BerandaUlumul QuranMengenal Ayat-Ayat Al-Quran Selain Makki-Madani

Mengenal Ayat-Ayat Al-Quran Selain Makki-Madani

Turunnya ayat Al-Quran secara umum yang kita ketahui dikelompokkan menjadi MakkiyahMadaniyah atau Makki-Madani. Namun, ada pengelompokan ayat-ayat Al-Quran selain Makki-Madani, yaitu ayat-ayat HadlariSafari, LailiNahari, dan ShoifiSyitai. As-Suyuti mencatat klasifikasi tersebut dalam Al-Itqan fi Ulumil Quran.

Ayat-ayat Hadlari-Safari

Ayat-ayat Al-Quran selain Makki-Madani yang pertama yaitu klasifikasi ayat Hadlari-Safari. Hadlari (الحضري)  sendiri secara etimologi berasal dari kata حضر yang memiliki arti hidup menetap. Dari asal kata tersebut, dapat disimpulkan Hadlari adalah ayat yang turun ketika Rasululllah Saw. berada di rumahnya atau tidak sedang bepergian.

Sedangkan Safari (السفري) adalah lawan dari Hadlari yang akarnya dari kataسفر  yang mempunyai makna bepergian. Berarti Safari adalah ayat al-Quran yang turun ketika Rasulullah Saw. sedang bepergian.

Baca Juga: Inilah Definisi dan Ciri-Ciri Ayat Makki dan Madani

Contoh dari ayat Hadlari itu banyak sekali, karena ayat Al-Quran itu lebih banyak turun ketika Rasulullah Saw. tidak bepergian. Sedang contoh yang langka adalah ayat yang turun ketika Rasulullah Saw. sedang bepergian (safari).

Salah satu contoh ayat Safari adalah ayat tayammum dalam QS. Al-Maidah [5]: 6. Dalam kitab Tafsir Al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili dijelaskan bahwa ayat tersebut turun di suatu tempat bernama Dzat al-Jaisy atau al-Baida’ ketika kalung Aisyah ra. jatuh dan menyebabkan rombongan Rasulullah Saw. dan para sahabat yang sedang bepergian dalam perang Bani Musthaliq atau perang Muraisi’ itu tertahan. Mereka mencari kalung Aisyah ra. tersebut namun tidak dapat menemukannya hingga harus menginap sampai subuh tiba. Ketika waktu subuh tiba, Rasululllah Saw. dan sahabatnya tidak dapat menemukan air untuk berwudu. Maka turunlah ayat tersebut sebagai rukhsah bagi mereka.

Klasifikasi ayat-ayat Makki-Madani dan HadlariSafari itu masih mempertimbangkan aspek tempat turunnya. Ada juga kategorisasi ayat-ayat selain Maki-Madani yang mempertimbangkan aspek waktu turunnya ayat tersebut. Pertimbangan ini menghasilkan empat pengelompokan ayat al-Quran, yaitu LailiNahari dan ShoifiSyitai.

Baca Juga: Makkiy dan Madaniy dalam Pandangan Nashr Hamid Abu Zaid

Ayat-ayat Laili-Nahari

Dilihat dari akar katanya saja, kita dapat menyimpulkan bahwa Laili (الليلي) berarti ayat Al-Quran yang turun pada malam hari. Sedangkan, Nahari (النهاري) adalah ayat al-Quran yang turun pada siang hari.

Contoh ayat yang turun pada malam hari adalah ayat tentang pemindahan arah kiblat Q.S. Al-Baqarah [2]: 144. Hal ini berdasarkan hadits dalam kitab Shahih Ibnu Hibban yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar ra. berikut ini:

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، قَالَ: بَيْنَمَا النَّاسُ بِقُبَاءَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ، إِذْ جَاءَهُمْ آتٍ، فَقَالَ لَهُمْ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَنْزَلَ عَلَيْهِ اللَّيْلَةَ قُرْآنٌ، وَقَدْ أُمِرَ أَنْ يَسْتَقْبِلَ الْكَعْبَةَ، فَاسْتَقْبِلُوهَا، وَكَانَتْ وُجُوهُهُمْ إِلَى الشَّامِ، فَاسْتَدَارُوا إِلَى الْكَعْبَةِ»

Artinya: “Ketika orang-orang sedang berada di Quba dan melakukan shalat shubuh, tiba-tiba datang orang asing dan berkata, ‘Sesungguhnya telah diturunkan kepada Rasulullah Saw. ayat al-Quran pada malam ini dan Rasulullah diperintahkan untuk menghadap Ka’bah. Maka menghadaplah kalian semua ke Ka’bah.’ Wajah mereka awalnya menghadap ke Syam (Baitul Maqdis). Kemudian mereka memutarnya ke arah Ka’bah.” (H.R. Ibnu Hibban)

Sedangkan ayat yang turun pada siang hari atau ayat Nahari itu contohnya banyak sekali, karena ayat Nahari itu adalah pokok atau asal turunnya ayat. Dengan kata lain, ayat al-Quran itu lebih sering dan lebih banyak turun pada waktu siang hari. Sama dengan ayat Hadlari yang lebih banyak turun daripada ayat Safari.

Baca Juga: Status Makkiyah dan Madaniyah Mushaf Standar Indonesia, Apakah Berbeda dengan Mushaf Lain?

Ayat-ayat Shoifi-Syitai

Satu lagi klasifikasi ayat-ayat Al-Quran selain Makki-Madani yaitu ayat-ayat ShoifiSyitai. Keduanya bukan tentang waktu malam atau siang, tetapi melibatkan musim.

Kata shoif (الصيف) berarti musim panas atau musim kemarau. Shoifi (الصيفي) berarti ayat al-Quran yang turun pada waktu musim panas atau musim kemarau. Salah satu contoh ayat Shoifi adalah ayat Kalalah, yaitu firman Allah dalam ayat terakhir Q.S. An-Nisa’ [4]: 176. Nabi Muhammad Saw. menamai ayat ini dengan ayat as-shoif seperti yang tertera dalam kitab Shahih Muslim yang diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab ra.

عَنْ عُمَرَ: مَا رَاجَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَيْءٍ مَا رَاجَعْتُهُ فِي الْكَلَالَةِ وَمَا أَغْلَظَ فِي شَيْءٍ مَا أَغْلَظَ لِي فِيهِ حَتَّى طَعَنَ بِأُصْبُعِهِ فِي صَدْرِي وَقَالَ: “يَا عُمَرُ أَلَا تَكْفِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ الَّتِي فِي آخِرِ سُورَةِ النِّسَاءِ؟

Artinya: “Dari Umar: Aku tidak pernah berulang-ulang datang kepada Rasulullah Saw. (untuk menanyakan) tentang suatu masalah melebihi kalalah. Dan beliau tidak bersikap keras kepadaku melebihi kerasnya beliau dalam masalah kalalah, hingga beliau menusuk dadaku dengan jarinya sambil bersabda, ‘Wahai Umar! Apakah belum cukup bagimu ayat shoif yang berada di akhir surah An-Nisa’? (H.R. Bukhori)

Sedangkan kata syita’ memiliki makna musim dingin. Ayat Syitai (الشتائي) berarti ayat yang turun pada waktu musim dingin atau musim hujan. Di antara contoh ayat yang turun pada musim dingin adalah QS. An-Nur [24]: 11-26. Dalam kitab Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran, Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani menyebutkan bahwa di dalam kitab hadis Shahih Bukhari, Aisyah ra. menjelaskan bahwa ayat tentang peristiwa berita bohong tersebut turun pada waktu musim dingin. Penjelasan ini juga sesuai dengan keterangan dalam kitab al-Itqan fi Ulum al-Quran karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi.

Itulah pengelompokan turunnya ayat al-Quran selain Makki-Madani. Semoga klasifikasi ini dapat memudahkan para pengkaji Al-Quran dan tafsir dalam memahami ayat-ayat Al-Quran. Wallahu A’lam

Ahmad Qoys Jamalallail
Ahmad Qoys Jamalallail
santri PP. Al-Bidayah Jember dan siswa MAN 1 Jember. Minat kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...