BerandaTafsir TematikTafsir AhkamPerbedaan Riwayat dalam Sabab Nuzul Ayat Bersedekah (Bagian 1)

Perbedaan Riwayat dalam Sabab Nuzul Ayat Bersedekah (Bagian 1)

Dialektika yang terjadi antara Alquran dan pembacanya di era awal tak jarang menjadi ‘pembentuk’ narasi Alquran itu sendiri. Literatur ilmu Alquran menyebut hal tersebut sebagai sabab nuzul atau sebab turunnya ayat Alquran.

Di antara sekian banyak ayat yang memiliki sabab nuzul, ada setidaknya dua himpunan ayat yang cukup populer di kalangan pegiat kajian Alquran, ayat khamr dan riba. Kejelasan dinamika yang terjadi agaknya menjadi alasan yang cukup kuat bagi popularitas keduanya, terutama berkaitan dengan masalah tasyri‘ yang memiliki persinggungan yang cukup erat.

Baca juga: Konsep Taaddud As-Sabab Wa An-Nazil Wahid di Dalam Ulumul Al-Quran (Bagian 2)

Di luar ‘dominasi’ dua tema tersebut, penulis mendapati sebuah riwayat dalam teks kitab al-‘Ushfuriyyah yang berisi penjelasan urutan turunnya ayat pahala bersedekah. Menjadi menarik karena teks kitab tersebut merupakan teks yang berasal dari ‘luar’ tradisi kajian Alquran. Seberapa menariknya riwayat tersebut? Mari kita simak ulasannya.

al-‘Ushfuriyyah

al-‘Ushfuriyyah atau al-Mawa‘idz al-‘Ushfuriyyah adalah teks kitab yang berisi petuah-petuah (al-mawa‘idz) bijak yang disajikan dengan metode riwayah, entah itu berasal dari hadis, atsar, atau bahkan kisah para ulama di masa lalu. Kitab tersebut ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-‘Ushfuriy.

Ukuran kitabnya yang cukup tipis agaknya memiliki relevansi terhadap nama yang disematkan, yang merupakan nisbat dari kata ‘ushfur, yang secara literal berarti burung kecil. Mungkin juga ‘ushfur yang dimaksud merupakan nisbat kepada penulisnya, wallahu a‘lam, penulis belum mendapati alasannya secara pasti.

Kitab ini sejatinya merupakan syarah dari kompilasi hadis yang teramat masyhur yang disebut dengan al-Arba‘in, atau kompilasi berisi 40 hadis. Namun demikian, penulis juga belum mendapati Arba‘in versi siapa yang dipilih sebagai teks primer. Hal ini mengingat terdapat banyak versi kitab Arba‘in.

Sabab Nuzul Ayat Sedekah

Riwayat yang penulis temukan dalam teks kitab tersebut, yang menjadi inti pembahasan tulisan ini merupakan riwayat yang diberikan oleh Abdullah bin ‘Umar. Riwayat ini berada di bawah hadis pokok Arba‘in ke 11, dari Ja‘far bin Muhammad tentang sedekah yang dilakukan oleh Sayyidina ‘Ali ra. Secara lengkap, riwayat tersebut berbunyi:

وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا لَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ الآيَةُ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ قُلْتُ يَارَبِّ هذَا قَلِيْلٌ فِي حَقِّ أمَّتِي قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنْ قَلَّلْتَ هذَا فَلْتَكُنْ الحَسَنَةُ الوَاحِدَةُ بِحَسَنَتَيْنِ قَوْلُهُ تَعَالى اولئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوْا قُلْتُ يَارَبِّ هذَا قَلِيْلٌ فِي حَقِّ أمَّتِي قَالَ فَلْيَكُنْ بِحَسَنَةٍ وَاحِدَةٍ عَشْرُ أَمْثَالِهَا قَوْلُهُ تَعالى مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا قُلْتُ يَارَبِّ هذَا أَيْضًا قَلِيْلٌ فِي حَقِّ أمَّتِي قَالَ الله فَلْيَكُنْ بِحَسَنَةٍ وَاحِدَةٍ سَبْعُمِاَئةٍ قَوْلُهُ تَعَالى مَثَلُ الذِيْنَ بُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَارَبِّ زِدْ لِأُمَّتِي فَنَزَلَتْ هذه الآية مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفُهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيْرَةً قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يارب زِدْ لِأُمَّتِي فَنَزَلَتْ هذه الآية إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرِيْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ.

“Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a., ketika ayat 7 dari surah Al-Zalzalah [99] turun, Saya (Rasulullah) berkata, “(Pahala) ini (terlalu) sedikit untuk umatku.” Allah bersabda, “Jika engkau menganggap sedikit hal ini maka satu kebaikan akan bernilai dua kebaikan (surah Al-Qashash [28]: 54)”. Saya (Rasulullah) berkata, “(Pahala) ini (terlalu) sedikit untuk umatku.” Allah bersabda, “Maka satu kebaikan akan bernilai sepuluh kebaikan (surah Al-An‘am [6]: 160)”. Saya (Rasulullah) berkata, “(Pahala) ini juga (terlalu) sedikit untuk umatku.” Allah bersabda, “Maka satu kebaikan akan bernilai 700 kebaikan (surah Al-Baqarah [2]: 261)”. Rasulullah saw. berkata, “Ya Tuhanku, tambahkanlah untuk umatku”, maka turun ayat 245 dari surah Al-Baqarah [2]. Rasulullah saw. berkata, “Ya Tuhanku, tambahkanlah untuk umatku”, maka turun ayat 10 dari surah Az-Zumar [39].”

Dari riwayat tersebut diketahui bahwa pahala bersedekah setidaknya terangkum dalam kandungan enam ayat Alquran. Keenam ayat tersebut secara berturut-turut sesuai dengan riwayat yang ada adalah surah Azzalzalah [99]: 7, surah Alqashash [28]: 54, surah Alan‘am [6]: 160, surah Albaqarah [2]: 261, surah Albaqarah [2]: 245, dan surah Azzumar [39]: 10.

Baca juga: Tafsir Surah Albaqarah Ayat 215: Skala Prioritas dalam Sedekah

Menarik jika urutan ini diperbandingkan dengan literatur mainstream dalam kajian Alquran, misalnya seperti al-Tafsir al-Hadits: Tartib al-Suwar Hasb al-Nuzul karya Muhammad ‘Izzah Darwazah. Dalam tafsirnya tersebut, ‘Izzah menyebutkan bahwa enam ayat tersebut turun dengan urutan sebagai berikut: surah Alqashash [28]: 54, surah Alan‘am [6]: 160, surah Azzumar [39]: 10, surah Azzalzalah [99]: 7, dan dua ayat dari surah Albaqarah [2].

Selain itu, riwayat tersebut juga memiliki ‘latar belakang cerita’ yang cukup berbeda dari literatur mainstream kajian Alquran. Riwayat tersebut dengan jelas menceritakan perbincangan ‘tawar-menawar’ Rasulullah dengan Allah. Terlepas dari setting waktu yang sebenarnya terjadi memiliki interval yang cukup panjang, atau memang sekejap, sesuai perbincangan yang ada.

Baca juga: Semangat Filantropi dalam Al-Quran dan Keadilan Ekonomi

Sementara dalam literatur mainstream seperti milik Wahbah al-Zuhailiy, al-Tafsir al-Munir, dijelaskan bahwa penurunan surah Azzalzalah [99] ayat 7 dilatarbelakangi oleh pertentangan antara amal kebaikan yang sedikit dengan perbuatan dosa kecil. Allah lebih menyukai amal kebaikan walaupun itu kecil, sebagaimana dinukil dari Muqatil bin Sulaiman.

Kemudian pada surah Alqashash [28] ayat 54, turunnya ayat tersebut dilatarbelakangi oleh sekelompok sahabat ahli kitab yang berada dalam kebenaran di masa Jahiliyah, lantas beriman ketika Rasulullah diutus. Mereka mendapatkan dua pahala, pahala sebelum beriman dan pahala setelah beriman. Begitu pula dengan empat ayat sisanya.

Nor Lutfi Fais
Nor Lutfi Fais
Santri TBS yang juga alumnus Pondok MUS Sarang dan UIN Walisongo Semarang. Tertarik pada kajian rasm dan manuskrip kuno.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...