BerandaTafsir TahliliTafsir Surah At-Taubah Ayat 93-95

Tafsir Surah At-Taubah Ayat 93-95

Adapun Tafsir Surah At Taubah Ayat 93-95 berbicara tentang kecaman Allah kepada mereka yang mampu baik secara fisik dan materi untuk ikut andil dalam berjihad, namun mereka justru meminta izin agar tidak ikut berperang, hal yang demikian tidak dapat dibenarkan. Termasuk orang-orang munafik yang selalu berasalan, dan rela berdusta agar tidak ikut berperang bersama Nabi dan lainnya, golongan yang demikian akan mendapat azab dari Allah swt.


Baca Sebelumnya : Tafsir Surah At Taubah Ayat 91-92


Ayat 93

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang kaya yang mampu, yang datang menghadap Rasulullah untuk meminta izin tidak akan ikut berperang, tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban berperang. Mereka itu dianggap orang-orang yang bersalah dan patut mendapat hukuman karena kesalahannya itu.

Berbeda dengan orang-orang yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, yaitu orang-orang yang mempunyai alasan yang dibenarkan syara’ dan dikemukakannya dengan ikhlas dan jujur untuk tidak ikut berperang, maka mereka tidak dapat disalahkan sama sekali.

Orang-orang yang kaya yang sanggup berperang karena mereka mampu menyediakan perbekalan dan kendaraan, tidak mempunyai alasan untuk minta izin tidak ikut berperang. Itulah sebabnya maka mereka dikatakan orang-orang yang bersalah dan sudah sepantasnya kalau Allah menutup mati hati mereka, karena mereka tidak mau menerima kebenaran sedikit pun juga.

Akhirnya mereka bergelimang dalam kesusahan dan dosa, sedang mereka tidak mengetahui akibat dari perbuatan yang mereka lakukan.

Ayat 94

Dalam ayat ini disebutkan hal-hal yang akan dihadapi Nabi dan kaum Muslimin  setelah  kembali dari Perang Tabuk, yaitu bahwa orang-orang munafik yang tidak ikut dalam peperangan  tanpa alasan  pasti akan datang menemui Rasulullah dan kaum Muslimin untuk meminta maaf atas ketidakhadiran mereka di medan perang.

Maka Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar beliau mengatakan kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka tidak perlu meminta maaf, karena Rasulullah dan kaum Muslimin tidak akan mempercayai alasan-alasan palsu yang mereka kemukakan, sebab Allah telah memberitahukan kepada Rasul-Nya dan kaum Muslimin semua hal ikhwal dan sifat-sifat jelek kaum munafik itu.

Allah dan Rasul-Nya hanya memperhatikan sikap dan tingkah laku mereka selanjutnya, apakah mereka benar-benar sudah insyaf dan meninggalkan kekufuran mereka serta kembali kepada iman dan taat kepada Allah, ataukah mereka akan tetap dalam kekufuran itu.

Kemudian mereka akan dikembalikan kepada  Zat Yang Maha Mengetahui semua hal-hal yang gaib dan yang nyata, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka segala apa yang telah mereka perbuat sewaktu hidup di dunia.

Dengan perkataan lain, tidak ada gunanya lagi bagi mereka mengemuka-kan bermacam-macam alasan atas ketidakhadiran mereka di medan perang, sebab semua rahasia yang tersimpan dalam hati mereka sudah cukup diketahui oleh Rasulullah dan kaum Muslimin melalui wahyu Allah.

Selanjutnya terserah kepada mereka sendiri. Jika benar-benar mereka telah menyadari kesalahan, lalu bertobat dan memohon ampun kepada Allah, maka Allah akan menerima tobat mereka, maka Rasulullah pun akan memberi maaf  kepada mereka.


Baca Juga : Makna Wahyu dalam Penafsiran Muqatil bin Sulayman


Ayat 95

Dalam ayat ini Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya, bahwa apabila beliau dan kaum Muslimin telah kembali nanti dari peperangan itu, maka kaum munafik akan datang kepada beliau seraya bersumpah dengan nama Allah (menguatkan apa yang mereka ucapkan), agar Rasulullah berpaling dari mereka dengan tidak menghiraukan perbuatan mereka yang tidak ikut berperang.

 Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, agar beliau betul-betul memalingkan muka dari kaum munafik sebagai penghinaan kepada mereka. Berikutnya, Allah menjelaskan alasan mengapa Rasulullah harus memalingkan muka dari kaum munafik karena mereka itu najis.

Artinya sikap dan perbuatan mereka itu  kotor, sehingga mereka harus dijauhi, seperti menjauhkan kain yang bersih dari sesuatu yang najis. Hal ini sejalan dengan apa yang terdapat dalam firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis (kotor jiwa). (at-Taubah/9: 28)

Akhirnya Allah menyatakan, bahwa tempat kembali  kaum munafik di akhirat  kelak adalah  neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan selama di dunia, yaitu kekufuran yang telah mengotori diri mereka; dan kekotoran itu semakin bertambah akibat berpalingnya mereka dari ayat-ayat Allah. Keterangan semacam ini akan didapat nanti pada firman Allah:

وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ  

Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir. (at-Taubah/9: 125)

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah At Taubah 96-98


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...