BerandaIlmu TajwidTiga Fokus Cabang Ilmu Tajwid Menurut Isham Muflih al-Qudhat

Tiga Fokus Cabang Ilmu Tajwid Menurut Isham Muflih al-Qudhat

Sebagian orang menganggap bahwa belajar ilmu tajwid merupakan hal yang rumit karena banyaknya hukum-hukum bacaan di dalamnya. Namun, sebagian yang lain mengatakan belajar ilmu Tajwid itu mudah karena singkatnya pembahasan serta memiliki ringkasan berbentuk cabang ilmu tajwid.

Sedangkan menurut penulis, ilmu Tajwid yang ada di buku-buku tajwid (terutama yang berbahasa Indonesia) merupakan penyederhanaan dan versi ringan dari ilmu Tajwid yang bercabang-cabang, sehingga seharusnya belajar ilmu tajwid itu mudah.

Artikel ini mengulas seberapa luas pembahasan Ilmu Tajwid beserta pemetaan keilmuan yang ada dalam tubuh Ilmu Tajwid itu sendiri. Pemetaan ilmu Tajwid ini bersumber dari kitab al-Wadhih fi Ahkam at-Tajwid karya Isham Muflih al-Qudhat. Pemetaan ini diuraikan dalam bentuk cabang ilmu tajwid.

Baca juga: Surah Al-Baqarah Ayat 201: Doa Memohon Kebaikan di Dunia dan di Akhirat

Menurut Isham Muflih al-Qudhat, ilmu Tajwid bercabang menjadi 3 fokus yaitu ilmu makhraj atau tempat keluarnya huruf (مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ), ilmu sifat-sifat huruf (صِفَاتُ الْحُرُوْفِ), dan ilmu al-waqf wa al-ibtida’ (الْوَقْفُ وَالْإِبْتِدَاءُ). Berikut uraian penjelasan ketiga cabang ilmu tajwid tersebut.

Tempat Keluarnya Huruf (Makharijul Huruf)

Dalam pembahasan makhraj huruf, masing-masing huruf diuraikan letak atau tempat keluarnya huruf yang ada pada 5 (lima) anggota tubuh yaitu rongga mulut (al-jauf), tenggorokan (al-halq), lidah (al-lisan), dua bibir (as-syafatan), dan rongga hidung (al-khaisyum).

Masing-masing dari kelima anggota tubuh itu diuraikan lagi sesuai dengan makhraj huruf. Ada huruf yang memiliki makhraj sendiri misalnya kaf. Ada juga huruf yang mempunyai makhraj yang sama dengan huruf lainnya misanya ta, dal, dan tho.

Sifat-sifat huruf (Shifatul Huruf)

Dalam kajian sifat huruf, dijelaskan masing-masing sifat yang dimiliki oleh setiap hurufnya. Sifat huruf terbagi menjadi 2 macam, yaitu lazimah dan aridhah. Sifat lazimah adalah sifat tetap atau sifat asal yang dimiliki huruf. Sifat lazimah terbagi lagi menjadi dua, yaitu sifat yang berlawanan dan sifat yang tidak berlawanan.

Baca juga: Tafsir Surah Yasin ayat 51-52: Penyesalan di Hari Kebangkitan

Sedangkan sifat aridhah adalah sifat tambahan atau sifat yang tidak tetap pada huruf. Sifat aridhah terbagi lagi menjadi 5 pembahasan, yaitu hubungan antar huruf, hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, bacaan mad, dan tafkhim serta tarqiq.

Hubungan antar huruf terurai menjadi 4 macam, yaitu mutamatsilain (dua huruf yang sama), mutajanisain (dua huruf yang sejenis), mutaqaribain (dua huruf yang berdekatan), dan mutaba’idain (dua huruf yang berjauhan).

Untuk pembahasan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), disinggung juga pembahasan khusus huruf ro yang memiliki 3 kondisi yaitu ro dibaca tafkhim, ro dibaca tarqiq, dan ro yang bisa dibaca keduanya.

Baca juga: Mengenal Tafsir Maqashidi: Penafsiran Berbasis Pendekatan Maqashid Syariah

Berhenti dan Memulai Bacaan (Al-Waqf wa al-Ibtida’)

Selain membahas makhraj dan sifat huruf, ilmu Tajwid juga membahas perihal cara berhenti dan memulai bacaan. Sesuai namanya (al-waqf wa al-ibtida’), keduanya memiliki uraian terpisah yaitu waqf (berhenti membaca) dan ibtida’ (mulai membaca).

Uraian waqaf dibagi menjadi dua yaitu cara waqaf dan kapan waqaf. Cara waqaf membahas kondisi huruf akhir suatu kata yang akan dijeda atau berhenti membacanya misalnya waqaf pada kata yang berakhiran harakat fathatain. Sedangkan kajian kapan waqaf berisi uraian-uraian yang biasanya dibahas tanda-tanda waqaf seperti waqaf aula dan washal aula.

Begitu juga dengan uraian ibtida yang dibagi menjadi dua yaitu cara ibtida dan ibtida jaiz (memulai bacaan). Cara ibtida membahas tata cara memulai bacaan yang benar dari segi perubahan kata misalnya hamzah washal. Sedangkan pembahasan ibtida jaiz menjelaskan uraian bagaimana memulai bacaan yang boleh dan tidak boleh dari segi kesempurnaan makna.

Ahmad Yahya
Ahmad Yahya
Alumni Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengajar di Griya Al-Quran Surabaya. Minat kajian pada Tajwid, Ulumul Quran, Tafsir Tematik, Kitab Tafsir.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...