BerandaTafsir TematikTafsir Surat Ibrahim Ayat 1: Al-Quran sebagai penerang dari kegelapan

Tafsir Surat Ibrahim Ayat 1: Al-Quran sebagai penerang dari kegelapan

Artikel ini akan mengulas tentang penafsiran surat Ibrahim Ayat 1. Ayat ini menjelaskan bahwa Al-Quran merupakan tuntunan yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Allah Swt berfirman:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

‎“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu ‎supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya ‎terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan ‎Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim: 1)‎

Imam Al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, ketika ‎sampai pada surat Ibrahim Ayat 1 tepatnya pada kalimat litukhrija al-nas min al-dzulumat ila al-nur di atas, menjelaskan bahwa di antara fungsi al-Qur’an adalah ‎mengeluarkan seseorang dari gelapnya kekafiran serta sesatnya kebodohan ‎menuju terangnya cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan.‎

Al-Qurthubi mengilustrasikan kekafiran dan kebodohan dengan ‎kegelapan dan kesesatan. Sedangkan Iman dan ilmu pengetahuan ‎digambarkan sebagai cahaya yang terang benderang.‎

Baca Juga: Pro Kontra Munasabah Al-Quran dan Cara Menyikapinya

Sungguh tepat perumpamaan yang digambarkan oleh al-Qurthubi. ‎Orang-orang kafir adalah mereka yang menutup diri dari cahaya kebenaran, ‎sehingga mereka tetap berada dalam kegelapan.

Mereka abaikan semua ‎keterangan yang diberikan oleh al-Qur’an. Mereka larut dalam keangkuhan ‎dan kesombongan. Mereka terlelap dalam pelukan nafsu. Mereka tenggelam ‎dalam keyakinan yang menyengsarakan.‎

Al-Qurthubi juga mengilustrasikan kebodohan dengan kesesatan. Ya, ‎orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan adalah orang-orang yang ‎akan tersesat. Mereka tidak mengetahui arah dan tujuan hidup di dunia ini.

‎Mereka berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Mereka melangkah tanpa ‎berpikir. Mereka bertindak tanpa mempertimbangkan resiko yang akan ‎didapatnya. Merekalah orang-orang yang akan tersesat. Jika dibiarkan, maka ‎tidak menutup kemungkinan, mereka pun akan menyesatkan orang lain.‎

Dalam kondisi seperti inilah, seseorang memerlukan petunjuk ‎‎(hidayah) yang akan membimbing, menuntun serta mengantarkannya dari ‎kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari kesesatan menuju ‎kebenaran. Dan petunjuk itu adalah al-Qur’an.‎

Al-Qur’an menegaskan dirinya sebagai hudan li al-nas, petunjuk bagi ‎umat manusia. Artinya, bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup yang berisi ‎tuntunan serta ajaran yang akan menuntun setiap manusia menuju jalan ‎yang terang benderang.

Al-Qur’an, sebagaimana dinyatakan dalam surat Ibrahim ayat 1 di atas, akan melepaskan manusia dari kegelapan ‎menuju cahaya, dari kesesatan menuju kebenaran, dari ketidakmenentuan ‎menuju kepastian, dari kesengsaraan menuju kebahagiaan.‎

Baca Juga: Amaliyah Ayat-Ayat Al-Quran Untuk Mengobati Penyakit Demam

Di era modern sekarang ini, ketika seseorang telah mencapai ‎kesuksesan duniawi, tidak jarang ia merasakan kegamangan hidup dan ‎kegersangan jiwa. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya antara ‎capaian duniawi yang bersifat materi-jasadi dengan capaian ukhrawi yang ‎bersifat spiritual-rohani. Dari sisi materi mereka tidak kekurangan, bahkan ‎berkelimpahan. Sementara dari sisi ruhani mereka kosong, kering kerontang.‎

Kekosongan ruhani inilah yang pada gilirannya membuat hati mereka ‎galau, batin mereka gelisah, jiwa mereka resah. Mereka pun kemudian mencari ‎alternatif jawaban untuk masalah yang tengah dihadapinya.

Di antara mereka ‎ada yang mendatangi orang-orang ‘pintar’ atau sering disebut dengan ‘guru ‎spiritual’, ‘penasehat spiritual’ untuk menanyakan jawaban atas persoalan ‎yang dihadapinya. Ada juga yang mencari jawaban dengan membaca buku-‎buku motivasi. Bahkan, tidak sedikit yang mengalihkan perhatian atas ‎persoalan yang dihadapinya dengan menghabiskan hari-harinya di tempat-‎tempat hiburan.‎

Padahal, jika mereka mau merenung sejenak, maka akan didapati ‎jawaban atas persoalan yang dihadapinya terletak pada ajaran serta tuntunan ‎agama. Dalam hal ini, al-Qur’an menjadi solusi yang tepat atas setiap ‎persoalan yang tengah dihadapi oleh setiap orang. ‎

Al-Qur’an akan menunjukkan jalan keluar atas setiap persoalan yang ‎dihadapi oleh manusia. Al-Qur’an akan menuntun, membimbing dan ‎mengarahkan manusia untuk keluar dari masalah.

Al-Qur’an menjadi pelita ‎yang akan menerangi jalan orang-orang yang tengah dirundung masalah, ‎ditimpa kesulitan dan dililit persoalan. Dengan menjadikan al-Qur’an sebagai ‎buku panduan kehidupan, maka ungkapan “habis gelap terbitlah terang” akan ‎benar-benar terwujud.‎ Wallahu A’lam.

Didi Junaedi
Didi Junaedi
Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...