BerandaTafsir TahliliTafsir Surat Al A'raf ayat 24-27

Tafsir Surat Al A’raf ayat 24-27

Dalam tafsir surat Al A’raf ayat 24-27 ini menceritakan bahwa Allah menerima taubat Adam dan istrinya. Namun meskipun begitu Adam dan Hawa tetap diperintah untuk keluar dari surga dengan diperkuat imannya oleh Allah. 

Selain itu tafsir surat Al A’raf ayat 24-27 juga membahas seruan Allah kepada keturunan Adam agar senantiasa mengingat nikmat yang telah diberikan dan menghindar dari perbuatan maksiat.


Baca juga: Tafsir Surat Al A’raf ayat 18-23


Ayat 24-25

Allah kemudian menerima tobat Adam dan istrinya, dan memerintahkan keduanya keluar dari surga dan turun ke bumi. Allah memperkuat imannya dan menerima tobatnya karena nabi itu ma’shum (terpelihara dari dosa), bisa salah tetapi tidak bisa terjadi kesalahan karena dikoreksi Allah. Setelah tobatnya diterima, ia menjadi orang pilihan kembali dan mendapatkan bimbingan dari Allah, seperti dalam firman-Nya:

وَعَصٰىٓ اٰدَمُ رَبَّهٗ فَغَوٰى ۖ  ١٢١  ثُمَّ اجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدٰى   ١٢٢  قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيْعًا

… dan telah durhakalah Adam kepada Tuhannya, dan sesatlah dia. Kemudian Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. Dia (Allah) berfirman, ”Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama…”   (Thaha/20: 121-123)

Telah menjadi sunatullah bahwa setiap perbuatan buruk akan mempunyai akibat yang buruk pula. Di bumi ini akan terjadi permusuhan, sebagian akan menjadi musuh dari sebagian yang lain. Iblis dan kawan-kawannya akan selalu memusuhi anak-cucu Adam. Sebaliknya anak-cucu Adam harus selalu waspada dan tetap memandang dan menjadikan Iblis itu musuh yang sangat berbahaya, karena kalau tidak mereka akan dijebloskan ke dalam neraka. Allah berfirman:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir/35: 6)

Mereka akan tinggal dan menetap di bumi dilengkapi dengan sumber penghidupan yang menjadi kesenangannya sampai kepada waktu yang telah ditentukan oleh Allah, yaitu pada waktu berakhirnya ajal dan tibanya hari Kiamat sesuai dengan firman Allah:

وَلَقَدْ مَكَّنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ

Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu… (al-A’raf/7: 10)

Ayat 26-27

Pada ayat ini, Allah menyeru kepada anak-cucu Adam dan memperingatkan nikmat yang begitu banyak yang telah dianugerahkan-Nya agar mereka tidak melakukan maksiat, tetapi hendaklah mereka bertakwa kepada-Nya, dimana saja mereka berada, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw:

(اِتَّقِ الله َ حَيْثُمَا كُنْتَ (رواه الترمذي عن معاذ بن جبل

“Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.” (Riwayat at-Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal)

Allah yang menurunkan hujan dari langit, yang menyebabkan tumbuhnya kapas, rami, wool dan sebagainya yang kesemuanya itu dapat dijadikan bahan pakaian sesudah diolah untuk dipakai menutupi aurat kita, tubuh kita dan untuk menahan panas dan dingin dan dipakai dalam peperangan untuk menahan senjata (baju besi) pakaian juga bisa dijadikan keindahan sebagai perhiasan, satu hal yang disukai oleh Allah sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

(اِنَّ الله َ جَمِـيْلٌ يُـحِبُّ الْجَمَـالَ (رواه مسلم والترمذي عن ابن مسعود

“Sesungguhnya Allah itu sangat indah, menyenangi keindahan.” (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)

Ini semua merupakan pakaian dan keindahan lahiriah. Di samping itu ada lagi macam pakaian yang sifatnya rohaniah yang jauh lebih baik dari pakaian lahiriah tadi, karena ia dapat menghimpun segala macam kebaikan, yaitu takwa kepada Allah.

Sabda Nabi Muhammad saw:

(عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ فَإِنَّهَا جَمَاعُ كُلِّ خَيْرٍ (رواه أبو يعلى عن أبي سعيد

“Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah, karena sesungguhnya takwa itu menghimpun segala kebaikan”. (Riwayat Abu Ya’la dari Abu Sa’id)

Dengan takwa itu, Allah senantiasa memberikan kepada kita petunjuk untuk dapat mengatasi dan keluar dari kesulitan yang dihadapi. Dia akan memberikan kepada kita rezeki dari arah yang tidak terduga-duga sebelumnya dan selalu dimudahkan urusan kita, sebagaimana firman Allah:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ  ٢  وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (at-Thalaq/65: 2-3)

Firman Allah:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا

Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya. (At-Thalaq/65: 4)

Segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah seperti memberikan pakaian adalah tanda bagi kekuasaan Allah dan membuktikan kebaikan-Nya kepada anak cucu Adam a.s. maka pada tempatnyalah kalau kita selalu mengingat Allah, mensyukuri nikmat-Nya, menjauhi ajakan setan dan tidak berlebihan dalam ucapan dan lain sebagainya.

 


Baca juga: Tafsir Surat Al A’raf ayat 18-23


(Tafsir Kemenag)

 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...