BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yunus Ayat 3

Tafsir Surah Yunus Ayat 3

Tafsir Surah Yunus Ayat 3 berbicara mengenai penciptaan alam semesta dengan segala keteraturannya. Selain itu dijelaskan pula mengenai bantahan terhadap orang kafir yang menuduh al-Qur’ann sebagai sihir.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 1-2


Ayat 3

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur perjalanan planet dan benda-benda angkasa lainnya, sehingga satu sama lain tidak saling berbenturan.

Dia pula yang menciptakan bumi dan segala isi yang terkandung di dalamnya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, semuanya diciptakan dalam enam masa yang hanya Allah sendiri yang mengetahui berapa lama waktu enam masa yang dimaksud itu. Setelah menciptakan langit dan bumi,

Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana), dan dari ‘Arsy ini Dia mengatur dan mengurus semua makhluk-Nya.

Ketika Rasulullah saw ditanya tentang ‘Arsy, beliau mengatakan:

قَالَ: كَانَ الله ُوَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ قَبْلَهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَكَتَبَ فِى الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ

(رواه البخاري في كتاب التوحيد)

Bersabda Rasulullah, “Dahulu, Allah telah ada, dan belum ada sesuatupun sebelum-Nya dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi, dan menulis segala sesuatu di Lauh Mahfµz.” (Riwayat al-Bukhari dalam Kitab at-Tauhid)

Selanjutnya Allah menerangkan bukti lainnya yang membantah pendapat orang-orang kafir bahwa Al-Qur’an itu adalah sihir, yaitu Dialah yang memiliki dan menguasai segala sesuatu dengan kekuasaan yang tidak terbatas.

Dia dapat berbuat sesuai dengan apa yang dikendaki-Nya. Tidak ada sesuatu makhluk pun—walaupun ia seorang rasul atau malaikat—dapat memberikan syafa’at kecuali dengan izin-Nya.

Yang dimaksud dengan “syafa’at” disini ialah pertolongan para malaikat, nabi dan orang-orang saleh kepada manusia pada Hari Kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari azab Allah jika Allah memerintahkan atau mengizinkannya.

Ayat ini membantah dakwaan orang-orang kafir bahwa berhala yang mereka sembah selain Allah dapat memberi syafa’at kepada mereka di Hari Kiamat. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah:

وَكَمْ مِّنْ مَّلَكٍ فِى السَّمٰوٰتِ لَا تُغْنِيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اَنْ يَّأْذَنَ اللّٰهُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْضٰى

Dan betapa banyak malaikat di langit, syafa’at (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridai. (an-Najm/53: 26)

Syafa’at yang paling dirasakan manfaatnya oleh seseorang hamba ialah syafa’at yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw, kepada seseorang yang hati dan jiwanya mengakui keesaan Allah. Abu Hurairah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw, lalu Rasulullah menjawab:

 أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله ُخَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ وَنَفْسِهِ

(رواه البخاري عن أبي هريرة)

Manusia yang paling bahagia dengan syafa’atku pada Hari Kiamat, ialah orang-orang yang mengucapkan: “La ilaha illallah” yang timbul dari hati dan jiwa yang bersih.” (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)


Baca juga: Sisi lain dari Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw, Tafsir Alternatif Surah Al-Isra ayat 1


Allah menegaskan kepada orang-orang kafir, apakah mereka tidak ingat dan tidak memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang nyata ini, bahwa yang menciptakan alam ini adalah Allah sendiri,

Dia yang mengatur segala urusan dari atas ‘Arsy-Nya, dan Dia yang memberikan syafa’at kepada orang yang dikehendaki-Nya. Itulah Tuhan yang wajib disembah, tidak ada tuhan yang lain selain Dia. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, baik dalam penciptaan langit dan bumi, maupun dalam penyembahan-Nya.

Walaupun orang-orang Jahiliyah mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan alam ini, tidak bersekutu dengan siapapun, tetapi mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain dalam menyembah-Nya. Mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 4


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...