BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Maryam ayat 56-58

Tafsir Surah Maryam ayat 56-58

Tafsir Surah Maryam ayat 56-58 mengisahkan tentang Nabi Idris yang menurut sebagian riwayat merupakan nenek Nabi Nuh namun riwayat yang masyhur mengatakan bahwa ia adalah bapak Nabi Nuh. Dijelaskan dalam Tafsir Surah Maryam ayat 56-58 ini bahwa Nabi Idris merupakan Rasul pertama yag diutus Allah sesudah Adam.


Baca Sebelumnya: Kisah Nabi Ismail dalam Tafsir Surah Maryam ayat 54-55


Ayat 56-57

Pada kedua ayat ini Nabi Muhammad diperintahkan supaya menerangkan pula sekelumit berita tentang Nabi Idris. Menurut sementara riwayat mengatakan bahwa Nabi Idris adalah nenek Nabi Nuh a.s. Menurut riwayat yang termasyhur ia adalah nenek bapak Nabi Nuh. Ia adalah orang yang pertama menyelidiki ilmu bintang-bintang dan ilmu hisab, sebagai salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepadanya.

Ia adalah rasul pertama yang diutus Allah sesudah Adam a.s., dan diturunkan kepadanya kitab yang terdiri atas tiga puluh lembar. Ia dianggap pula sebagai orang yang mula-mula menciptakan timbangan dan takaran, pena untuk menulis, pakaian berjahit sebagai ganti pakaian kulit binatang dan senjata untuk berperang.

Allah menerangkan pada ayat ini posisi yang tinggi bagi Nabi Idris karena  ia adalah seorang yang beriman membenarkan kekuasaan dan keesaan Allah dan diangkat-Nya menjadi nabi dan meninggikan derajatnya ke tingkat yang paling tinggi, baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun di dunia ialah dengan diterimanya risalah yang dibawanya oleh kaumnya dan keharuman namanya di kalangan umat manusia. Hal ini sama dengan karunia Allah kepada Nabi Muhammad seperti tersebut dalam firman Allah:

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ

“Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.” (asy-Syarh/94: 4)

Di akhirat nanti ia ditempatkan di surga pada tempat yang paling tinggi dan mulia, tempat para nabi dan para shiddiqin seperti tersebut dalam ayat:

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an-Nisā`/4: 69).;

Ayat 58

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa para nabi dan rasul yang telah disebutkan namanya pada ayat-ayat yang lalu mereka itulah orang-orang yang telah diberi karunia dan nikmat oleh Allah dengan meninggikan derajat mereka dan mengharumkan nama mereka di kalangan umat manusia.

Pada umumnya semua nabi dan rasul mendapat karunia seperti itu semenjak dari Nabi Adam bapak pertama sampai kepada Nabi Nuh bapak kedua, sampai kepada Nabi Ibrahim dan anak cucunya termasuk Ishak, Yakub, Ismail, Musa, Harun, Zakaria, Isa dan semua orang pilihan-Nya, semuanya mempunyai  sifat yang jarang dimiliki oleh orang lain yaitu apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah mereka segera  menjatuhkan diri (tersungkur) untuk sujud dan menangis serta merendahkan diri karena mengingat kebesaran Allah.

Mereka adalah manusia yang penuh takwa, sangat tajam pendengaran dan perasaan mereka bila mendengar nama Allah dan bergetar hati mereka bila dibacakan ayat-ayat-Nya tidak memiliki kata-kata yang akan mereka ucapkan untuk melukiskan apa yang terasa dalam hati sehingga meneteskan air mata di pipi mereka dan tersungkur bersujud kehadirat Allah Yang Mahabesar, Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Demikianlah sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul itu dan wajarlah bila Allah memberikan kepada mereka karunia dan nikmat yang besar. Hal ini disebutkan pula dalam firman Allah:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (an-Anfāl/8: 2)

Rasulullah saw, bersabda:

اُتْلُوا الْقُراٰنَ وَابْكُوْا, فَاِنْ لمَ ْتَبْكُوْا فَتَبَاكُوْا (رواه ابن ماجه)

Bacalah Al-Quran dan menangislah, jika kamu tidak bisa menangis, berusahalah  menangis. (Riwayat Ibnu Mājah)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Maryam ayat 59-60


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Meratukan Istri: Antara Gaya Hidup Modern dan Pandangan Alquran

Meratukan Istri: Antara Gaya Hidup Modern dan Pandangan Alquran

0
Beberapa tahun terakhir hadir sebuah tren baru di kalangan selebriti dan influencer, yakni fenomena “meratukan istri”. Fenomena ini merujuk pada perlakuan suami terhadap istinya...