BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yunus Ayat 51-54

Tafsir Surah Yunus Ayat 51-54

Tafsir Surah Yunus Ayat 51-54 berbicara mengenai orang-orang musyrik yang meragukan azab Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Allah menyatakan bahwa apabila mereka tetap tidak mau percaya biarlah mereka rasakan sendiri di kemudian hari. Kelak jika itu terjadi sebanyak apapun harta mereka tak akan berpengaruh sama sekali kepada siksaan yang mereka rasakan.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 47-50


Ayat 51

Di ayat ini, Allah memerintahkan kepada Rasul agar menanyakan kepada mereka apakah orang-orang musyrik itu baru mau mempercayai ancaman Allah untuk mengazab mereka setelah terjadi azab yang mereka takuti.

Padahal pada saat itu keimanan mereka tidak berguna lagi, lalu apa gunanya mereka selalu meminta supaya siksa yang dijanjikan kepada mereka itu disegerakan, ataukah permintaan menyegerakan itu hanyalah untuk menunjukkan sikap mereka yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah dan menanggapi dengan kesombongan?

Ayat 52

Allah menjelaskan bahwa apabila mereka tetap tidak mau percaya, hendaklah dikatakan kepada mereka bahwa mereka akan merasakan siksaan Allah yang pasti akan datang dan untuk selama-lamanya.

Siksaan Allah yang akan ditimpakan kepada mereka itu adalah sebagai imbalan dari apa yang mereka lakukan di dunia ini.

Mereka akan diberi balasan setimpal dengan perbuatan yang telah mereka lakukan sesuai dengan pilihan mereka sendiri, seperti mengingkari kebenaran ayat-ayat Allah, menyekutukan Tuhan, membuat kerusakan di muka bumi dan kebebalan mereka tidak mau berhenti melakukan permusuhan terhadap Rasulullah serta mengingkari terjadinya hari kebangkitan.

Ayat 53

Allah menjelaskan kepada Nabi saw bahwa orang-orang kafir Quraisy akan menanyakan berita yang sangat penting kepadanya, yaitu mengenai ancaman Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, siksaan dunia maupun siksaan akhirat.

Apakah janji itu memang benar-benar akan terjadi ataukah ancaman itu hanya berupa kabar untuk menakut-nakuti mereka saja.

Pertanyaan yang demikian menunjukkan keraguan mereka sendiri, karena pada saat mereka mendustakan ayat-ayat Allah mereka tidak akan meyakini kebenaran ucapan mereka itu karena mereka dipengaruhi oleh perasaan permusuhan kepada Nabi Muhammad sw dan hanya taklid kepada kepercayaan nenek moyangnya.

Menghadapi pertanyaan itu Rasulullah saw diperintahkan untuk menjawab bahwa apa yang diberitakan itu benar-benar akan terjadi. Bahkan di dalam jawaban itu Allah menyatakan dengan sumpah yang menunjukkan bahwa janji itu memang betul-betul akan terjadi.

Firman Allah:

اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌۙ    ٧  مَّا لَهٗ مِنْ دَافِعٍۙ    ٨

Sungguh, azab Tuhanmu pasti terjadi,  tidak sesuatu pun yang dapat menolaknya. (at-Tµr/52: 7-8)

Di akhir ayat Allah menandaskan bahwa apabila Allah telah menurunkan siksa yang dijanjikan kepada mereka, maka mereka tidak akan pernah luput dari ancaman itu, meskipun mereka berusaha lari dari siksaan itu.

Allah berfirman:

وَّاَنَّا ظَنَنَّآ اَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللّٰهَ فِى الْاَرْضِ وَلَنْ نُّعْجِزَهٗ هَرَبًاۖ

Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya. (al-Jinn/72: 12)


Baca juga: Ragam Makna Fitnah dalam Al-Quran yang Penting Diketahui


Ayat 54

Allah menjelaskan bahwa seandainya tiap-tiap orang yang menganiaya diri mereka dengan mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, mempunyai seluruh kekayaan yang ada di bumi, dan diberi kesempatan kepada mereka untuk menebus diri mereka, agar mereka selamat dari siksa Allah dengan seluruh kekayaan yang mereka miliki, tentulah kesalahan mereka tidak seimbang dengan tebusan mereka itu.

Apalagi pada saat itu tobat atau tabusan tidak dapat diterima lagi. Tidak ada perlindungan lagi bagi mereka untuk menyelamatkan diri dari siksaan Allah. Namun demikian, mereka berusaha menyembunyikan penyesalan itu.

Hal yang demikian itu karena mereka telah benar-benar menyadari bahwa segenap usaha yang mereka lakukan tidak ada gunanya lagi, baik ia menjerit sekuat-kuatnya atau membungkam seribu bahasa. Pada saat itu keputusan Allah telah ditetapkan di antara mereka dengan seadil-adilnya.

Mereka akan merasakan balasan dari seluruh tindakan mereka, yang secara fanatik mengikuti nenek moyang mereka yang tetap bergelimang dalam kemusyrikan.

Apabila mereka mendapat siksaan serupa itu tidaklah dapat dikatakan bahwa Allah menganiaya mereka, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka. Siksaan Allah yang akan menimpa mereka itu digambarkan sebagai berikut:

اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا ࣖ

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, ”Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.” (an-Naba’/78: 40)

Dan firman-Nya:

يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا

Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). (al-Furqan/25: 28);Dan firman-Nya:

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا

Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (al-Furqan/25: 29)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 55-57


 (Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...