BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Sajdah Ayat 8-11

Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 8-11

Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 8-11 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai proses penciptaan manusia dari setets nutfah. Kedua berbicara mengenai keingakaran orang-orang kafir terhadap hari kebangkitan. Ketiga mengenai kebenaran hari kiamat.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 6-7


Ayat 8

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan keturunan manusia dari sperma, yaitu air yang sedikit dan memancar, yang bertemu dengan sel telur. Hasil pertemuan ini disebut dengan nu¯fah.

Ayat 9

Kemudian di dalam rahim perempuan, Allah menyempurnakan kejadian nutfah itu, sehingga berbentuk manusia. Kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Dengan demikian bergeraklah janin yang kecil itu. Setelah nyata kepadanya tanda-tanda kehidupan, Allah menganugerahkan kepadanya pendengaran, penglihatan, akal, perasaan, dan sebagainya.

Manusia pada permulaan hidupnya di dalam rahim ibu, sekalipun telah dianugerahi mata, telinga, dan otak, tetapi ia belum dapat melihat, mendengar, dan berpikir. Hal itu baru diperolehnya setelah ia lahir, dan semakin lama panca inderanya itu dapat berfungsi dengan sempurna.

Pada akhir ayat ini, Allah mengatakan bahwa hanya sedikit manusia yang mau mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya.


Baca juga: Mengenal Mushaf Kuno Buleleng


Ayat 10

Ayat ini menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada Rasulullah saw, yang menunjukkan keingkaran dan kesombongan mereka. Mereka berkata, “Apakah apabila daging dan tulang belulang kami telah hancur menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan lagi seperti semula?”

Dari pertanyaan di atas tergambar bahwa menurut mereka mustahil manusia dapat hidup kembali setelah mati dan tubuhnya hancur menjadi tanah. Mereka tidak dapat menggambarkan dalam pikirannya bagaimana besarnya kekuasaan Allah.

Jika mereka ingin mencapai kebenaran, mereka dapat mencari bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah pada penciptaan manusia. Mereka dahulu tidak ada, kemudian menjadi ada. Tentu menciptakan kembali yang pernah ada lebih mudah bagi Allah. Sebenarnya jika mereka mau berpikir tentu mereka sampai kepada kesimpulan bahwa segala sesuatu itu adalah sama mudahnya bagi Allah, tidak ada yang sukar bagi-Nya.

Orang-orang musyrik itu bukan hanya mengingkari kekuasaan Allah, tetapi juga mengingkari adanya hari kebangkitan, yaitu hari semua manusia dihadapkan di Mahkamah Agung Ilahiah.

Ayat 11

Ayat ini menolak anggapan orang-orang musyrik yang menyatakan bahwa hari Kiamat itu tidak ada. Dalam ayat ini dikatakan, “Hai orang-orang musyrik, sesungguhnya malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia, benar-benar menjaga waktu, maka mereka mencabut nyawa orang itu tepat pada waktunya, tidak mundur sesaat pun, dan tidak pula dipercepat walau sesaat.” Hal ini berlaku bagi semua orang-orang musyrik itu, dan mereka tidak dapat lari dari ketetapan Allah ini. Kemudian mereka dibangkitkan kembali di hari Kiamat dan diminta pertanggungjawaban semua perbuatannya dengan adil.


Baca setelahnya: Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 12-14


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Angin sebagai Tentara Allah: Tafsir Fenomena Meteorologi dalam Alquran

Angin sebagai Tentara Allah: Tafsir Fenomena Meteorologi dalam Alquran

0
Alquran menyebutkan fenomena alam tidak hanya sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, tetapi juga sebagai pengingat akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Salah satu elemen alam yang...