BerandaKhazanah Al-QuranKetika Al-Quran Dibaca, Dengarkan dan Perhatikanlah!

Ketika Al-Quran Dibaca, Dengarkan dan Perhatikanlah!

Di antara adab ketika Al-Quran dibacakan adalah mendengarkannya dengan baik dan diam, tidak berisik atau berbuat sesuatu yang menyebabkan kegaduhan. Hal ini sebagai praktik dari firman Allah:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al-Quran maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf [7]: 204)

Imam An-Nawawi berkata dalam kitabnya, At-Tibyan Fii Adabi Hamalatil Quran, “Di antara penghormatan terhadap Al-Quran, yaitu menghindari tertawa, bersorak-sorai, dan berbincang-bincang ketika Al-Quran dibaca, kecuali perkataan yang sangat mendesak. Adab ini ia dasarkan pada riwayat Ibnu Abi Daud, dari Ibnu Umar ra bahwa jika membaca Al-Quran ia tidak berbicara hingga menyelesaikannya.”

Baca Juga: Ketahui Sembilan Adab Ketika Membaca Al-Quran

Sebagian para mufasir menyebutkan bahwa perintah diam pada ayat di atas khusus bagi orang yang shalat bersama imam, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

إِنَّمَا جُعِلَ اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوْا ، وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوْا

Sesungguhnya dijadikannya imam untuk diikuti, jika bertakbir maka bertakbirlah dan jia ia membaca maka diamlah.” (HR. Muslim)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan Allah memerintahkan diam ketika Al-Quran dibaca sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap Al-Quran, sehingga tidak seperti orang kafir yang mengatakan, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Quran ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya.” (QS. Fushilat [41]: 26). Adapun dalam shalat maktubah (lima waktu) maka perintah untuk mendengarkan bacaan Al-Quran itu lebih ditekankan saat Imam membaca Al-Quran dengan bacaan jahr (bacaan yang nyaring).

Namun demikian, perintah untuk diam dalam ayat tersebut bukanlah diam pasif, tanpa memberikan respon apapun terhadap bacaan yang didengar terutama ketika mendengar bacaan di luar shalat, karena Nabi Saw pernah menegur para sahabat yang hanya diam tanpa respon apapun ketika dibacakan Al-Quran di hadapan mereka.

Dari Jabir ia berkata ketika Rasulullah Saw membacakan surah Ar-Rahman kepada para sahabat hingga selesai, beliau bersabda, “Mengapa saya melihat kalian diam saja? Sungguh kalangan Jin merespon lebih baik dari kalian, tidaklah aku membacakan kepada mereka berkali-kali ayat ‘فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ’ ‘maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan’, kecuali mereka mengatakan: wahai Rab kami tidak ada sesuatupun dari nikmat-Mu yang kami dustakan maka bagi-Mu lah segala pujian.” (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim). Ini pula yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam Al-Qawaid Al-Asasiyah si Ulumil Quran

Rasulullah Saw memberi pujian pada kalangan jin karena mereka memiliki respek yang baik ketika beliau Saw membacakan Al-Quran kepada mereka, tidak hanya diam saja dan pasif tanpa respon apapun. Bahkan Allah memuji bangsa jin yang mendengarkan bacaan Al-Quran dengan baik dan mengatakan kepada sesamanya agar diam, dan setelah selesai mendengar mereka segera kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. Allah Swt berfirman:

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 29)

Imam Al-Qurthubi berkata: ayat ini sebagai celaan terhadap orang musyrik quraisy yang berpaling dan tetap pada kekafiran setelah mendengar Al-Quran sedangkan kalangan Jin mereka mendengar lalu beriman dan meyakini bahwa hal ini datangnya dari Allah.

Baca Juga: Mengaplikasikan Metode Tadabbur Saat Membaca Al-Quran dan Langkah-Langkahnya

Kesimpulan

Al-Quran adalah Kalamullah (firman Allah) yang berarti ketika seseorang membacanya, Allah sedang berbicara kepada hamba tersebut termasuk kepada yang mendengarkannya. Maka sepatutnya ketika dibacakan Al-Quran adalah mendengarkan dan diam agar bisa menyimak dengan baik apa yang sedang difirmankan Allah.

Sebagaimana nasehat dari Hasan Al-Basri rahimahullah, “Jika kau ingin Allah bicara padamu; maka bacalah Quran. Dan jika kau ingin bicara pada Allah; maka shalatlah.” Kemudian memberikan respon terbaik setelah mendengarkannya baik melalui lisan ataupun perbuatan. Jika melewati ayat tentang azab maka segera mohon perlindungan, jika ada perintah segera dilaksanakan dan jika ada larangan segera ditinggalkan, sehingga menunjukkan bahwa kita benar-benar memahami Kalamullah. Untuk itu bahasa Arab menjadi penting untuk dipelajari agar bisa memahami, kalaupun tidak, minimal kita mau membaca Al-Quran dan terjemahannya agar lebih mudah memahami Al-Quran. Wallah a’lam

Syahrinal
Syahrinal
Alumni MA’had Aly An-Nuur Sukoharjo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...