Yasin merupakan surah Makkiyah yang terdiri dari 83 ayat, penafsiran surah yasin kali ini dimulai dengan Tafsir Surah Yasin Ayat 1-5. Salah satu ciri khas surah ini diantaranya adalah huruf muqatta’ah, yakni ya’ dan sin, sekaligus dijadikan sebagai nama surah. Ada beragam pendapat terkait penafsirannya, beberapa ulama mengatakan bahwa ya’ dan sin, berati Yaa Insan (wahai manusia) yang tertuju kepada Nabi Muhammad, ada juga makna lain yang akan dijelaskan berikut.
Ayat 1
Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad.
Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.
Tetapi, dari riwayat Ibnu ‘Abbas diperoleh keterangan bahwa yasin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, ‘Ikrimah, ad-Dahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa’id bin Jubair. Menurut mereka, yasin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti yasin adalah kependekan dari nama-nama Allah.
Ada lagi yang berpendapat yasin ringkasan dari kalimat “Ya Sayidal Basyar”, yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur’an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti yasin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1)
Baca Juga : Empat Klasifikasi Ayat-Ayat Humanis dalam Surah Al-Insan Versi M. Abid Al-Jabiri
Ayat 2
Allah bersumpah dengan Al-Qur’an yang penuh hikmah. Ada beberapa arti hikmah yang disarikan dari pendapat-pendapat ahli tafsir yakni: kata “hikmah” di sini muhkam, berarti yang telah pasti benarnya, dan tidak mungkin terdapat di dalamnya sesuatu yang batil (tidak benar) baik makna lafazh, tujuan, hikmah, kisah, hukumnya, dan lain-lain walaupun ditinjau dari segi apa pun.
“Hakim” adalah suatu sifat yang dimiliki oleh orang yang berakal (cerdas). Demikian halnya Al-Qur’an, dengan hikmah yang dikandungnya memberi bekal kehidupan manusia untuk menyucikan hati mereka dan memberi rasa kepuasan rohani.
Dengan kesucian hati dan kejernihan pikiran, akan terbuka rahasia-rahasia yang terkandung di alam ini.
Al-Qur’an memberi bimbingan hidup yang penuh dengan kebijaksanaan, segala ajarannya sejalan dan harmonis dengan pikiran yang sehat dan kehendak nafsu yang terkendali, yakni jalan pikiran yang menuju ke arah kemaslahatan manusia.
Ayat 3
Ayat ini menyatakan bahwa tujuan sumpah Allah dengan Al-Qur’an yang mengandung hikmah itu adalah pernyataan bahwa Nabi Muhammad merupakan salah seorang di antara para rasul Allah yang diutus membawa kebenaran. Hal ini merupakan penolakan tegas terhadap orang-orang yang tidak memercayai Muhammad sebagai rasul Allah.
Ayat 4
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah berada pada jalan yang lurus. Hal ini sebagai penegasan bahwa agama dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad itu adalah benar, lurus, berasal dari Allah. Salah satu ciri dari risalah Muhammad selalu berada pada jalan yang lurus.
Kebenaran yang dibawanya jelas, tanpa mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Syariat Muhammad saw tidaklah cenderung mengikuti keinginan hawa nafsu manusiawi, tetapi senantiasa mendorong manusia menuju kepada kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Firman Allah:
وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ
Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus. (asy-Syura/42: 52)
Ayat 5
Ayat ini dengan tegas menentukan kedudukan Al-Qur’an, yakni kitab suci yang berasal dari Allah, bukan kitab suci hasil karangan manusia. Allah telah menyatakan kepada para hamba-Nya agar memahami hakikat kitab suci yang diturunkan-Nya, yaitu dari Zat Yang Maha Perkasa, yang bertindak seperti apa yang dikehendaki-Nya, tetapi Dia juga Maha Penyayang kepada hamba-Nya.
Kasih sayang itu tertuang dalam Al-Qur’an yang mengandung rahmat bagi seluruh manusia.
Arti yang serupa dengan ayat ini adalah:
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ
Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam. (asy-Syu’ara’/26: 192)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Yasin Ayat 6-8