Sudah jamak kita ketahui bersama bahwa besi beserta kandungannya telah berkontribusi bagi kehidupan manusia. Material bangunan, hingga kandungan zat besi di dalamnya. Secara khusus Allah swt menyebutkan fungsi besi bagi kehidupan manusia dalam firman-Nya di bawah ini,
لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنٰتِ وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَرُسُلَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ ࣖ
Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Surat al-Hadid (57) : 25)
Imam Isma’il ibn Kathir menerangkan pangkal ayat yakni Laqad Arsalna Rusulana Bi al-Bayyinat (Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata) maksudnya adalah Allah Swt. mengutus para Rasul-Nya dengan berbagai macam bukti nyata seperti mukjizat yang dimiliki, argumentasi juga dalil-dalil yang bersifat pasti (Qath’i). Baca juga: Manusia itu Hamba yang Merdeka, Begini Penjelasannya dalam Al Quran
Wa Anzalna Ma’ahum al-Kitab Wa al-Mizan Li Yaquma Bi al-Qist (dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil) maksudnya unntuk memperkuat bukti kebenaran, maka Allah Swt. menurunkan kitab suci serta neraca yang dalam hal ini sebagai sarana untuk menegakkan keadilan. Pendapat ini dinukil oleh Imam Ibn Kathir dari Imam Mujahid dan Imam Qatadah.
Lalu berkaitan dengan hal ini tujuan Allah Swt. menurunkan setiap Rasul kepada hamba-Nya untuk dapat menegakkan keadilan di tengah masyarakat yang dihadapi oleh setiap utusan-Nya. Karena itu Imam ibn Kathir mengaitkan ayat ini dengan ayat berikut
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (al-An’am (6) : 115)
Wa Anzalna al-Hadid Fih Ba`sun Syadid Wa Manafi’ Li al-Nas (Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia) sebagaimana pendapat Imam ibn Kathir bahwa besi diciptakan untuk berfungsi sebagai senjata. Ketika Dakwah Nabi Saw. di Mekah ditolak oleh kaum Musyrik, lalu terdapat perintah berhijrah bagi Nabi Saw. dan kaum Muslim ke Madinah.
Ketika di tempat Hijrah, terdapat perintah memerangi kaum Musyrik, maka besi yang memiliki kelebihan berupa kekuatan yang hebat dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan senjata seperti pedang, panah, tombak maupun tameng. Selain untuk alat bersenjata, besi juga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti bahan untuk membuat alat penjepit atau tang juga peralatan rumah tangga serta alat untuk memasak.
Wa Liya’lama Allah Man Yanshuruhu Wa Rusulahu Bi al-Ghayb (dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya) maksudnya adalah kegunaan besi tersebut hendaknya bermanfaat bagi kehidupan juga perjuangan menegakkan agama. Sehingga Kaum Muslim dapat menang melawan musuh tidak lepas dari kehendak Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Isma’il ibn ‘Umar ibn Kathir, Tafsir al-Qur`an al-‘Azhim, Jilid 8, hal. 27-28)