BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ar-Rum ayat 22

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 22

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 22 ini mengulas tentang ke Esaan Alla SWT bagi orang berpikir seperti penciptaan langit dan bumi, di langit Allah menciptakan bayak galaksi. Selain itu Tafsir Surah Ar-Rum ayat 22 ini membahas tentang keanekaragaman bahasa dan warna kulit.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ar-Rum ayat 21, Konsep Pernikahan dalam Alquran


Ayat 22

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 22 ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang lain, yaitu penciptaan langit dan bumi sebagai peristiwa yang luar biasa besarnya, sangat teliti, dan cermat. Orang yang mengetahui rahasia kejadian itu sangat sedikit sekali jumlahnya. Hanya sedikit sekali yang mengetahui bahwa di langit ada galaksi-galaksi*) yang tidak terbilang jumlahnya.

Tiap-tiap galaksi itu mempunyai bintang, planet, satelit, dan benda angkasa lainnya yang berjuta-juta jumlahnya. Bumi yang didiami manusia ini tidak ubahnya seperti atom yang sangat kecil yang hampir saja tidak mempunyai berat dan bayangan, jika dibandingkan dengan semua galaksi tersebut.

Sesungguhnya galaksi-galaksi itu banyak jumlahnya di angkasa luas, dan masing-masing galaksi itu merupakan sistem peredaran yang paling teratur, mereka tidak pernah berantakan akibat bertubrukan antara yang satu dengan yang lain, atau antara planet-planet yang ada pada masing-masing galaksi itu. Semuanya itu berjalan menurut aturan yang telah ditentukan.

Itu adalah dari segi jumlah dan sistemnya. Adapun rahasia-rahasia benda-benda alam besar itu, sifat-sifatnya, apa yang tersembunyi dan yang tampak padanya, hukum-hukum alam yang menjaga, mengatur, dan menjalankannya, hal itu amat banyak macam dan ragamnya dibanding dengan apa yang telah diketahui manusia.


Baca Juga: Merenungi Tanda-Tanda Kekuasaan Allah di Surat Ar-Rum ayat 20-25


Apa yang telah diketahui manusia itu hanya sebagian kecil saja, walaupun para ahli telah menyelidiki keadaan alam semesta bertahun-tahun lamanya. Mereka mengetahui bahwa semua itu telah berlangsung berjuta-juta tahun lamanya sesuai dengan hukum alam dan berjalan dengan amat teratur.

Setelah menyebutkan kebesaran Allah melalui penciptaan langit dan bumi, ayat di atas menyatakan adanya keanekaragaman bahasa dan warna kulit.  Di sini Allah menyatakan bahwa Dia secara haq menjadikan manusia terdiri atas banyak ras yang kedudukannya sama di mata-Nya.

Berbicara mengenai ras, Allah menjelaskannya melalui lidah atau lisan.  Dalam hal ini, kata lidah mempunyai dua arti.  Pertama, lidah yang secara fisik berada pada rongga mulut dan sangat berperan dalam mengeluarkan bunyi. Bunyi inilah yang menjadi dasar munculnya bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Kedua, lidah adalah bahasa itu sendiri.

Menurut para saintis, lidah adalah organ yang terletak pada rongga mulut. Organ ini merupakan struktur berotot yang terdiri atas tujuh belas otot yang memiliki beberapa fungsi. Lidah di antaranya berfungsi untuk turut membantu mengatur bunyi untuk berkomunikasi atau berbicara.

Fungsi lainnya adalah untuk membantu menelan makanan dan alat pengecap.  Diperkirakan terdapat sekitar 10.000 titik pengecap di lidah. Titik-titik ini sangat aktif untuk selalu memperbaharui diri. Lidah dapat merasakan berbagai rasa. Lidah, dalam bidang agama, hampir selalu dikaitkan dengan hati, dan digunakan untuk mengukur baik-buruknya perilaku seseorang.

Berbicara adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks. Ia dimulai dengan perasaan yang mendorong untuk mengucapkan satu maksud. Selanjutnya bergeraklah bibir, lidah, rahang, serta alat bantu ucap lainnya, yang setelah mengalami proses yang rumit, bunyi yang dikeluarkannya dipahami oleh mitra bicaranya.

Pada tahap selanjutnya, akan tercipta suatu bahasa. Bahasa diduga sudah digunakan manusia sekitar 45.000 tahun sebelum Masehi. Jumlah bahasa di dunia dipercaya berkisar di sekitar angka 6.000.

Rahasia kejadian langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulit, serta sifat-sifat kejiwaan manusia itu tidak akan diketahui, kecuali oleh orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan “sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (berilmu pengetahuan).”

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar-Rum ayat 23


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...