BerandaUlumul QuranPenjelasan Tentang Nama Al Quran: An-Nur dan Al-Huda

Penjelasan Tentang Nama Al Quran: An-Nur dan Al-Huda

Begitu banyak nama yang disandangkan kepada Al-Quran, sebagaimana telah diulas pada artikel-artikel terdahulu. Nama lain lagi dari Al-Quran adalah An-Nur (النور). Hal ini seperti yang disebutkan oleh Allah di dalam QS. Al-Nisa’ [4]: 174:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ نُورٗا مُّبِينٗا

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).

Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran dinamai pula An-Nur (النور)? An-Nur adalah cahaya yang menerangi di dalam kegelapan. Seseorang yang berada di dalam kegelapan tidak akan mampu menemukan jalan keluar. Seseorang yang pikirannya gelap tidak akan mampu memikirkan sesuatu jalan keluar dalam hidupnya. Seseorang yang hatinya gelap tidak akan mampu merasakan sesuatu kebenaran dengan hatinya itu. Al-Quran memancarkan cahaya (Nur Allah) kepada seluruh umat manusia yang mengimani dan memprcayapai Al-Quran.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Nama Al-Quran: Az-Zikr dan Al-Kitab

Al-Quran sebagai An-Nur memberikan pancaran sinar yang terang benderang kepada manusia yang mengimani dan mengamalkannya sehingga dia selalu berada di jalan yang benar. Al-Qur’an sebagai cahaya memberikan pancaran sinar yang terang benderang dalam pikiran manusia yang mengimani dan mengamalkannya sehingga dia selalu berpikir yang positif dan melahirkan pendapat-pendapat mencerahkan.

Al-Quran sebagai An-Nur memberikan pancaran sinar yang terang benderang di dalam hati manusia yang mengimani dan mengamalkannya sehingga dia selalu merasakan yang benar dan memberi petunjuk kepada hatinya untuk melakukan yang benar.

Firman-firman Allah yang terdapat di dalam Al-Qur’an semuanya menjadi cahaya (Nur) yang memberi sinar, cahaya, pencerahan bagi manusia. Manusia yang mengimani dan mengamalkan Al-Qur’an senantiasa mendapatkan cahaya (Nur) dari Allah sehingga dia selalau dalam kebenaran, tidak dalam kegelapan. Manusia yang tidak mengimani dan mengamalkan Al-Qur’an adalah manusia yang selalu menyimpan dari jalan Allah, karena selalu dalam kegelapan.

Nama lain lagi dari Al-Qur’an adalah Al-Huda (الهدى). Nama ini telah ditunjukkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, surat Fushshilat [41]: 44:

وَلَوۡ جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَانًا أَعۡجَمِيّٗا لَّقَالُواْ لَوۡلَا فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥٓۖ ءَا۬عۡجَمِيّٞ وَعَرَبِيّٞۗ قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَقۡرٞ وَهُوَ عَلَيۡهِمۡ عَمًىۚ أُوْلَٰٓئِكَ يُنَادَوۡنَ مِن مَّكَانِۢ بَعِيدٖ

Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”.

Penamaan Al-Quran sebagai Al-Huda sangat erat kaitannya dengan fungsi dan peranan Al-Qur’an. Salah satu fungsi Al-Qur’an adalah memberi petunjuk, memberi tuntunan, memberi panduan, memberi pedoman, dan memberi arahan bagi seluruh kaum mukmin untuk nenuju ke jalan yang benar, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditunjuk Allah untuk menuju surga.

Baca Juga: Nama-Nama Al-Quran dan Tujuannya

Al-Quran sebagai Al-Huda bagaikan sebuah buku petunjuk yang sangat lengkap dan komprehensif yang dapat menunjukkan kepada manusia jalan yang benar, jalan yang harus ditempuh yang sesuai dengan kehendak Allah. Untuk itu, Al-Quran harus dibaca, dipahami, dan diamalkan sehingga manusia dapat mengikuti petunjuk itu ke jalan yang benar.

Al-Quran sebagai Al-Huda bagaikan seseorang yang memiliki pancaindera yang sangat lengkap yang dapat menuntun manusia yang tidak memiliki pancaindera yang lengkap. Al-Quran dapat mengantar manusia ke jalan yang benar dengan kelengkapan yang dimilikinya. Manusia mendapatkan Al-Quran adalah orang-orang yang buta yang tidak dapat memilih mana jalan yang benar. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai penuntun yang memiliki kekuatan dan kelengkapan untuk membawa manusia yang buta untuk menuju ke jalan yang benar.

Al-Quran sebagai Al-Huda menjadi panduan, pedoman, arahan, dan kompas bagi manusia yang hidup di dunia yang sangat luas ini untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai. Manusia dalam hal ini bagaikan perahu yang berlayar menuju ke suatu tempat tujuan. Perahu yang tidak memiliki panduan dan kompas, dapat dipastikan tidak dapat sampai tujuan dengan benar. Sebaliknya perahu yang memiliki kompas akan dapat berlayar dengan baik menuju tempat tujuannya. Al-Quran berfungsi sebagai kompas bagi manusia untuk menuju ke tujuan yang telah ditentukan. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...