BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Naml ayat 4-6

Tafsir Surah An-Naml ayat 4-6

Tafsir Surah An-Naml ayat 4-6 menerangkan tentang tingkah laku dan perbuatan orang-orang  kafir yang menyekutukan Allah serta balasan yang akan mereka rasakan. Tafsir Surah An-Naml ayat 4-6 dijelaskan bahwa balasan terhadap mereka berupa siksaan yang amat pedih.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah An-Naml ayat 1-3


Ayat 4

Pada ayat-ayat yang lalu, Allah menerangkan beberapa sikap orang-orang mukmin yang memperoleh petunjuk dan hidayah dari Allah. Ayat ini menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir, yang tidak mau beriman kepada adanya hari akhirat, dan akibat yang akan mereka rasakan.

Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat adalah mereka yang tidak yakin akan adanya hari Kiamat, tidak yakin bahwa semua manusia akan kembali kepada Allah melalui kematian, tidak yakin akan dibangkitkan kembali pada hari penghisaban, serta tidak percaya akan adanya pahala sebagai balasan amal baik dan siksa sebagai balasan amal buruk.

Mereka hidup di dunia tanpa mengekang hawa nafsu, dan amat cinta kepada kenikmatan duniawi, seakan-akan hidup di dunia ini satu-satunya kehidupan bagi mereka. Mereka tidak mengenal halal dan haram, serta tidak memikirkan tanggung jawab di akhirat. Segala tingkah laku tersebut mereka anggap baik. Padahal mengikuti hawa nafsu berarti mengikuti ajaran setan yang sesat lagi menyesatkan. Dengan demikian, mereka pun hidup dan bergelimang dalam kesesatan. Hal ini adalah balasan bagi mereka karena keingkarannya itu.

Ayat 5

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa mereka akan menerima siksa yang buruk di dunia dan di akhirat. Hal ini merupakan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang tidak beriman dengan hari akhirat itu. Ayat ini juga merupakan peringatan bagi seluruh manusia.

Siksa di dunia dapat terjadi dengan adanya bermacam-macam bencana alam seperti banjir, gempa bumi, peperangan yang membawa korban manusia dan harta benda, dan lain-lain. Siksaan dunia ini juga dapat berupa siksaan batin atau jiwa yang dialami secara perorangan, meskipun di antara mereka ada yang sudah memenuhi berbagai kebutuhan hidup dunianya, bahkan ada yang sudah lebih dari cukup. Namun demikian, hidupnya tidak bahagia dan selalu resah, jiwa mereka kosong, serta tidak punya tujuan hidup karena tidak percaya pada hari akhirat.

Dalam kehidupan hari akhirat nanti, mereka sangat merugi dan menjadi penghuni neraka selamanya. Masing-masing menerima balasan siksa yang setimpal sesuai dengan amal buruk mereka. Karena pedihnya siksaan tersebut, mereka lalu memohon keringanan dari malaikat penjaga neraka agar tidak disiksa meskipun hanya sehari. Hal ini disebutkan Allah dalam firman-Nya:

وَقَالَ الَّذِيْنَ فِى النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوْا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ الْعَذَابِ

Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja.” (Gafir/40: 49).

Ayat 6

Tafsir Surah An-Naml ayat 4-6 dalam ayat 6 ini, Allah berfirman kepada Nabi Muhammad untuk memberitahukan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada beliau dengan perantaraan Malaikat Jibril untuk dipahami, dihafal, dan diajarkan kepada umatnya serta dilaksanakan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Al-Qur’an bukanlah ciptaan Nabi ditegaskan dalam firman-Nya:

وَالنَّجْمِ اِذَا هَوٰىۙ   ١  مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰىۚ   ٢  وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى  ٣  اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ   ٤  عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰىۙ   ٥  ;

Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. (an-Najm/53: 1-5).

Jelaslah bahwa Al-Qur’an dari Allah Yang Mahabijaksana dalam segala tindakan terhadap makhluk-Nya, Maha Mengetahui keadaan mereka dan apa-apa yang baik bagi mereka. Beritanya adalah benar dan hukum-Nya adalah adil, sebagaimana Allah telah berfirman:;

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًا

Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. (al-An’am/6: 115).

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah An-Naml ayat 7-9


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...