BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yusuf ayat 41-52

Tafsir Surah Yusuf ayat 41-52

Tafsir Surah Yusuf ayat 41-52 ini mengisahkan tentang Nabi Yusuf dan mimpi sang raja. Sebab Nabi Yusuf dapat men-ta’bir mimpi iapun dibebaskan dari penjara. Baca lebih lengkap dalam Tafsir Surah Yusuf ayat 41-52 di bawah ini….


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Yusuf ayat 35-40


Ayat 41

Pada ayat ini barulah diterangkan takwil mimpi kedua pemuda itu oleh Yusuf. Berkatalah Yusuf, “Hai kedua kawan penghuni penjara, adapun mimpi yang pertama, takwilnya ialah, bahwa engkau segera akan keluar dari penjara ini dan kembali bekerja seperti dulu sebelum masuk penjara, yaitu sebagai tukang siram kebun raja dan akan memberi minum raja dengan khamar. Takwil mimpi kedua, bahwa engkau akan dihukum salib, lalu bangkaimu dan sebagian dari kepalamu akan dimakan burung. Begitulah takwil mimpi yang kamu tanyakan kepada saya sebagai wahyu yang telah diwahyukan kepadaku.”

Ayat 42

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Yusuf berpesan kepada pemuda yang keluar dengan takwil yang baik, agar disampaikan kepada raja, bahwa di dalam penjara masih banyak orang yang tidak bersalah dihukum. Mereka dihukum karena tuduhan-tuduhan yang tidak benar agar hal ini menjadi perhatian raja. Sampaikan juga kepada raja apa yang dia lihat dan didengar tentang Yusuf dan seruan untuk menganut agama tauhid dan lain-lain yang terjadi selama ia dalam penjara. Rupanya pemuda itu setelah sampai di luar, lupa menyampaikan pesan-pesan Yusuf kepada raja, sehingga Yusuf terpaksa meringkuk dalam penjara beberapa tahun lamanya.

Ayat 43

Dalam ayat ini diterangkan bahwa raja pada suatu ketika bermimpi yang sangat ajaib sekali dan sangat menggelisahkan hatinya. Belum pernah raja bermimpi seperti itu selama hidupnya. Maka dikumpulkannya semua orang cerdik pandainya, juru-juru tenung dan pembesar-pembesar kerajaannya. Lalu dia berkata, “Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus, aku melihat tujuh butir gandum yang subur dan tujuh butir pula yang kering. Cobalah kamu ceritakan ta’bir mimpiku itu kalau di antara kamu ada yang mempunyai ilmu ta’bir mimpi.”

Ayat 44

Tidak seorang pun dapat memecahkan permintaan raja itu. Bermacam-macam pendapat mereka, ada yang mengatakan bahwa itu adalah sebagai mimpi permainan tidur saja dan ada pula yang mengatakan bahwa itu adalah pengaruh angan-angan di waktu tidur yang tidak mempunyai arti apa-apa. Terhadap mimpi yang seperti itu, mereka tidak mempunyai ilmu untuk mencarikan ta’birnya.

Ayat 45

Raja tidak puas mendengar jawaban mereka dan raja bertambah gelisah nampaknya. Raja ingin mengetahui ta’bir mimpinya, tetapi tidak tahu kepada siapa akan ditanyakan. Setelah tukang siram kebun raja yang pernah meringkuk dalam penjara bersama Yusuf mendengar kabar ini, dia teringat Yusuf yang sedang meringkuk dalam penjara yang pernah menta’wilkan mimpinya sendiri dengan tepat. Dia dengan cepat datang menghadap raja seraya berkata, “Ya tuanku, di dalam penjara ada seorang pemuda bernama Yusuf. Dia seorang yang mulia, mempunyai pikiran yang dalam, pandangan yang luas, dan dapat pula menta’birkan mimpi dengan tepat. Kalau tuanku utus saya kepadanya, pastilah saya kembali dengan membawa ta’bir mimpi tuanku itu yang tentunya akan meyakinkan tuanku kebenarannya.”

Ayat 46

Raja gembira mendengar pendapat tukang siram kebunnya itu, lalu mengutusnya untuk menemui Yusuf dalam penjara. Sesampainya di penjara dan bertemu dengan Yusuf, dia berkata, “Hai Yusuf, saudaraku yang mulia yang dapat dipercaya. Saya datang kepadamu untuk meminta suatu ta’bir mimpi: yaitu tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus dan tujuh bulir gandum yang hampa kering dan ada pula tujuh bulir gandum yang rimbun. Mudah-mudahan saya kembali dengan membawa ta’bir mimpi itu dari engkau dan supaya dapat diketahui oleh orang banyak yang tentunya mereka akan berterima kasih kepadamu atas segala kelebihan dan kebaikan yang engkau berikan itu.”

Ayat 47

Dengan segala kemurahan hati Yusuf menerangkan ta’bir mimpi raja itu, seolah-olah Yusuf menyampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya, katanya, “Wahai raja dan pembesar-pembesar negara semuanya, kamu akan menghadapi suatu masa tujuh tahun lamanya penuh dengan segala kemakmuran dan keamanan. Ternak berkembang biak, tumbuh-tumbuhan subur, dan semua orang akan merasa senang dan bahagia. Maka galakkanlah rakyat bertanam dalam masa tujuh tahun itu. Hasil dari tanaman itu harus kamu simpan, gandum disimpan dengan tangkai-tangkainya supaya tahan lama. Sebagian kecil kamu keluarkan untuk di makan sekadar keperluan saja.

Ayat 48

Sehabis masa yang makmur itu akan datang masa yang penuh kesengsaraan dan penderitaan selama tujuh tahun pula. Pada waktu itu ternak habis musnah, tanaman-tanaman tidak berbuah, udara panas, musim kemarau panjang. Sumber-sumber air menjadi kering dan rakyat menderita kekurangan makanan. Semua simpanan makanan akan habis, kecuali tinggal sedikit untuk kamu jadikan benih.

Ayat 49

Kemudian sesudah berlalu masa kesulitan dan kesengsaraan itu, maka datanglah masa hidup makmur, aman dan sentosa. Di masa itu bumi menjadi subur, hujan turun sangat lebatnya, manusia kelihatan beramai-ramai memeras anggur dengan aman dan gembira. Mereka telah duduk bersantai menikmati buah-buahan hasil kebunnya bersama anak-anak dan keluarganya. Itulah ta’bir mimpi raja itu saya sampaikan kepadamu untuk saudara sampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya.”

Ayat 50Dalam ayat ini diterangkan bagaimana tertariknya raja dengan ta’bir mimpi yang disampaikan oleh utusannya itu, sehingga raja ingin sekali bertemu langsung dengan Yusuf, maka raja memerintahkan kembali menemui Yusuf di penjara lalu berkata, “Pergilah engkau temui Yusuf di penjara dan bawalah dia kemari, supaya langsung aku mendengarkan per-kataannya dan aku dapat mengukur sampai di mana tinggi ilmunya dan luas pandangannya.

Mudah-mudahan ilmunya itu dan pandangan-pandangannya itu berguna bagiku untuk keselamatan bangsa dan negaraku.” Maka utusan itu pergi menemui Yusuf dan menyampaikan panggilan raja terhadap dirinya, agar ia datang menghadap raja, sebab raja membutuhkan nasihatnya dan akan mengangkatnya ke derajat yang tinggi. Yusuf memenuhi panggilan raja. Tetapi sebelum Yusuf datang menghadap, Yusuf minta kepada utusan raja itu agar dia kembali dan menanyakan kepada raja tentang peristiwa perempuan-perempuan yang sudah memotong jarinya sendiri dengan pisau supaya diketahui dengan jelas duduk perkaranya yang sebenarnya. Sehingga ketika datang menghadap raja, dia sudah dalam keadaan bebas dari tuduhan karena raja lebih mengetahui tentang tipu daya perempuan-perempuan itu.

Ayat 51

Setelah utusan kembali menemui raja dan menyampaikan permintaan Yusuf kepadanya, maka dengan segera raja memanggil isteri menteri dan semua perempuan-perempuan yang memotong jarinya itu dan berkata kepada mereka, “Bagaimana pandanganmu terhadap Yusuf ketika kamu menggodanya dulu? Sebab Yusuf akan aku keluarkan dari penjara.” Mereka menjawab, “Bahwa Yusuf seorang pemuda yang suci murni, Maha Sempurna Allah, kami tiada melihat sesuatu yang buruk padanya.” Istri menteri yang tergila-gila dan terus menggoda Yusuf selama bersama-sama tinggal di rumahnya pun berkata, “Sudah terlalu lama Yusuf dalam penjara tanpa kesalahan apa-apa. Akulah yang bersalah karena aku tidak dapat menahan hawa nafsuku, aku selalu menggodanya.” Sekarang jelaslah kebenaran itu, bahwa Yusuf tidak bersalah dan dia termasuk orang-orang yang benar.

Ayat 52

Ayat ini menerangkan pengakuan istri al-’Aziz yang terus-terang mengatakan bahwa dialah yang bersalah, dialah yang menggoda, tetapi Yusuf tetap enggan dan berpaling, karena takut kepada Tuhannya. Semuanya itu menjadi bukti tentang kejujurannya. Ia tidak mau berdusta terhadap Yusuf walaupun Yusuf dalam penjara. Juga supaya diketahui oleh suaminya, bahwa dia berterus-terang seperti itu menunjukkan bahwa dia bersih, terpelihara dari perbuatan keji, karena kekuatan iman Yusuf. Istrinya tidak mau dituduh pengkhianat, sebab Allah swt tidak akan memberi petunjuk kepada setiap pengkhianatan.

(Tafsir Kemenag)


Baca Selanjutnya: Tafsir Surah Yusuf ayat 53-57


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...