BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 108-109

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 108-109

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 108-109 berbicara mengenai dua hal. Pertama berbicara mengenai prilaku orang-orang yang telah dianugerahi ilmu oleh Allah SWT. Kedua berbicara mengenai sifat-sifat yang dimiliki oleh orang-orang berilmu tersebut.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 106-107


Ayat 108

Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang telah diberi ilmu itu mengucapkan tasbih, yaitu lafal Subhanallah (Mahasuci Allah), sewaktu sujud tanda syukur kepada Allah swt.

Mereka menyucikan Tuhan dari sifat-sifat yang tidak patut bagi-Nya, seperti menyalahi janji-Nya kepada umat manusia untuk mengutus seorang rasul. Mereka juga mengatakan bahwa sebenarnya janji Allah itu telah datang dan menjadi kenyataan.

Ayat ini menunjukkan kebaikan membaca tasbih dalam sujud. ‘Aisyah r.a. berkata, “Adalah Rasul saw banyak membaca dalam sujud dan rukuknya:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّنَا نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ اللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ (رواه مسلم)

Mahasuci Engkau ya Allah Tuhan kami, kami bertasbih dengan memuji-Mu. Ya Allah ampunilah aku. (Riwayat Muslim dalam Sahihnya)

Baca juga:

Ayat 109

Kemudian Allah swt menambahkan dalam ayat ini sifat-sifat yang terpuji pada orang-orang yang diberi ilmu itu. Mereka menelungkupkan muka, bersujud kepada Allah sambil menangis disebabkan bermacam-macam perasaan yang menghentak dada mereka, seperti perasaan takut kepada Allah, dan perasaan syukur atas kelahiran rasul yang dijanjikan.

Pengaruh ajaran-ajaran Al-Qur’an meresap ke dalam jiwa mereka ketika mendengar ayat-ayat yang dibacakan, serta menambah kekhusyukan dan kerendahan hati mereka. Dengan demikian, mereka merasakan betapa kecilnya manusia di sisi Allah swt.

Demikianlah sifat orang berilmu yang telah mencapai martabat yang mulia. Hatinya menjadi tunduk dan matanya mencucurkan air mata ketika Al-Qur’an dibacakan kepadanya. Mencucurkan air mata ketika mendengar atau membaca Al-Qur’an sangat terpuji dalam pandangan Islam.

Bersabda Rasulullah saw:

اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ وَابْكُوْا، وَإِذَا لَمْ تَبْكُوْا فَتَبَاكَوْا. (رواه الترمذي عن سعد بن ابي وقاص)

Bacalah Al-Qur’an dan menangislah, jika kamu tidak bisa menangis, maka usahakanlah sekuat-kuatnya agar dapat menangis.(Riwayat at-Tirmizi dari Saad bin Abi Waqas)

Sabda Rasulullah saw lagi:

عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ تَعَالَى وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ. (رواه الترمذي عن ابن عباس)

Dua mata yang tidak disentuh api neraka, yaitu yang menangis karena takut kepada Allah swt, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari pada jalan Allah (jihad). (Riwayat at-Tirmizi dari Ibnu ‘Abbas)

لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِى الضَّرْعِ وَلاَ اجْتَمَعَ عَلَى عَبْدٍ غُبَارٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ. (رواه مسلم والنسائي عن أبي هريرة)

Tidaklah masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, kecuali bila air susu sapi dapat kembali ke dalam kantong susunya, dan tidaklah berkumpul pada seorang hamba, debu dalam peperangan di jalan Allah dengan asap api neraka. (Riwayat  Muslim dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 110


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...