BerandaKhazanah Al-QuranMushaf Al-QuranMengenal Edisi Mushaf Standar Indonesia

Mengenal Edisi Mushaf Standar Indonesia

Penelusuran terhadap perjalanan pembakuan rasm pada Mushaf Standar Indonesia (MSI) menuntut penulis untuk juga menelusuri edisi-edisi MSI berikut dengan terbitannya. Hal ini karena pembakuan rasm pada MSI dilakukan secara gradual melalui pembenahan dan penyempurnaan di setiap edisi dan turunannya (baca mengenai pembakuan rasm pada Latar Belakang Pembakuan Rasm Al-Daniy dalam Mushaf Standar Indonesia).

Detail yang harus diperhatikan dalam penelusuran MSI adalah adanya perbedaan redaksi yang digunakan dalam beberapa literatur yang ada: antara edisi, terbitan dan cetakan. Membedakan tiga redaksi ini sangat penting mengingat peruntukannya yang berbeda. 

Redaksi edisi merujuk pada penulisan baru dengan kaligrafer yang baru pula. Pembenahan dan penyempurnaan juga muncul pada setiap edisi ini. Sementara redaksi terbitan dan cetakan merujuk pada produk cetakan mushaf setiap tahunnya. Terbitan juga berisi satu edisi tertentu dan jarang mengalami perubahan jika edisi induknya tidak dibenahi dan disempurnakan.

Ulasan berikut berisi tentang edisi-edisi MSI berikut dengan terbitan atau cetakan yang dimiliki.

Edisi-edisi Mushaf Standar Indonesia

Pasca dilakukannya Musyawarah Kerja (Muker) selama sembilan kali tahun 1974-1983 hingga hari ini, MSI telah dicetak dalam begitu banyak cetakan. Namun semua cetakan yang ada terbagi dalam tiga edisi: MSI edisi perdana tahun 1983; edisi kedua tahun 2002; dan edisi ketiga tahun 2019.

MSI edisi perdana ditulis oleh Muhammad Syadzali Sa‘ad. Edisi ini telah dicetak sebanyak tiga kali: sampul warna merah tahun 1983, sampul warna hijau tahun 1984-1985, dan sampul warna biru tahun 1986-1987. Perbedaan sampul ini didasarkan pada adanya perbaikan atas temuan kesalahan di dalamnya melalui sebuah sayembara. Sehingga mushaf edisi perdana ini setidaknya telah mengalami pembenahan dan penyempurnaan sebanyak dua kali.

Mushaf Standar Indonesia Edisi 1983
Mushaf Standar Indonesia Edisi 1983

Mushaf edisi ini ditulis menggunakan khath naskhi dengan kategori ramping atau tidak tebal. Terkait dengan rasm, mushaf ini ditulis dengan rasm ‘utsmaniy. Dengan catatan bahwa beberapa lafaz ada yang masih ditulis dengan rasm imla’iy. Meski demikian, penegasan penggunaan rasm ‘utsmaniy dicantumkan dengan jelas pada tulisan nusikh ‘ala al-rasm al-‘ustmaniy.

MSI edisi kedua (2002) berawal dari adanya upaya pengembalian tulisan mushaf kepada khath yang lebih ‘gemuk’, sebagaimana digunakan Mushaf Bombay. Penulisan itu sendiri berlangsung dari tahun 1999 hingga tahun 2001 oleh Baiquni Yasin, cucu dari Syadzali Sa‘ad (kaligrafer edisi perdana). 

Mushaf Standar Indonesia Edisi 2002
Mushaf Standar Indonesia Edisi 2002

Jika pada edisi perdana penegasan yang terlihat jelas ada pada sisi rasm, maka pada edisi kedua ini giliran qiraat yang ditonjolkan, dengan penyebutan riwayat Imam Hafsh dari bacaan Imam ‘Ashim. Meski demikian, sisi rasm tetap mendapat porsi pembenahan dan penyempurnaan pada 55 tempat. Kemudian pada tahun 2007, mushaf edisi ini mendapat penyempurnaan kembali pada aspek klasifikasi Makiyah dan Madaniyah. 

Sejauh data yang penulis miliki, mushaf terbitan tahun 2011, 2012, dan 2013 masih mengikuti edisi yang sama, dengan sampul berwarna hijau dan dominasi warna kuning pada tulisan di dalamnya. Sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya penulis belum memiliki data yang cukup memadahi.

MSI edisi ketiga dimulai sejak tahun 2019. Edisi ini juga merupakan penulisan ulang oleh seorang kaligrafer bernama Isep Misbah. Khat tulisan Misbah ini bahkan diangkat sebagai font resmi LPMQ untuk Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia, termasuk dalam versi aplikasinya, Qur’an Kemenag. Masih dari data yang penulis miliki, mushaf edisi kedua ini masih digunakan hingga terbitan tahun 2021.

Mushaf Alquran Standar Indonesia 2020-2021
Mushaf Standar Indonesia 2020-2021

Salah satu perubahan dalam mushaf edisi ketiga ini yang cukup signifikan menurut penulis adalah adanya lembar deskripsi mushaf  atau Al-Ta‘rif bi al-mushhaf yang terletak pada bagian akhir. Deskripsi ini, sebagaimana mushaf lain di dunia, berisi penjelasan mengenai seluruh karakter mushaf seperti afiliasi rasm, qiraat, tanda baca dan tajwid, dan lain sebagainya.

Spesifik pada aspek rasm, pada edisi ini juga telah disebutkan dengan jelas bahwa rasm yang digunakan terafiliasi pada riwayat Al-Daniy, sebagaimana Mushaf Al-Jamahiriyyah, Libya (selengkapnya baca Membedah Takrif Rasm Mushaf Alquran Standar Indonesia). Wallahu a‘lam bi al-shawab. []

Nor Lutfi Fais
Nor Lutfi Fais
Santri TBS yang juga alumnus Pondok MUS Sarang dan UIN Walisongo Semarang. Tertarik pada kajian rasm dan manuskrip kuno.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...