap ayat yang kebetulan di baca. Meski sebenarnya bentuk tanggapan atas beberapa ayat tersebut bebas dan dapat dibuat sesuka hati, namun alangkah baiknya tidak jauh dari doa yang pernah disampaikan Nabi. Wallahu A’lam