Acap kali kita mendengar sholawat yang dimulai dengan lirik Sholatullahi wa salam, ‘ala man uhiyal qur’an, kemudian dilanjutkan dengan lirik berbahasa Indonesia tentang keutamaan Al Qur’an. Saking seringnya kita mendengar shalawat tersebut, terkadang malah tak tahu siapa pengarangnya. Shalawat yang disebutkan tadi merupakan shalawat fadhailul Qur’an anggitan Kyai Ahsin Sakho Muhammad.
Kyai Ahsin Sakho merupakan seorang pakar Al-Qur’an yang dikenal piawai dalam fan ilmu langka, yakni qiraah sab’ah. Kedalaman ilmunya ini, ia dapatkan selama belajar S1 sampai S3 di Fakultas Kulliyatul-Qur’an wa Dirasah Islamiyyah, Al-Jami’ah Al-Islamiyah (Universitas Islam Madinah). Sementara pendidikan dasar Al Qur’an dan keagamaan lainnya, ia dapatkan di beberapa pondok pesantren. Tercatat, ia sebagai alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Pesantren KH. Umar Abdul Manan Solo, dan Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, Kudus (Bimbingan KH. Arwani).
Baca juga: Nashiruddin Al-Baidhawi: Sang Hakim Pengarang Kitab Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil
Konsistensi Kyai Ahsin dalam bidang Al-Qur’an juga menjadikannya sebagai salah satu Dewan Pakar di Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Kemenag. Tak heran jika kita mendapati mushaf terbitan Indonesia yang ditandatangani olehnya. Selain itu, Kyai yang mengasuh Pondok Pesantren Dar Al Qur’an Cirebon juga mengajar di beberapa kampus Jakarta, seperti Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ), Institu Darul Rahman, PTIQ, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai seorang akademisi dan kyai, tentu ia memiliki berbagai karya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Di antara karya-karyanya yaitu Membumikan Ulumul Qur’an, Perempuan dan Al Qur’an, Manba’ul Barakat (Qiraah sab’ah), Oase Al Qur’an, dan lainnya. Bukan hanya literatur, ia pun membuat syair Qur’ani yang kemudian kita kenal dengan nama shalawat fadhailul Qur’an.
Baca juga: Benarkah Warna Merah Lafadz Walyatalattaf sebagai Tanda Tetesan Darah Usman bin Affan?
Shalawat Fadhailul Qur’an dan Pesan Kinasihnya
Shalawat fadhailul Qur’an sangat mudah kita temukan, di youtube saja salah satu channel milik Khanifah Khani yang melantunkan shalawat ini mencapai 2,3 juta viewers. Berikut link youtubenya, bisa ditonton di sini. Tentu ini menjadi salah satu bukti diterimanya syair anggitan Kyai Ahsin oleh masyarakat luas. Adapun lirik shalawat itu seperti berikut ini.
Sholatullahi wa salam, ‘ala man uhiyal qur’an 2x
Wa ahli baitihil kiram, wa shohbihi dzawil qur’an 2x
Dengarkanlah kata Nabi, perintahnya kita turuti
Sebaik-baik seorang abdi, belajar mengajar kitab suci
Jika Anda akan membaca, ayat qur’an kapan saja
Baca ta’awudz terlebih dulu, jangan biarkan itu berlalu
Bacalah slalu bismillah, jika dari awal surah
Selain Surah Baroah, karena tak ada sunnah
Bacalah Qur’an dengan tartil, bacanya pelan sambil memikir
Akan datang Malaikat Jibril, membawa rahmat bagi pedzikir
Jika ada yang baca Qur’an, marilah sama mendengarkan
Jika kita sama membaca, janganlah kita saling mencerca
Orang mahir baca Al-qur’an, sama malaikatur-Rahman
Orang sulit baca Al-qur’an, akan dapat dua ganjaran
Siapa senang membaca Qur’an, pastilah dia dapat ganjaran
Siapa senang bersimaan, dapat rahmat dari Yang Rahman
Barang siapa yang hafal Qur’an, nilai-nilainya diamalkan
Orang tuanya disematkan, mahkota indah yang berkilauan
Jika selesai mengaji, tutuplah mushaf yang suci
Benarkanlah sang Ilahi, tanda cinta yang abadi
Itulah syair tentang Al-qur’an, kitab suci kita muliakan
Meminta Allah Yang Maha Rahman, dapat syafa’atnya Al-Qur’an
Sholatullahi wa salam, ‘ala man uhiyal qur’an 2x
Wa ahli baitihil kiram, wa shohbihi dzawil qur’an 2x
Putra dari Kyai Muhammad Asyrofuddin dan Nyai Umi Salamah ini secara ringan menuliskan keutamaan Al Qur’an. Keutamaan ini layaknya nasihat untuk umat muslim terhadap Al Qur’an, baik yang mendengarkan maupun membacanya. Dalam syair yang ringkas ini, tentu melibatkan banyak dalil yang kemudian disederhanakan oleh Kyai Ahsin. Salah satunya, pada lirik “Sebaik-baik seorang abdi, belajar mengajar kitab suci”. Lirik ini tentu sangat relate dengan hadis nabi “khairukum man ta’allamal Qur’an wa ‘allamahu”.
Baca juga: Mana yang Lebih Utama, Membaca Al-Quran dengan Hafalan atau dengan Melihat Mushaf?
Selain itu, pesan kinasih Allah terhadap hamba-Nya juga ditampakkan oleh Kyai Ahsin. Di bagian lirik Jika ada yang baca Qur’an, marilah sama mendengarkan. Jika kita sama membaca, janganlah kita saling mencerca. Orang mahir baca Al-qur’an, sama malaikatur-Rahman. Orang sulit baca Al-qur’an, akan dapat dua ganjaran. Jelas sekali pesan perdamaian ia sematkan dalam shalawat ini.
Tentu kita semua sepakat atas lirik syair yang ditulis Kyai Ahsin. Kita pun sepakat bahwa karya seperti ini terbukti ampuh menembus sekat-sekat sosial. Semua bisa menikmati, tak mengenal akademisi, maupun santri. Shalawat seperti ini mampu mengantarkan pesan- pesan Qur’ani. Wallahu a’lam []