BerandaTafsir TahliliTafsir Surah al-Qamar Ayat 1-2

Tafsir Surah al-Qamar Ayat 1-2

Tafsir Surah al-Qamar Ayat 1-2 menceritakan betapa dahsyatnya hari kiamat sebagaimana dikabarkan juga di berbagai surah lainnya. Selain itu, pada Tafsir Surah al-Qamar Ayat 1-2 menceritakan perilaku kaum musyrik yang mengolok bukti kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad dengan mengatakan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah hanyalah sebuah sihir.

Ayat 1

Allah menyatakan bahwa hari Kiamat hampir datang, pada waktu kehidupan dunia akan berakhir. Dalam ayat lain yang sama maksudnya, Allah berfirman:

اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ

Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. (an-Nahl/16: 1);Allah berfirman:

اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ   ١

Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat). (al- Anbiya’/21: 1);Pada waktu itu bulan akan pecah bercerai-berai akibat penyimpangan dari peredarannya, sebagaimana diutarakan dalam ayat lain yang sama maksudnya:

اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ   ١

Apabila langit terbelah. (al-Insyiqaq/84: 1) ;Dan firman-Nya:

اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ  ١  وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ  ٢

Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan. (at-Takwir/81: 1-2)

Banyak lagi ayat lain yang menunjukkan kejadian yang sangat dahsyat yang akan terjadi ketika hancurnya alam ini dengan tibanya hari Kiamat.

Kebanyakan mufasir berpendapat bahwa kejadian tersebut pada ayat pertama telah terjadi dan bulan telah terbelah dua pada masa Nabi Muhammad saw, lima tahun sebelum beliau hijrah. Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Jarir dari Anas bin Malik bahwa penduduk Mekah meminta kepada Nabi Muhammad saw, agar mengemukakan suatu mukjizat sebagai bukti kerasulannya, maka Allah memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah dua, sehingga mereka melihat “Jabal Nur” berada di antara dua belahan bulan tersebut. Diriwayatkan pula dari Sahih al-Bukhari, Muslim dan para perawi-perawi hadis lainnya dari Ibnu Mas’ud bahwa: “Bulan telah terbelah pada masa Nabi Muhammad saw, menjadi dua belah, sebelah berada di atas bukit dan yang lain berada di bawahnya, seraya Nabi Muhammad saw berseru, “Saksikanlah!”


Baca Juga: Tafsir Surat Al-Qamar Ayat 1: Fenomena Terbelahnya Bulan


Abu Dawud meriwayatkan pula bahwa, “Telah terjadi pembelahan bulan pada masa Nabi Muhammad saw, maka orang-orang Quraisy berkata, “Ini adalah sihir anak Abµ Kabsyah.” Lalu seorang dari mereka berkata, “Tunggulah dahulu berita yang dibawa oleh para musafir yang tiba, karena Muhammad saw tak sanggup mensihirkan semua manusia.” Lalu tibalah para musafir membawa berita kejadian tersebut. Lalu dalam riwayat Baihaqi terdapat tambahan, “Lalu mereka bertanya kepada para musafir yang berdatangan dari semua penjuru, jawaban mereka, “Sungguh kami telah melihatnya,” lalu Allah menurunkan ayat ini, “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang terbelahnya bulan. Sebagian berpendapat bahwa bulan itu memang telah terbelah pada masa Nabi sebagai bagian dari mukjizatnya. Tetapi sebagian mufasir berpendapat bulan pasti terbelah bukan terjadi pada masa nabi, tetapi akan terjadi nanti pada saat hari Kiamat. Hal ini disebabkan karena hilangnya keseimbangan daya tarik menarik antar planet.

Ayat 2

Kaum musyrik melihat suatu bukti tentang kebenaran kerasulan Muhammad, maka mereka berpaling dan mendustakan serta mengingkarinya sambil berkata bahwa, “Ini adalah sihir yang memesonakan kita yang akan terus-menerus dilakukannya.” Demikianlah jika memang tidak ada iman, maka meskipun pikirannya dapat menerima kebenaran Al-Qur’an dan secara empirik terlihat pada perbuatan dan perilaku Nabi yang membuktikan kerasulan beliau, tetapi mereka tetap ingkar pada kebenaran yang ada di depan mata mereka.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah al-Qamar Ayat 3-8


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...