BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 130-136

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 130-136

Secara umum Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 130-136 mengisahkan tentang dua utusan Allah Swt. Pertama, kisah tentang Nabi Ilyas yang dipuji oleh Allah karena telah menuntaskan tugas sebagai seorang utusan. Bahkan, pujian itu tertera dalam al-Qur’an dengan redaksi ‘ilyasin’ sebagai bentuk ucapan salam Allah kepada Rasul-Nya itu.

Kisah kedua dalam Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 130-136 adalah tentang perjuangan Nabi Lut mendakwahkan ketauhidan Allah kepada kaumnya. Kaum Lut termasuk kaum ingkar yang cukup sering dibicarakan al-Qur’an, kesesatan nyata dari kaum Lut adalah menyukai sesama jenis, mereka dikenal dengan kaum Sodom, yang pada akhirnya dibinasakan oleh Allah Swt.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 125-129


Ayat 130

Allah mengucapkan salam kepada Ilyasin (bentuk jamak Ilyas), yaitu Nabi Ilyas dan orang-orang yang menerima dan mendukung ajaran yang disampaikannya. Ucapan salam dari Allah adalah kepastian keselamatan dan kesejahteraan sepanjang masa dari Allah bagi Nabi Ilyas dan para pengikutnya di dunia dan di akhirat.

Imam Nafi’ membaca ال ياسين dengan Āli Yasin seperti Āli Muhammad, sedangkan Imam Hafsh membacanya Ilyasin.

Kemudian ahli tafsir berbeda pendapat apakah ال ياسين maksudnya Ilyas atau keluarga Yasin. Namun demikian, kebanyakan ulama berpendapat bahwa maksudnya adalah keluarga atau pengikutnya.

Ayat 131

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa kemuliaan yang diberi-kan kepada Nabi Ilyas itu adalah karena kebajikan yang telah ia perbuat.

Ia telah berjuang menegakkan agama tauhid dan meluruskan kembali jalan kehidupan yang ditempuh kaumnya, Bani Israil.

Ia telah berdakwah dengan penuh pengorbanan secara tulus ikhlas. Kepentingannya bukan untuk dirinya, tetapi bagaimana supaya umatnya beriman dan berbuat baik dalam hidup mereka.


Baca Juga: Rencana Pembunuhan Nabi Ilyas dan Bencana untuk Kaumnya


Ayat 132

Allah memuji Nabi Ilyas karena termasuk salah satu hamba-Nya yang beriman. Ia seorang yang benar-benar beriman sehingga ia mengabdikan diri untuk-Nya.

Karena keimanannya, Nabi Ilyas bisa memberikan pengorbanan yang besar bagi kebaikan umatnya. Iman memang perlu dibuktikan dengan perbuatan baik, dan Nabi Ilyas telah membuktikannya.

Ayat 133

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Lut adalah seorang rasul Allah. Ia sezaman dengan Nabi Ibrahim. Ia diutus Allah ke negeri bernama Sodom di daerah Palestina. Penduduk negeri ini terkenal dengan perilaku homoseksual.

Nabi Lut berusaha menyadarkan mereka dengan menyatakan bahwa perbuatan mereka itu menyimpang dan dikutuk Allah. Allah berfirman:

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ ۖمَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ   ٢٨  اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ۗفَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ  ٢٩

Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.” (al-‘Ankabut/29: 28-29).

Tetapi peringatan dan nasihat Nabi Lut itu tidak mereka indahkan, bahkan mereka menantang Nabi Lut untuk segera memohon kepada Allah untuk mendatangkan azab kepada mereka.

Ayat 134-136

Karena terus membangkang bahkan menantang, maka Allah menurunkan azab-Nya. Dalam ayat-ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Ia menyelamatkan Nabi Lut dan pengikut-pengikutnya yang beriman dan menghancurkan mereka yang membangkang termasuk istrinya.

Cara Allah menyelamatkan Nabi Lut dan pengikutnya adalah memerintahkan mereka keluar dari negeri itu tengah malam sehingga sebelum subuh mereka harus sudah berada di luar negeri itu, sebagaimana dilukiskan pada ayat berikut:

قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ  ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (Hud/11: 81).

Ketika subuh tiba datanglah bencana yang dijanjikan itu, yaitu negeri itu dibalikkan sehingga mereka yang kafir itu terkubur di dalam bumi. Firman Allah:

فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ  ٨٢  مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ     ٨٣

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. (Hud/11: 82-83).

Di samping itu negeri itu dilanda topan besar yang membawa batu-batu sehingga menghancurkan dan menguburkan negeri itu, sebagaimana diinformasikan pada ayat lain:

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطٍ ۢبِالنُّذُرِ   ٣٣  اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا اِلَّآ اٰلَ لُوْطٍ ۗنَجَّيْنٰهُمْ بِسَحَرٍۙ  ٣٤

Kaum Lut pun telah mendustakan peringatan itu.  Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka badai yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Lut. Kami selamatkan mereka sebelum fajar menyingsing. (al-Qamar/54: 33-34).

Karena Nabi Lut, sebagian keluarganya, dan pengikutnya yang beriman sudah berada di luar kota mereka, maka mereka semua selamat. Yang tidak selamat adalah seorang perempuan tua, yaitu istrinya.

Ia lebih mematuhi kaumnya yang ingkar daripada mengikuti Nabi Lut. Oleh karena itu, ia tetap tinggal di negeri itu, sehingga ikut menjadi korban.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 137-142


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Mengenal Aquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar: Metode dan Perkembangannya

0
Kini, penerjemahan Alquran tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Muslim secara nasional, melainkan juga secara lokal salah satunya yakni Alquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar....