Pada Tafsir Surat Adz-Dzariyat Ayat 17-19 ini berkaitan dengan penafsiran sebelumnya yakni ayat 15-16. Dalam Tafsir Surat Adz-Dzariyat Ayat 17-19 menjelaskan secara rinci bagaimana dan apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa sehingga mendapat balasan surga. Diantara amalan yang dilakukan oleh orang bertakwa yang dijelaskan dalam Tafsir Surat Adz-Dzariyat Ayat 17-19 ini yaitu, mengisi waktu malamnya dengan sholat Tahajjud, memohon ampun pada waktu sahur, serta mengelurakan harta mereka dengan zakat dan infaq. Tidak hanya itu, orang bertakwa juga memandang tanda-tanda kuasa Alllah yang bertebaran di muka bumi ini dengan hati nuraninya.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surat Adz-Dzariyat Ayat 9-16
Ayat 17-18
Ayat ini menerangkan tentang sifat-sifat orang yang takwa, yaitu sedikit sekali tidur pada waktu malam karena mengisi waktu dengan salat Tahajud. Mereka dalam melakukan ibadah tahajudnya merasa tenang dan penuh dengan kerinduan, dan dalam munajatnya kepada Allah sengaja memilih waktu yang sunyi dari gangguan makhluk lain seperti dua orang pengantin baru dalam menumpahkan isi hati kepada kesayangannya, tentu memilih tempat dan waktu yang nyaman dan aman, bebas dari gangguan siapa pun.
Mereka ingat bahwa hidup berkumpul dengan keluarga dan yang lainnya tidak dapat berlangsung selama-lamanya. Bila telah tiba ajal, pasti berpisah, masuk ke dalam kubur, masing-masing sendirian saja. Oleh karena itu, sebelum tiba waktu perpisahan, mereka merasa sangat perlu mengadakan hubungan khidmat dan mahabbah dengan Tuhan Yang Mahakuasa, satu-satunya penguasa yang dapat memenuhi segala harapan.
Di akhir-akhir malam (pada waktu sahur) mereka memohon ampun kepada Allah. Sengaja dipilihnya waktu sahur itu oleh karena kebanyakan orang sedang tidur nyenyak, keadaan sunyi dari segala kesibukan sehingga mudah menjalin hubungan dengan Tuhannya.
Baca Juga: Keutamaan Shalat Tahajud, Tafsir Surat Al-Isra Ayat 79
Ayat 19
Ayat ini menjelaskan bahwa di samping mereka melaksanakan salat wajib dan sunah, mereka juga selalu mengeluarkan infaq fi sabilillah dengan mengeluarkan zakat wajib atau sumbangan derma atau sokongan sukarela karena mereka memandang bahwa pada harta-harta mereka itu ada hak fakir miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta bagian karena merasa malu untuk meminta.
Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah hadis dari Abµ Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw pernah menerangkan siapa saja yang tergolong orang miskin, dengan sabdanya:
لَيْسَ الْمِسْكِيْنُ الَّذِيْ تَرُدُّهُ التَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ وَاْلأَكْلَةُ وَاْلأَكْلَتَانِ قِيْلَ فَمَنِ الْمِسْكِيْنُ؟ قَالَ: الَّذِيْ لَيْسَ لَهُ مَا يُغْنِيْهِ وَلاَ يُعْلَمُ مَكَانُهُ فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ فَذٰلِكَ الْمَحْرُوْمُ. (رواه ابن جرير عن أبو هريرة)
Bukanlah orang miskin itu yang tidak diberi sebiji dan dua biji kurma atau sesuap dan dua suap makanan. Beliau ditanya, “(Jika demikian) siapakah yang dinamakan miskin itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mempunyai apa yang diperlukan dan tidak dikenal tempatnya sehingga tidak diberikan sedekah kepadanya. Itulah orang yang mahrµm tidak dapat bagian.” (Riwayat Ibnu Jar³r dari Abµ Hurairah);Di dalam Al-Qur’an terdapat tiga kelompok ayat yang selalu berdampingan, tidak dapat dipisahkan, yaitu perintah untuk salat dan mengeluarkan zakat, perintah agar taat kepada Allah dan rasul-Nya, dan perintah untuk bersyukur kepada Allah dan kedua ibu-bapak.
Setelah Allah menerangkan sifat-sifat orang yang bertakwa, maka Allah menjelaskan bahwa mereka itu melihat dengan hati nurani tanda-tanda kekuasaan Allah pada alam kosmos, pada alam semesta yang melintang di sekelilingnya, di bumi dan di langit sehingga memiliki ketenangan jiwa, sebagai tanda seorang yang sudah makrifah kepada Allah.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya: Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 20-23