BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yasin Ayat 48-50

Tafsir Surah Yasin Ayat 48-50

Tafsir Surah Yasin Ayat 48-50 menerangkan bahwa orang yang ingkar tidak percaya akan adanya hari kebangkitan. Allah menegaskan bahwa, mudah baginya untuk mengenalkan hari Kebangkitan pada manusia, cukup dengan satu kali teriakan/aba-aba saja, alam ini bisa hancur lebur. Tidak ada yang tau kapan hari Kebangkitan datang, ia hadir secara tiba-tiba, manusia tidak ada persiapan, dan semua makhluk akan binasa.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Yasin Ayat 43-47


Ayat 48

Sisi lain dari sifat-sifat jelek kaum yang ingkar itu adalah ketidakpercayaan mereka tentang akan adanya hari Kebangkitan sesudah mati. Apabila disampaikan bahwa mereka kelak akan dibangkitkan kembali sesudah mati, untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka selama di dunia ini, maka mereka menjawab dengan sikap mengejek, “Bilakah janji itu akan terlaksana?”

Demikian keadaan kaum yang ingkar, hati mereka tidak lagi terbuka untuk menerima kebenaran. Penyesalan mereka barulah akan timbul setelah mereka menghadapi kenyataan tentang apa yang dulunya mereka ingkari.

Ayat 49

Allah memperingatkan, bahwa mereka tidak akan menunggu terlalu lama datangnya hari kebangkitan itu. Cukup dengan suatu teriakan aba-aba saja, yaitu suara tiupan yang pertama dari sangkakala yang membawa kehancuran alam ini.

Kemudian semua manusia akan dibangkitkan kembali dan dikumpulkan ke hadapan Allah untuk diperhitungkan segala perbuatannya selagi di dunia kemudian mereka menerima balasan sesuai dengan perbuatan mereka.

Ayat lain yang sama maksudnya dengan ayat ini ialah, firman Allah:

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Apakah mereka hanya menunggu saja kedatangan hari Kiamat yang datang kepada mereka secara mendadak sedang mereka tidak menyadarinya? (az-Zukhruf/43: 66)

Manusia tidak akan menyadari kedatangan hari Kiamat. Mereka dimatikan secara tiba-tiba dalam keadaan saling berselisih dan berbantah-bantahan dalam urusan dunia. Peristiwa Kiamat atau kematian terjadi secara tiba-tiba karena keduanya terjadi bukan hasil kompromi antara Allah dengan manusia, tetapi karena kehendak dan kekuasaan Allah semata.


Baca Juga: Al-Qur’an dan Realitas Sosial: Membincang Makna Adil dalam Islam


Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir at-Thabari dari Ibnu ‘Umar bahwa ia berkata, “Sangkakala benar-benar akan ditiup di saat keadaan manusia dalam kesibukan urusan mereka masing-masing di jalan, pasar, dan tempat mereka, hingga keadaan dua orang yang sedang tawar-menawar pakaian, misalnya, ketika pakaian belum sampai ke tangan salah seorang di antara mereka, maka tiba-tiba ditiupkan sangkakala, hingga mereka mati bergelimpangan semuanya. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah dalam ayat ini.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:

لَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَقَدْ نَشَرَ الرَّجُلاَنِ ثَوْبَهُمَا بَيْنَهُمَا فَلاَ يَتَبَايَعَانِهِ وَلاَ يَطْوِيَانِهِ وَلَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ يَلِيْطُ حَوْضَهُ فَلاَ يَسْقِيْ مِنْهُ، وَلَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَقَدِ انْصَرَفَ الرَّجُلُ بِلَبَنِ نَعْجَتِهِ فَلاَ يَطْعَمَهُ، وَلَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَقَدْ رَفَعَ اَكْلَتَهُ اِلَى فَمِهِ فَلاَ يَطْعَمُهَا. (رواه البخارى ومسلم عن أبى هريرة)

“Hari Kiamat itu benar-benar akan terjadi pada saat dua orang sedang menggelar pakaian mereka (sambil tawar-menawar), dan keduanya tidak sempat berjual-beli dan melipat kembali.

Hari Kiamat itu benar-benar akan terjadi pada saat seseorang membuat kolam dan ia belum sempat memberikan minuman dari kolam itu. Hari Kiamat benar-benar akan terjadi pada saat seseorang memeras susu kambingnya dan ia belum sempat meminumnya, dan hari kiamat itu benar-benar akan terjadi pada saat seseorang mengangkat makanan yang akan dimasukkannya ke mulutnya, dan ia belum sempat memakannya.” (Riwayat al-Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah)

Ayat 50

Demikian cepat datangnya peristiwa itu, dan amat tiba-tiba, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan sedikit pun untuk berwasiat atau meninggalkan pesan kepada keluarganya, dan tidak pula dapat kembali berkumpul dengan mereka. Masing-masing menghadapi persoalannya sendiri, menunggu keputusan dari pengadilan Tuhan Yang Mahaadil dan Mahakuasa.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Yasin Ayat 51-54


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...