Tafsir Surah Yusuf ayat 35-40 mengisahkan tentang Yusuf dan dua pemuda bekas tukang siram kebun raja dan bekas bendahara raja ketika di penjara. Selengkapnya baca Tafsir Surah Yusuf ayat 35-40 di bawah ini…..
Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 19-20: Kesabaran Nabi Yusuf Saat Jadi Korban Human Trafficking
Ayat 35
Ayat ini menerangkan bahwa menteri beserta istrinya telah melihat bukti-bukti bahwa Yusuf adalah orang baik, jujur, dan mempunyai akhlak yang mulia serta mempunyai keimanan dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhannya. Selama mereka bergaul dengan Yusuf, tidak pernah mereka melihat perbuatan Yusuf yang salah. Nyata bagi mereka, bahwa Yusuf selalu dipelihara Tuhannya dan dilindungi-Nya dari perbuatan-perbuatan yang keji. Walaupun dia dituduh, dibujuk, dan diancam namun Yusuf tetap tenang dan selalu meminta perlindungan kepada Tuhannya.
Hal seperti itu bukan saja diketahui dengan jelas oleh menteri dan istrinya, tetapi juga oleh seluruh keluarga istana. Sungguh pun begitu, Yusuf tetap dimasukkan ke dalam penjara untuk waktu yang tidak ditentukan sebagai pelaksanaan dari permintaan istrinya, agar dianggap oleh orang banyak bahwa Yusuf bersalah, padahal istrinya yang bersalah. Yusuf tidak merasa sengsara dan hina dalam penjara. Dengan pergaulan dalam penjara itu, Yusuf bertambah kuat imannya, bertambah tabah hati dan jiwanya, makin banyak rahasia manusia yang diketahuinya, dan makin besar keagungan Allah yang dirasakannya.
Ayat 36
Ayat ini menerangkan bahwa bersama-sama dengan Yusuf masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Menurut riwayat, kedua pemuda itu ialah bekas tukang siram kebun raja dan bekas bendahara raja. Keduanya dimarahi karena bersalah dan dimasukkan ke dalam penjara. Pada suatu ketika, Yusuf melihat kedua pemuda itu duduk dengan bersedih hati seperti orang melamun. Maka Yusuf menyapa kedua pemuda itu, “Mengapa kalian dalam keadaan begini?” Jawab mereka, “Kami tadi malam bermimpi yang aneh dan ajaib, sehingga kami gelisah dan sedih seperti yang engkau lihat ini.
Kami tidak tahu apa tafsir mimpi kami ini.” Yusuf berkata kepada keduanya, “Tafsir mimpi kamu itu hanya Allah yang mengetahuinya, cobalah ceritakan kepada saya apa mimpi kalian.” Maka salah seorang dari keduanya bercerita tentang mimpinya dan katanya, “Saya bermimpi bahwa saya sedang berada dalam sebuah kebun anggur yang sangat lebat buahnya dan menghijau warnanya. Seakan-akan di tangan saya ada sebuah gelas kepunyaan raja.
Dengan gelas itulah, saya menampung airnya sesudah saya peras anggur itu untuk dijadikan minuman.” Sesudah itu yang seorang lagi menceritakan mimpinya pula, seraya berkata, “Saya bermimpi bahwa saya membawa sebuah keranjang di atas kepala saya, penuh dengan bermacam-macam roti dan makanan. Tiba-tiba terbang melayang di atas kepala saya beberapa ekor burung, lalu disambarnya semua roti dan makanan yang ada dalam keranjang itu dan dibawanya terbang jauh.” Keduanya memohon kepada Yusuf, agar Yusuf sudi memberikan tafsir mimpi mereka. Kepada Yusuf tertumpu harapannya, karena hanya Yusuf yang paling mereka percayai. Selama dalam penjara mereka telah mengenal Yusuf sebagai orang yang baik, luas ilmunya, baik pergaulannya, dan dekat dengan Tuhannya.
Ayat 37
Dalam ayat ini diterangkan, sebelum Yusuf memberikan takwil mimpi kedua pemuda itu, lebih dahulu dia berdakwah tentang kebesaran dan kekuasaan Allah, tentang nikmat Allah yang telah diperolehnya, dan sikap yang tidak mau tunduk kepada agama yang tidak benar. Yusuf berkata kepada kedua pemuda itu, “Sebelum kamu berdua menerima makanan yang dikirimkan untukmu, aku sudah tahu apa makanan itu dan akan aku jelaskan kepadamu sekarang ini.”
Menurut riwayat, bahwa orang-orang kerajaan ada yang mengirimkan kepada orang-orang yang bersalah dalam penjara yaitu makanan yang dicampur dengan racun dengan maksud untuk membunuh mereka. Yusuf sudah tahu maksud orang-orang kerajaan itu dan telah dijelaskan kepada kedua orang pemuda itu. Yusuf menjelaskan bahwa ilmu yang seperti itu adalah wahyu dari Tuhannya kepadanya. “Dengan ilmu itulah saya dapat mentakwilkan mimpi, bukan seperti tukang tenung dan ahli nujum yang mempergunakan pertolongan setan, menerka-nerka dan menjampi-jampi yang belum tentu benar terkaannya itu,” kata Yusuf.
Selanjutnya Yusuf menjelaskan bahwa dia tidak mau terpengaruh oleh ajaran agama yang salah. Dia tinggalkan kepercayaan orang-orang yang tidak benar itu, orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah dan mengingkari kehidupan akhirat.
Ayat 38
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Yusuf melanjutkan pembicaraan-nya dengan kedua pemuda itu sebelum menerangkan takwil mimpi mereka. Yusuf mengatakan bahwa dia hanya patuh mengikuti agama nenek moyangnya, yaitu agama Nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub a.s., agama tauhid bukan agama yang mempersekutukan Allah. “Tidak sepantasnya bagi kami para nabi dan rasul untuk mempersekutukan Allah dengan yang lain, seperti halnya dengan golongan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya.
Mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain, seperti matahari, bulan, berhala-berhala dan lain-lain. Kepercayaan tauhid itu termasuk karunia Allah kepada kami para nabi dan rasul, begitu juga kepada semua orang yang mempunyai kepercayaan yang sama. Allah telah memberikan petunjuk kepada kami dan manusia yang beriman. Dengan diutusnya kami para nabi dan para rasul, kami menunjukkan kepada mereka mana jalan yang lurus dan mana jalan yang bengkok, kami terangkan kepada mereka kepercayaan yang benar. Namun begitu masih ada saja manusia yang tidak tahu bersyukur kepada Allah,” kata Yusuf.
Ayat 39
Yusuf meneruskan dakwahnya dengan menyeru kedua pemuda yang menjadi kawannya dalam penjara itu, “Wahai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik, tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa Yang Perkasa?”
Seruan ini adalah yang ikhlas dari seorang kawan yang setia dan jujur kepada kawan-kawannya. Pertanyaan dalam seruan ini adalah merupakan suatu penegasan, bahwa berhentilah menyembah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu dan sembahlah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu tidak akan dapat menolong mereka dari siksaan di akhirat. Hanya Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa saja yang dapat memberikan pertolongan di kala susah dan membantu di kala sempit.
Ayat 40
Kelanjutan dari seruan Yusuf adalah semua yang mereka sembah selain Allah itu adalah tuhan-tuhan palsu yang sengaja diberi nama bermacam-macam oleh mereka sendiri, bapak-bapak dan nenek-moyang mereka. Yusuf berkata, “Kamu yang membuatnya, kamu yang memberinya nama dan kamu pula yang menyembahnya sebagai Tuhan. Padahal dia adalah benda yang lemah yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa dan tidak ada pula keterangan dari Allah kepada rasul-rasul-Nya untuk membenarkan tuhan yang kamu buat-buat itu. Bahwa ketentuan yang benar tentang ketuhanan dan pengabdian ialah yang diatur oleh Allah yang telah diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya. Allah telah memerintahkan, bahwa janganlah kamu menyembah selain Allah. Kepada-Nyalah kamu berdoa dan minta tolong, kepada-Nyalah kamu sujud bersimpuh. Itulah agama yang lurus. Tetapi kebanyakan manusia belum mengetahuinya.”
(Tafsir Kemenag)
Baca Selanjutnya: Tafsir Surah Yusuf ayat 41-45