BerandaTafsir TematikEnergi Terbarukan dan Ayat-ayat tentangnya dalam Al-Quran

Energi Terbarukan dan Ayat-ayat tentangnya dalam Al-Quran

Indonesia adalah surganya dunia. Kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia sangat luar biasa termasuk keberlimpahan energi di dalamnya. Tidak ada di dunia ini yang sekaya dan seberaneka ragam dari Indonesia. Institute for Essential Services Reform (IESR), merilis laporan terbarunya pada Maret 2019 bahwa Indonesia sangat kaya akan potensi energi terbarukan (energi surya, air, bayu, biomassa, laut dan panas bumi) namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Energi surya misalnya,  memiliki potensi lebih dari 200 GW dengan efisiensi teknologi photovoltaic yang tersedia saat ini. Tentu ini sangat mampu memenuhi kebutuhan listrik dalam skala nasional. Tidak jauh berbeda, Kementerian ESDM juga mencatat, total Potensi Energi Terbarukan (PET) di dalam negeri mencapai 417,8 GW, terdiri dari potensi laut 17,9 GW, panas bumi 23,9 GW, bioenergi 32,6 GW, bayu 60,6 GW, hidro 75 GW, dan surya 207,8 GW.

Baca juga: Menilik Konsep Energi dan Klasifikasinya dalam Al-Quran

Sementara itu, berpijak pada Peraturan Presiden No.22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dengan target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 dalam kebijakan energi nasional, maka kapasitas penyediaan pembangkit listrik EBT pada 2025 harus sekitar 45,2 GW dan 2050 sekitar 167,7 GW.

Ini artinya, Indonesia harus segera mengoptimalkan Potensi Energi Terbarukan (PET) agar energi fosil yang selama ini dieksploitasi dapat segera beralih menuju PET sehingga menghasilkan energi yang bersih nan ramah lingkungan. Hal ini juga sesuai yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Q.S. al-A’raf [7]: 54 dan 56.

Lalu, sebenarnya energi terbarukan yang dimaksudkan dalam Al-Quran itu seperti apa? Simak penjelasannya di bawah ini.

Definisi

Zafar Ahsan, sebagaimana dikutip Aan Jaelani dalam Renewable energy policy in Indonesia: Scientific signs of the Qur’an and its implementation in Islamic economics, bahwa sebenarnya tinjauan tentang konsep energi terbarukan yang secara konseptual dan sederhana telah disitir dalam 740-1000 ayat Al-Quran.

Secara sederhana, energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami dan prosesnya berkelanjutan (sustainable). Energi ini meliputi sinar matahari (sollar power), angin, hujan, gelombang, panas bumi, dan sejenisnya. Energi-energi ini senantiasa ada, bahkan Indonesia diuntungkan sebagai negara tropis, yang subur akan alamnya, dan dilewati garis khatulistiwa karena Indonesia sangat berpotensi memiliki energi itu dibanding negara lainnya.

Menurut Choit et.al dalam Review of renewable energy technologies utilized in the oil and gas industry, energi terbarukan adalah pesaing bahan bakar fosil, namun belakangan ini digunakan untuk mengekstrak dan menghasilkan sumber daya bahan bakar fosil. Karena itu, energi terbarukan menjadi solusi untuk meminimalisir penggunaan energi fosil yang cepat habis dan tidak ramah lingkungan.

Klasifikasi

Hasanuz Zaman dalam Economic guidelines in the Qur’an, sebagaimana dikutip Aan Jaelani, telah mengklasifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang sumber energi terbarukan berdasarkan tema di bawah ini,

Tanah, Air dan Vegetasi

Ada empat ayat dalam Al-Quran yang mengulas tanah, air, dan vegetasi. Pertama, Q.S. al-An’am [6]: 95 tentang butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Kedua, Q.S. al-Hijr [15]: 22 tentang angin, perkawinan tanaman, hujan, dan air untuk minum. Ketiga, Q.S. al-Nahl [16]: 11-13 tentang air hujan, tanaman yang tumbuh, pergantian siang-malam, matahari dan bulan, bintang, bumi untuk dikelola manusia. Keempat, Q.S. Yasin [36]: 34 tentang kebun kurma, anggur dan mata air.

Baca juga: Tafsir Ilmi Kemenag: Bumi yang Dinamis dan Relevansinya Bagi Kehidupan

Transportasi Darat dan Laut, Perdagangan

Ada beberapa ayat Al-Quran yang mengulas ketiga hal tersebut, di antaranya (1) Q.S. al-Hajj [22]: 65 tentang bumi dan bahtera yang berlayar di lautan; menahan benda langit jatuh ke bumi. (2) Q.S. al-Mu’minun [23]: 21-22 tentang binatang ternak, air susu, konsumsi, binatang, dan kapal untuk transportasi laut. (3) Q.S. al-Rum [30]: 46 tentang angin sebagai pembawa berita gembira, kapal berlayar guna mencari penghidupan. (4) Q.S. Fathir [35]: 12 tentang laut tawar dan asin yang menghasilkan ikan segar dan perhiasan (mutiara, permata, berlian) dan kapal yang melintasinya.

Mineral dan Industri Manufaktur, serta Bahan Bakar

Adalah (1) Q.S. Saba’ [34]: 10 dan 12 tentang besi dan baju zirah, angin dan transportasi. Selanjutnya pada (2) Q.S. al-Hadid [57]: 25 tentang besi dan pemanfaatannya. (3) Q.S. Yasin [36]: 80 tentang sumber api dari kayu hijau sebagai bahan bakar. (4) Q.S. al-Waqi’ah [56]: 71-73 tentang benih tanaman, air, dan percikan api untuk peringatan dan pengembara di gurun pasir.

Transportasi Hewan dan Produksinya

Di dalam Al-Quran juga banyak disinggung tentang hewan dan binatang ternak, yaitu (1) Q.S. al-Nahl [16]: 81 tentang tempat perlindungan dan tempat-tempat kediamannya di gunung, pakaian yang melindungi tubuh dari panas dan selama pertempuran. (2) Q.S. al-Hajj [22]: 65 tentang sungai, perhiasan (emas dan mutiara), dan pakaian sutera.

(3) Q.S. al-Mu’minun [23]: 17-22 tentang air, kebun-kebun kurna dan anggur, buah-buahan, pohon kayu yang menghasilkan minyak dan bahan makanan, dan hewan ternak yang menghasilkan susu dan alat transportasi dan minuman. (4) Q.S. Yasin [36]: 71-73 tentang hewan ternak untuk kendaraan, makanan dan minuman.

(5) Q.S. al-Zukhruf [43]: 12 tentang bumi yang luas, jalur transportasi, air hujan yang menyuburkan, serta kapal dan hewan ternak untuk transportasi. (6) Q.S. al-Jatsiyah [45]: 12 tentang lautan dan kapal-kapal yang berlayar, bumi dan langit yang teratur untuk manusia.

Perumahan dan Rehabilitasi

Ada beberapa ayat yang mengulas kedua hal ini sebagai berikut, (1) Q.S. Hud [11]: 61 tentang manusia sebagai pemakmur bumi, tempat tinggal, unta, betina. (2) Q.S. al-Nahl [16]: 80 tentang rumah sebagai tempat berlindung, kemah-kemah yang berbahan kulit hewan ternak dan pakaian yang berbulu domba, bulu unta dan bulu kambing untuk menjelajah dan bermukin, serta alat-alat kebutuhan dan kenyamanan hidup.

(2) Q.S. al-Furqan [25]: 48-49 tentang angin sebagai pembawa kabar gembira, air yang jernih untuk minum dan kehidupan manusia, hewan ternak, dan pergiliran air hujan. (3) Q.S. Yasin [36]: 33-35 tentang air hujan, biji-bijian untuk makan, kebun-kebun kurma dan anggur, sumber-sumber mata air dan buah-buahan untuk makanan, dan berbagai usaha manusia.

Ekosistem Lingkungan

Di antaranya (1) Q.S. al-Baqarah [2]: 164 tentang langit dan bumi, pergantian siang malam, bahtera di lautan, keragaman makhluk hidup, anginn yang berhembus. (2) Q.S. al-A’raf [7]: 57 tentang air hujan, tumbuhan, tanaman hijau, angin, awan mendung, buah-buahan dan tanaman yang subur.

(3) Q.S. Yunus [10]: 67 tentang malam untuk beristirahat dan siang untuk beraktifitas. (4) Q.S. al-Hijr [15]: 22 tentang angin untuk menyirami benih dan air dari langit untuk minum. (5) Q.S. al-Isra’ [17]: 11-12 tentang kegelapan sebagai pertanda malam, kecerahan sebagai pertanda siang untuk mencari maisyah (penghidupan), mengetahui bilangan tahun serta perhitungan waktu.

(6) Q.S. al-Rum[30]: 48-49 dan Q.S. Fathir [35]: 9 tentang angin yang menggerakkan awan, awan yang membentang dan bergumpal lalu air hujan turun melalui celah-celah.

Baca juga: Menguak Sisi Sains Skenario Perjalanan Isra Mikraj dalam Al-Quran

Penutup

Pada hakikatnya, Al-Quran telah membentangkan berbagai potensi alam dan sumber energi terbarukan sebagai bekal hidup manusia selaku pengemban tugas khalifah fil ardh. Pesan-pesan ini disampaikannya dengan berbagai konteks seperti sebagai pengingat nikmat Allah dalam ciptaan-Nya, sebagai kisah-kisah terdahulu untuk diambil hikmahnya, bahkan sebagai azab. Semuanya membawa isyarat ilmiah tersendiri. Semoga energi ini dapat hadir dalam kehidupan kita dan kita mampu menjaganya demi keberlangsungan generasi penerus kita kelak. Wallahu a’lam.

Senata Adi Prasetia
Senata Adi Prasetia
Redaktur tafsiralquran.id, Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya, aktif di Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...