BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Hud Ayat 58-61

Tafsir Surah Hud Ayat 58-61

Tafsir Surah Hud Ayat 58-61 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai azab yang turun kepada kaum Nabi Hud a.s yang ingkar. Kedua berbicara mengenai utusan Allah yang lainnya, yaitu Nabi Saleh a.s. Ia diutus kepada kaum Samud.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Hud Ayat 55-57


Ayat 58

Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa sewaktu datang azab Allah kepada kaum Hud a.s. sebagai akibat dari pembangkangan mereka, Nabi Hud a.s. beserta pengikut-pengikutnya yang beriman telah diselamat-kan Allah dari azab dunia yang sangat dahsyat itu sebagai rahmat dan karunia Allah kepada mereka dan akan menyelamatkan mereka dari azab Allah yang lebih berat di akhirat nanti.

Sedang kaum Hud a.s. yang tetap menentang dan membangkang itu, musnah semuanya dan akan mendapat azab yang lebih berat di akhirat nanti.

Adapun azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Hud a.s. yaitu berupa angin yang sangat dingin lagi kencang, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ  ٦

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ  كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ  ٧

فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَاقِيَةٍ   ٨

Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (al-Haqqah/69: 6-8)

Ayat 59

Pada ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa itulah kisah kaum ‘Ad yang telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah dan mendurhakai rasul-Nya yang diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka menuju jalan yang benar, yaitu mengesakan-Nya dan mematuhi perintah-Nya.

Tetapi mereka hanya mau mematuhi perintah penguasa yang sewenang-wenang yang tidak mau mengikuti kebenaran walaupun dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang cukup meyakinkan.

Pada ayat ini diterangkan bahwa bangsa ‘Ad (kaum Hud a.s.) itu mendurhakai rasul-rasul Allah. Apakah memang demikian? Atau hanya mereka durhakai seorang rasul Allah saja yaitu Hud a.s.?

Para mufasir menjelaskan bahwa yang mereka dustakan itu adalah Hud a.s., tetapi mendustakan atau mendurhakai seorang rasul Allah berarti mendustakan atau mendurhakai semua rasul-Nya. Sebab, semua rasul mengemban tugas yang sama, yaitu mengajak supaya bertauhid kepada Allah dan mematuhi perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.


Baca juga: Epidemiologi Al-Qur’an (2): Virus Sampar Dalam Kisah Nabi Shalih dan Kaum Tsamud


Ayat 60

Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa kaum ‘Ad yang terus-menerus membangkang dalam kekafiran itu, telah ditimpa kutukan Allah di dunia ini, sehingga mereka musnah semuanya ditiup angin keras yang sangat dahsyat dan kelak disusul dengan azab yang lebih pedih dan lebih dahsyat lagi pada hari Kiamat.

Selanjutnya Allah memperingatkan kepada semua hamba-Nya agar menyadari bahwa demikian itulah balasan terhadap kaum ‘Ad yang kafir, yang mengingkari keesaan Allah Yang Mahakuasa, yang telah menciptakan mereka. Mereka juga mendustakan rasul-rasul-Nya dengan angkuh dan keras kepala, hanya karena mengejar keberuntungan duniawi yang tidak kekal.

Kemudian pada akhir ayat ini, Allah menyatakan dengan jelas bahwa kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad yang telah jauh dari rahmat Allah, mereka adalah kaum Hud a.s. yang tidak percaya kepada Hud a.s. dan kepada dakwah yang dibawanya, sehingga mereka mendapat kutukan di dunia dan di akhirat.

Ayat 61

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia telah mengutus seorang utusan kepada kaum Samµd, namanya Saleh. Ia menyeru mereka supaya menyembah Allah dan meninggalkan sembahan-sembahan yang telah membawa mereka kepada jalan yang salah dan menyesatkan.

Allah-lah yang menciptakan mereka dari tanah. Dari tanah itulah diciptakan-Nya Adam a.s. dan dari tanah itu pulalah asal semua manusia. Setelah manusia berkembang biak di atas bumi mereka diserahi tugas memakmurkannya, sebagai anugerah dan karunia dari Allah.

Dengan karunia itu kaum Samµd telah hidup senang bahkan mereka telah dapat pula membuat rumah tempat berlindung seperti tersebut dalam firman Allah:

وَكَانُوْا يَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا اٰمِنِيْنَ   ٨٢

Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu, (yang didiami) dengan rasa aman. (al-Hijr/15: 82)

Demikian besarnya karunia dan nikmat Allah yang diberikan kepada mereka. Maka mereka wajib mensyukuri nikmat itu dengan mengagungkan dan memuliakan-Nya dan tidak menyembah selain-Nya.

Dan seharusnyalah mereka bertobat kepada-Nya, karena keterlanjuran mereka berbuat kesesatan, menyembah sembahan-sembahan selain Dia.

Bila mereka menyadari hal itu dan dengan sungguh-sungguh bertobat kepada-Nya tentulah Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penerima tobat akan mengampuni mereka dan memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Inilah yang diserukan dan dianjurkan Nabi Saleh a.s. kepada kaumnya itu.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Hud Ayat 62-67


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

surah al-Baqarah ayat 274 dan sedekah ala Ali bin Abi Talib

Surah Al-Baqarah Ayat 274 dan Sedekah Ala Ali bin Abi Thalib 

0
Ali bin Abi Talib merupakan sepupu Nabi Muhammad saw. sekaligus suami dari putrinya, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Beliau sangat terkenal dengan kemurahan hati dan kedermawanannya...