BerandaTafsir TematikMensyukuri Eksistensi Laut Bagi Umat Manusia

Mensyukuri Eksistensi Laut Bagi Umat Manusia

Laut merupakan salah satu bentuk ciptaan Allah Swt. Dari laut, manusia dapat memanfaatkan berbagai jenis hewan dan  tumbuhan yang ada. Selain itu laut dapat pula berfungsi sebagai mata pencarian hidup manusia dengan adanya perkapalan baik untuk bisnis kargo, perniagaan maupun sarana transportasi. Karena itu, adalah hal yang wajib untuk mensyukuri eksistensi laut bagi umat manusia.

Beragam manfaat yang berasal dari laut salah satunya ialah dalam firman Allah Surat An-Nahl ayat 16 berikut ini:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur” (Qs. An-Nahl 16: 4)

Sebuah nikmat

Menurut Imam ibn Jarir al-Tabari, ayat ini berbicara mengenai nikmat Allah kepada makhluk-Nya berupa menundukkan segala hal yang ada di lautan bagi manusia. Laut dapat diartikan dengan laut dengan airnya yang asin maupun sungai yang airnya tawar. Baca juga: Tafsir Surat An-Nahl ayat 15-16: Nikmat Allah Bagi Penduduk Bumi

Kedua tempat tersebut diberikan Allah Swt. kepada manusia agar dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Sebagaimana laut yang airnya asin, maka dalam tempat tersebut terdapat berbagai jenis makhluk baik berupa hewan seperti ikan, karang, ganggang laut, dan kerang.

Lalu, di sungai yang airnya tawar terdapat berbagai makhluk seperti ikan, buaya, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Tentunya dari beberapa hal tersebut dapat digunakan oleh manusia dalam rangka mencari penghidupan.Baca juga: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 6-7: Kepada Siapa Nikmat Itu Diberikan?

 Manusia dapat mengambil manfaat dari lautan tersebut seperti mengonsumsi daging segar berupa ikan.  Lalu dapat pula membudidayakan makhluk hidup di laut seperti mutiara (al-Lu`lu`) yang keluar dari cangkang kerang juga permata (al-Marjan). Keduanya memiliki fungsi sebagai aksesoris juga perhiasan yang memiliki estetika tinggi.

Begitu pula dengan di air tawar seperti sungai. Manusia pun dapat memanfaatkan apa pun yang ada di sungai untuk kehidupan. Sebagai contoh di Indonesia terdapat tumbuhan eceng gondok. Memang tanaman berbahaya bagi ikan-ikan di sungai. Namun jika dapat membudidayakan dengan baik, eceng gondok bermanfaat bagi keseharian seperti adanya kerajinan kursi yang terbuat dari eceng gondok. Selain itu ada pula yang memakan ikan dari sungai seperti mujair dan lele.

Masih menurut at-Tabari, dalam ayat ini terdapat redaksi Mawakhir yang merupakan bentuk jamak dari kata Makhir. Redaksi ini dalam bahasa Arab bermakna suara arah angin. Tetapi jika dikaitkan dengan ayat ini, maka berarti suara perahu yang berlayar di lautan mengikuti arus air dan arah angin.

Semua ini diciptkan Allah Swt. agar manusia dapat mencari penghidupan dengan memanfaatkan hasil dari laut. Sehingga tujuan akhir dari hal ini agar manusia dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya (Muhammad Ibnu Jarir at-Tabari, Jami’ul Bayan ‘an Ta’wilil Ayil Qur’an, Jilid 4, hal. 507).

Imam Ibnu Kathir berpendapat mengenai ayat di atas bahwa Allah Swt. menjadikan laut sebagai sarana transportasi bagi umat manusia. Sebagaimana dalam sejarah umat manusia bahwa Nabi Nuh As. Merupakan orang pertama yang menggunakan kapal sebagai sarana untuk menyelamatkan umatnya dari bencana banjir bandang. Lalu generasi demi generasi mulai menadikan laut sebagai sarana transportasi yang menghubungkan lintas wilayah dan benua.

 Dengan ini Allah Swt. menundukkan laut untuk hamba-Nya agar dapat dijadikan sarana penghidupan serta dapat mencari karunia juga saling membantu antara satu bangsa dengan bangsa lain serta hal ini bertujuan agar manusia dapat mensyukuri salah satu nikmat Allah bagi umat manusia. (Ismail Ibnu ‘Umar Ibnu Kathir ad-Dimashq, Tafsir al-Qur`an al-‘Azim, Jilid 4, hal. 562)

Mensyukuri eksistensi laut

Menurut Sayyid Muhammad Husayn Tabataba’i, laut merupakan salah satu bentuk nikmat Allah kepada umat manusia selain langit, bumi, dan gunung. Ada pun tujuan dari penciptaan laut bagi umat manusia, laut dapat pula digunakan sebagai sarana transportasi yakni dengan adanya jalur perdagangan laut dengan menggunakan kapal.

Selain itu, ada pula perahu layar yang digunakan oleh nelayan untuk mencari nafkah juga kapal pesiar yang berkeliling dari satu Negara ke Negara lain. Semua bertujuan untuk mencari karunia dan rezeki Allah.

Maka salah satu bentuk syukur kepada Allah secara nyata adalah memanfaatkan laut dan menjaga laut untuk kemaslahatan umat manusia. (Sayyid Muhammad Husayn Tabataba’i, al-Mizan fi Tafsiril Qur’an, Juz 12, hal. 216).

Dari pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa laut merupakan salah satu karunia Allah terbesar di muka bumi. Oleh karenanya, sebagai bangsa Indonesia hendaknya memiliki kepekaan dengan tidak mengotori dan merusak ekosistem laut. Seperti merusak karang juga menangkap ikan dengan cara yang tidak baik.

Laut juga sarana perdagangan antara satu wilayah dengan wilayah lain. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. sejatinya kita harus menjaga eksistensi laut ini dari serbuan tangan-tangan jahil manusia. Semoga pesan ayat ini mengingatkan kita sebagai bangsa maritim agar lebih bersyukur atas nikmat-Nya dan waspada dalam menjaga eksistensinya.

Wallahu A’lam Bisshowab

Jaka Ghianovan
Jaka Ghianovan
Dosen di Institut Daarul Qur'an (IDAQU) Tangerang. Aktif di Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU