Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 48-49 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai orang-orang yang menganggap Nabi Muhammad SAW gila, penyair, sihir dan sebagainya. Kedua berbicara mengenai orang-orang musyrik yang tidak percaya adanya hari kebangkitan.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 45-47
Ayat 48
Allah swt lalu memerintahkan Rasulullah agar memperhatikan bagaimana kaum musyrikin membuat perumpamaan bagi dirinya, seperti mengatakan bahwa beliau gila, penyair, kena sihir, dan sebagainya.
Dengan demikian, mereka telah menjadi sesat, dan tidak akan mendapat petunjuk karena telah menyimpang dari jalan yang benar. Berbagai perumpamaan yang mereka berikan kepada Nabi Muhammad saw ketika mendengarkannya membacakan Al-Qur’an, adalah pernyataan yang lahir dari sikap mental mereka terhadap wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.
Mereka sebenarnya tidak mau mengakui kebenaran wahyu yang dibacakan Rasulullah, karena membawa keterangan-keterangan yang bertentangan dengan kepercayaan yang diwarisi secara membabi buta dari nenek moyang mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak bisa diharapkan lagi untuk mendapat petunjuk dan bimbingan dari wahyu, karena hati mereka telah diselubungi oleh noda-noda kemusyrikan yang luar biasa.
Baca juga: Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 28-30: Kecaman terhadap Kaum Musyrikin Mekah
Ayat 49
Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya apa yang dikatakan oleh kaum musyrikin Mekah mengenai hari kebangkitan.
Mereka mengatakan bahwa apabila mereka telah mati dan menjadi tulang belulang yang lapuk dan tidak utuh lagi, apakah benar mereka akan dibangkitkan kembali seperti makhluk semula. Dari perkataan mereka ini tampak bahwa mereka tidak mau mempercayai adanya hari kebangkitan.
Menurut kepercayaan mereka, apabila manusia telah mati dan menjadi tulang belulang yang bercerai-berai, apalagi telah hancur luluh, tidak mungkin akan terkumpul kembali dan menjadi makhluk semula yang hidup seperti sediakala.
Inilah yang menjadi sebab utama mengapa mereka menolak kebenaran wahyu dan kerasulan Muhammad saw. Keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan ini disebabkan oleh sikap mereka yang menyamakan sesuatu yang berada di luar kemampuan pikiran mereka dengan kejadian yang biasa dialami sehari-hari.
Padahal kekuasaan untuk membangkitkan kembali semua makhluk berada di tangan Allah swt yang semula menciptakannya. Semua itu berada di luar kemampuan pikiran atau akal mereka. Jika mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah di langit, di bumi, dan di semua benda-benda di sekeliling mereka, pasti mereka akan membenarkan kejadian hari kebangkitan itu.
Allah swt berfirman:
يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ ١٠ ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ ١١ قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ ١٢
(Orang-orang kafir) berkata, ”Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?” Mereka berkata, ”Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.” (an-Nazi’at/79: 10-12)
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ٧٨ قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ ٧٩
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, ”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah (Muhammad), ”Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 50-51
(Tafsir Kemenag)