Di dalam Tafsir Surah At-Tur Ayat 22-25 ini masih menggambarkan kebahagiaan yang diperoleh dari orang-orang yang hidup di syurga. Allah swt memberikan makanan yang lezat dan disenangi manusia selama di dunia seperti buah-buahan dan daging. Selain itu, dalam Tafsir Surah At-Tur Ayat 22-25 ini, saat di syurga manusia boleh meminum khamr yang dilarang saat hidup di dunia. Khamr di syurga tidak memabukkan seperti yang ada di dunia.
Allah juga mengizinkan para penghuni syurga untuk saling berkunjung dan bercerita tentang apa saja yang dihindari mereka saat di dunia. Bahkan sebagai ganjarannya para penghuni syurga memiliki pelayan-pelayan yang baik dan ramah. Begitulah keindahan hidup di syurga yang digambarkan dalam Tafsir QS. At-Tur Ayat 22-25.
Baca Juga: Cara Jamuan Disuguhkan untuk Ahli Surga dalam Surah Al-Insan Ayat 5
Ayat 22
Selanjutnya pada ayat ini Allah menyebutkan bahwa Dia menambah-kan kesenangan penghuni surga tersebut dari waktu ke waktu dengan apa yang mereka inginkan, seperti disediakannya berbagai macam buah-buahan dan daging yang lezat, sekalipun mereka tidak memintanya.
Mengapa Allah swt menyebutkan buah-buahan dan daging, tidak menyebutkan berbagai macam makanan yang lain karena buah-buahan dan daging merupakan makanan yang disenangi dan mengandung gizi yang diperlukan bagi tubuh dan sangat disenangi di dunia. Jadi Allah memberi semua yang menjadi kesenangan manusia.
Ayat 23
Dalam ayat ini Allah swt menggambarkan tentang kegembiraan mereka di surga yaitu mereka masing-masing mengambil gelas minuman mereka. Mereka duduk sambil bersulang dengan teman-teman mereka, bersenda-gurau seperti terjadi dalam suatu kelompok sahabat, sebagai gambaran betapa riang-gembiranya mereka.
Minuman khamar di akhirat tidak memabukkan seperti halnya dengan khamar di dunia, dan tidak pula menyebabkan orang berbicara melantur tak tentu arah atau mabuk seperti peminum di dunia. Allah swt telah menjelaskan dalam ayat lain, yakni tentang khamar di akhirat dan sedap rasa makanan yaitu ayat yang berbunyi dalam firman-Nya:
بَيْضَاۤءَ لَذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَۚ ٤٦ لَا فِيْهَا غَوْلٌ وَّلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُوْنَ ٤٧
(warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya. (as-Shaffat/37: 46-47)
Dan firman-Nya:
لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ ١٩
Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. (al-Waqi’ah/56: 19)
Baca Juga: Zanjabil dan Kafur: Dua Minuman Surga yang Disebutkan dalam Al-Qur’an
Ayat 24
Ayat ini menjelaskan bahwa penghuni surga dikelilingi oleh pelayan-pelayan yang muda belia yang membawa minuman. Pelayan-pelayan itu selalu siap diperintah. Mereka tampan dan cantik seperti mutiara yang berkilauan indah dan tersimpan dalam tempat yang tersembunyi. Dalam ayat yang lain yang sama, artinya Allah menjelaskan:
يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ ١٧ بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ ١٨
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir. (al-Waqi’ah/56: 17-18)
Terkait dengan ayat ini Qatadah berkata, “Saya mendengar kabar Rasulullah ditanya tentang pelayan surga yang seperti mutiara, maka bagaimana dengan yang dilayani?” Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ فَضْلَ مَا بَيْنَهُمْ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَا ئِرِ الْكَوَاكِبِ. (رواه ابن جرير و ابن المنذر)
“Demi Allah bahwa perbedaan kelebihan antara mereka, seperti kelebihan malam bulan purnama atas semua bintang.” (Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir)
Diriwayatkan bahwa derajat yang paling rendah di surga ialah orang yang bilamana ia memanggil pelayannya, maka datanglah seribu pelayan berdiri di pintunya, dengan menjawab. Labbaik, labbaik (ya . . . ya . . . ).”
Ayat 25
Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa penghuni surga itu saling mendatangi penghuni yang lain baik antara bapak, ibu dan keluarga mereka yang seiman di dunia dan juga dengan penghuni surga yang lain, bertanya tentang keadaan mereka di dunia dahulu, yaitu meliputi ibadah atau seputar berbagai upaya nahi munkar karena takutnya mereka akan azab Allah swt ketika hidup di dunia. Kemudian mereka memuji Allah swt yang telah menghilangkan sedih, pilu, duka dan kegelisahan mereka. Mereka di surga tidak lagi merasakan kesusahan dan kesukaran mencari nafkah hidup atau mencari rezeki dan segala hal yang berkenaan dengan kehidupan. Mereka hanya tinggal menikmati berbagai kesenangan saja.
Diriwayatkan bahwa Anas berkata sebagai berikut:
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ اِذَا دَخَلَ اَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ اشْتَاقُوْا اِلَى الاِخْوَانِ فَيَجِيْئُ سَرِيْرُ هٰذَا حَتىَّ يُحَاذِيَ سَرِيْرُ هٰذَا فَيَتَحَدَّثَانِ فَيَتَّكِئُ ذَا وَيَتَّكِئُ ذَا فَيَتَحَدَّثَانِ بِمَا كَانَا فِى الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَحَدُ هُمَا لِصَاحِبِهِ يَافُلاَنُ أَتَدْرِي اَيُّ يَوْمٍ غَفَرَ اللهُ لَنَا؟ اَلْيَوْمَ الَّذِي كُنَّا فِي مَوْضِعِ كَذَا وَكَذَا فَدَعَوْنَا اللهَ فَغَفَرَلَنَا. (رواه البزار)
Rasulullah saw bersabda, “Apabila penghuni surga telah memasuki surga dan mereka rindu kepada kawan-kawan mereka, lalu datanglah sofa seseorang mendekat hingga berhadapanlah dengan sofa yang lainnya keduanya duduk santai sambil bercakap-cakap dan membicarakan amal mereka di dunia dahulu. Maka berkatalah seseorang dari mereka, “Hai fulan, tahukah engkau pada hari apa Tuhan mengampuni kita? Pada hari di tempat, di mana kita berdoa kepada Allah kemudian kita diampuni-Nya.” (Riwayat al-Bazzar)
(Tafsir Kemenag)
Baca Juga: 7 Sifat-Sifat Penghuni Surga Menurut Al-Qur’an