BerandaKisah Al QuranAnugerah Terbesar itu Menjadi Manusia

Anugerah Terbesar itu Menjadi Manusia

Keberuntungan terbesar bagi manusia adalah ia menjadi manusia, bukan yang lain. Manusia itu merupakan makhluk paling sempurna sehingga digambarkan dalam Al Quran sebagai ahsani taqwim (bentuk yang sebaik-baiknya). Terkadang manusia merasa bosan hidup hanya karena ada beberapa permasalahan yang tidak sanggup dia hadapi. Padahal hidup itu merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri oleh setiap manusia.

Ada Alasan mengapa Allah swt menciptakan kita sebagai manusia dan memberikan kita kesempatan untuk hidup di dunia ini. Oleh karena itu, mari kita renungkan sejenak, apa anugerah terciptanya makhluk yang bernama manusia?

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)

Kata Khalifah pada ayat di atas berkenaan dengan peristiwa penciptaan manusia pertama, yakni Nabi Adam a.s. Dalam KBBI, “manusia” diartikan sebagai makhluk yang berakal, berbudi, dan berperasaan. Sementara dalam bahasa Arab, kata “manusia” sepadan dengan kata nas, basyar, insan, dan masih banyak lagi persamaan-persamaan lainnya.

Akan tetapi walaupun memiliki persamaan, tiga kata tersebut ternyata memiliki kecenderungan arti masing-masing seperti nas yang lebih merujuk kepada makna manusia sebagai makhluk sosial. Insan lebih merujuk kepada manusia dengan seluruh totalitas jiwa dan raganya. Sedangkan basyar lebih merujuk kepada makna manusia sebagai makhluk biologis.

Lantas apa keberuntungan diciptakannya manusia?  Di dalam Al Quran akan kita temukan banyak redaksi ayat yang menjelaskan hal tersebut, antara lain;

Pertama. manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Seperti dalam firman-Nya

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ ۖ

“ Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tin:4)

Muhammad Mahmud Hijazi dalam kitab Tafsir Al-Wadhih (Jilid 3) menjelaskan bahwa ahsani taqwim adalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang dapat berdiri tegap dengan kepala lurus kedepan, kemampuan makan dengan tangan, memiliki akal dan pemikiran yang dengannya manusia dapat memanfaatkan alam, serta memiliki kekuasaan untuk menundukkan makhluk yang lain seperti hewan dan tumbuhan.

Baca juga: Dari Manakah Tumbuhnya Cinta Manusia Kepada Sesama ?

Dalam Tafsir Al-Maraghi manusia diciptakan dengan ukuran tubuh yang memadai, memakan dengan menggunakan tangan, tidak seperti makhluk lain yang mengambil makanan dengan mulutnya. Diistimewakan karena akalnya sehingga bisa berfikir dan menimba ilmu yang dengannya manusia bisa berkuasa atas semua makhluk.

Kedua, manusia mendapat gelar Ahsan al-taqwîm dianugerahi aql (pikiran) seperti dijelaskan dalam Al Quran

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ

Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Q.S. al-Hajj [22]: 46)

Dari kutipan ayat diatas, kita bisa menemukan kata aql. Kata ini terkadang digunakan Al-Qur’an sebagai padanan terhadap kata qalb, sehingga aql bukan hanya bermakna pikiran (rasio) tetapi juga mengandung makna hati yang berfungsi untuk merasa.

Baca juga: Nabi Adam dalam Al-Quran: Manusia Pertama dan Tugasnya di Dunia

Ketiga, manusia kemudian dimuliakan dalam penciptaannya. Allah swt berfirman,

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Q.S. al-Isra [17]: 70)

Manusia adalah makhluk yang dimuliakan. Bahkan lebih mulia daripada malaikat. Hal itu terbukti setelah Allah menciptakan Manusia pertama, Allah memerintahkan kepada malaikat untuk memberi hormat sebagai tanda memuliakannya. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah swt dalam firman-Nya,

فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ

Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 29)

Keempat, manusia dikarunia agama yang hanif (lurus)

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Q.S. ar-Rum [30]: 30)

Baca juga: Potret Romantisme Islam dan Kristen dalam Al Quran

Agama akan menjadi pedoman dalam kehidupan manusia. Dengan memiliki agama seseorang akan selalu berada pada jalan lurus serta kebenaran yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain. Dan tentunya agama yang lurus seperti yang dimaksudkan ayat diatas adalah agama islam. Sebagimana firman Allah swt,

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. (Q.S. al-Maidah [5]: 3)

Kelima, diberikan sarana pengetahuan berupa pendengaran, penglihatan, dan hati sehingga memperoleh pengetahuan, meskipun ia dilahirkan dalam kondisi tidak berpengetahuan. Seperti dalam firman Allah

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. an-Nahl [16]: 78)

Itulah beberapa anugerah yang dapat kita pelajari dari penciptaan manusia. Pemaparan yang telah disebutkan di atas hanyalah secuil dari apa yang bisa penulis sampaikan untuk kita renungi bersama. Sehingga kita bisa mensyukuri bahwa menjadi manusia adalah anugerah yang dikaruniakan Allah kepada kita. Selagi diberikan kesempatan untuk hidup, maka manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Harfin
Harfin
Mahasiswa Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto, aktif di CRIS Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...