Pada artikel ini akan dibahas mengenai rasa cinta dan benci yang dimiliki manusia. Kedua sifat tersebut dapat dijadikan acuan bagaimana seorang manusia terutama orang yang beriman bersikap atas segala sesuatu. Allah Swt dalam Surah al-Baqarah ayat 216 berfirman:
 ÙÙØ¹ÙسÙ٠أÙÙ٠تÙÙÙØ±ÙÙÙÙØ§ ØŽÙÙÙØŠÙا ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙØ±Ù ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¹ÙسÙ٠أÙÙÙ ØªÙØÙØšÙÙÙØ§ ØŽÙÙÙØŠÙا ÙÙÙÙÙÙ ØŽÙØ±ÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ù ÙÙØ£ÙÙÙØªÙÙ Ù ÙÙØ§ ØªÙØ¹ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ …
ââ… dan boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, âdan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk âbagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.â (Q.S. Al-âBaqarah: 216)â
Cinta dan benci adalah suatu hal yang lumrah dalam hidup ini. Kita âsemua mencintai sesuatu yang menghadirkan kesenangan, kenyamanan dan âkebahagiaan. Kita semua membenci sesuatu yang menimbulkan kesedihan, âkekecewaan dan penderitaan.â
Baca Juga: BismillÄhirrahmÄnirrahÄ«m, Belajar Cinta dan Kasih dari Basmalah
Cinta dan benci adalah sesuatu yang manusiawi dan wajar belaka. âMenjadi tidak manusiawi dan tidak wajar, ketika kecintaan kita terhadap âsesuatu itu berlebihan dan melampaui batas-batas kemanusiaan dan âkewajaran. Pun demikian halnya dengan benci. Kebencian kita kepada sesuatu âmenjadi tidak manusiawi dan tidak wajar, ketika kebencian itu sudah âberlebihan, bahkan melampaui batas-batas kemanusiaan dan kewajaran.â
Kita semua benci kegagalan. Kita semua pasti kecewa ketika cita-cita âdan harapan kita tidak terwujud. Tidak jarang, kekecewaan kita berujung pada âsikap frustrasi, bahkan mempertanyakan keadilan Tuhan. Pertanyaannya âkemudian, ketika kegagalan menghampiri kita, pernahkah kita berpikir tentang ârencana Allah di balik kegagalan tersebut?â
Jika kita telisik lebih jauh makna dari ayat di atas, maka akan kita âtemukan sebuah pelajaran penting yang sangat berharga, yaitu boleh jadi kita âmembenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita menurut Allah. Allah pasti âMahatahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Sesungguhnya, di balik âkegagalan yang kita alami, Allah sudah menyiapkan rencana lain yang jauh âlebih baik dari rencana kita.â
Pun demikian halnya, boleh jadi kita mencintai sesuatu, padahal ia âamat buruk bagi kita dalam pandangan Allah. Allah Mahatahu yang âtersembunyi di balik setiap peristiwa. Sesungguhnya, dibalik kecintaan kita âterhadap sesuatu, tersimpan keburukan yang akan menyengsarakan kita di âkemudian hari.â
Penulis pernah mengalami dua hal di atas, yakni kecewa dan sedih âdengan kegagalan sebuah rencana, tetapi akhirnya berganti dengan âkebahagiaan. Di saat yang lain, penulis pernah terlalu mencintai sesuatu, âtetapi akhirnya berujung dengan penyesalan.â
Mungkin pembaca juga pernah mengalami hal yang sama. Ya, inilah âkehidupan. Banyak hal yang tampak buruk di hadapan kita, tetapi ternyata âmenyimpan sebuah keindahan dan kenikmatan tak terhingga di kemudian âhari. Tidak sedikit hal yang tampak indah dan menyenangkan di depan mata âkita, tetapi sesungguhnya di dalamnya tersimpan keburukan yang akan âmenyengsarakan kita.â
Ironisnya, banyak di antara kita yang seringkali larut dalam kesedihan âdan kekecewaan, ketika rencana yang sudah kita susun dengan baik, kita âpersiapkan dengan matang, tetapi berakhir dengan kegagalan. Tidak sedikit di âantara kita yang sedih berkepanjangan, sampai pada puncak kesedihan dan âkekecewaannya hingga mempertanyakan keadilan Tuhan.â
Di sisi lain, seringkali kita lalai dan terlena dengan kesenangan yang âkita alami dan rasakan. Kita abai bahwa bisa jadi kesenangan kita justru awal âdari petaka dan kesengsaraan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Meneladani Rasa Cinta Tanah Air dari Nabi Muhammad SAW. dan Nabi Ibrahim AS.
Kita seringkali larut âdan terbuai dengan segala kemudahan dan kenikmatan hidup yang kita jalani. âPadahal, tidak menutup kemungkinan bahwa di balik kenikmatan itu tersimpan âpenyesalan berkepanjangan.â
Rencana Allah pasti yang terbaik. Inilah prinsip yang harus selalu kita âpegang teguh. Ketika kegagalan, musibah, atau apa pun yang kita anggap âburuk menimpa kita, yakinlah di balik peristiwa itu pasti ada hikmah âtersembunyi yang kelak akan kita petik. Ketika kesenangan, kemudahan âataupun hal lainnya yang kita anggap baik menghampiri kita, tetaplah âmemohon petunjuk kepada Allah, agar kita terhindar dari hal buruk yang âmungkin menimpa kita tanpa kita duga sebelumnya.â Wallahu A’lam.