Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 1-4: Inilah Dua Kenikmatan Besar Pada Manusia

Surat Ar-Rahman
Surat Ar-Rahman

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt, sepanjang hayatnya tidak akan pernah mampu menghitung betapa banyak nikmat yang ia dapatkan, betapa banyak karunia yang diberikan oleh Allah Swt. Mulai ia lahir ke bumi ini, hingga ia pindah ke alam barzakh. Meskipun begitu, sebagai insan yang beriman, sudah seharusnya ber-tadabbur, ber-tafakkur seberapa besar nikmat yang diberikan oleh Tuhannya, sebagai langkah awal untuk menuju rasa syukur kepada-Nya.

Surat Ar-Rahman menyampaikan betapa banyak nikmat yang diberikan oleh Allah Swt, oleh sebab itu surat ini mengulang ayat : فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ  (Artinya :’ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?’) sebanyak 31 kali. Beberapa nikmat besar disampaikan pada Surat Ar-Rahman ayat 1 – 4,

اَلرَّحْمٰنُۙ عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. (Q.S. Ar-Rahman [55]: 1-4)

Syekh Ahmad As-Shawi dalam Hasyiyah As-Showi ‘ala Tafsir Jalalain menyampaikan :

وافتتح هذه السورة بلفظ ( الرَّحْمَنُ ) إشارة الى أنها مشتلمة على نعم عظيمة , وذالك لأن الرحمن هو المنعم بجلائل النعم كما وكيفا

Artinya : ‘Surat ini dimulai dengan lafadz الرَّحْمَنُ menunjukkan bahwa surat ini mencakup banyak nikmat yang besar, karena lafadz الرَّحْمَنُ bermakna Dzat yang memberi nikmat-nikmat besar, baik secara kualitas maupun kuantitas.’ (Syekh As-Shawi, Hasyiyah Showi ‘ala Tafsir Jalalain. [Beirut: Dar Al-Fikr, 2014] juz 4, hal. 125)

Imam Fakhrudin Ar-Razi, mengisahkan bahwa suatu hari Ibrahim bin Adham melihat ada burung Gagak mengambil potongan roti. Beliau pun terheran dan mengikuti burung tersebut, ternyata burung tadi membawa potongan roti dan memberikannya pada seorang lelaki yang kedua tangannya terikat.

Baca juga: Benarkah Syair Itu Haram? Simak Penafsiran Surat Yasin Ayat 69

Dari kisah ini Imam Ar-Razi menggarisbawahi, bahwa sifat الرَّحْمَنُ sangat luas, bahkan terhadap burung gagak pun Allah Swt memberinya sifat rahmat(kasih sayang). Dan sifat الرَّحْمَنُ adalah salah satu asmaul husna yang khusus hanya bagi Allah Swt. (Imam Ar-Roziy, Tafsir Kabir, [Kairo : Dar Al-Hadits,2012] juz 1, hal. 261)

Dua Nikmat Besar Pada Manusia

Pertama, nikmat terbesar yang disampaikan dalam surat Ar-Rahman adalah diajarkannya Al-Quran, karena Al-Quran adalah wahyu Allah Swt yang paling mulia, dan diberikan kepada Nabi yang paling mulia pula. Menurut Syekh Sulaiman Al-Jamal di dalam Tafsir Jamal menjelaskan lafadz علم mempunyai dua objek; Al-Quran, dan objek yang satunya dibuang (mahdzuf), yaitu lafadz الإنسان (yang bemakna semua manusia). (Syekh Sulaiman Al-Jamal, Tafsir Jamal, [Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2013] juz 7, hal. 361)

Walhasil, ayat kedua ini menyampaikan ; Allah Swt, dengan sifat Maha Kasih sayangNya menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw, untuk kemudian diajarkan kepada semua umat manusia, guna dijadikan pedoman dalam kehidupan mereka.

Baca juga: Perintah Dakwah yang Menyejukkan dalam Al-Quran

Kedua, setelah menyampaikan nikmat terbesar berupa diajarkannya Al-Quran, ayat ketiga dan keempat dalam Surat Ar-Rahman menjelaskan nikmat besar selanjutnya, yaitu tercipta sebagai manusia. Syekh Wahbah Az-Zuhailiy menjelaskan sebagai berikut :

النعمة الثانية والثالثة خلق جنس الإنسان لإعمار الكون، وتعليمه البيان أي الكلام والنطق والفهم، وهو مما فضّل به الإنسان على سائر الحيوان

Artinya : Nikmat yang kedua dan ketiga adalah diciptakan sebagai manusia, untuk meramaikan dunia, dan mengajarkannya bayan, yaitu berbicara dan kefahaman, hal itu termasuk salah satu yang dianugerahkan kepada manusia, tidak kepada hewan.” (Syekh Wahbah Az-Zuhailiy, Tafsir Munir, [Beirut : dar Al-Fikr, 2018], juz 14, hal. 215)

Dari sini kita bisa mengampil kesimpulan bahwa surat Ar-Rahman ayat 1-4 menjelaskan dua nikmat besar yang diberikan kepada kita, yaitu Al-Quran, sebagai pedoman hidup, dan diciptakan sebagai manusia yang mampu berfikir guna memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyyah. Wallahu A’lam