BerandaTafsir TematikSurat Ali ‘Imran Ayat 133: Bersegeralah Memohon Ampun Kepada Allah Swt

Surat Ali ‘Imran [3] Ayat 133: Bersegeralah Memohon Ampun Kepada Allah Swt

Seorang muslim dalam kehidupannya diperintahkan untuk senantiasa mengerjakan perbuatan saleh, baik saleh ritual maupun saleh sosial. Di samping itu, ia juga dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah swt, sebab barang kali dalam kesehariannya terdapat kesalahan atau kekurangan terkait ibadah maupun etika sosial bermasyarakat.

Memohon ampun kepada Allah swt tidak hanya dilakukan karena seseorang telah terjerumus ke dalam sebuah perbuatan dosa besar, tetapi juga ketika seseorang merasa kurang maksimal dalam beribadah. Sebagai contoh, sujud sahwi adalah upaya untuk memohon ampun kepada Allah swt atas kelupaan atau kekurangan dalam shalat yang dilakukan seseorang.

Tidak hanya itu, seseorang yang merasa tidak pernah melakukan kesalahan pun tetap dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah swt. bahkan Nabi Muhammad saw, sang al-insan al-kamil dan orang yang maksum dari dosa, senantiasa memohon ampun kepada Allah dengan beristigfar sebanyak seratus kali di setiap harinya, tanpa lelah dan jemu-jemu (Riyad al-Shalihin).

Baca Juga: Surah Al-Baqarah Ayat 201: Doa Memohon Kebaikan di Dunia dan di Akhirat

Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak pernah waktu pagi saya lewati kecuali saya membaca istigfar 100 kali.” (HR. At-Thabrani). Dalam hadis lain dari Abu Hurairah disebutkan, “Sesungguhnya Nabi saw mengumpulkan manusia dan beliau berseru, ‘Wahai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya saya bertobat kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali’.” (HR. Imam Muslim dan An-Nasai).

Perintah memohon ampun kepada Allah swt meskipun tidak melakukan kesalahan juga tertuang dalam surah Ali Imran [3] ayat 133 yang berbunyi:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣

Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3] ayat 133).

Menurut Quraish Shihab, surah Ali Imran [3] ayat 133 merupakan anjuran meningkatkan upaya ketaatan sebagaimana seseorang sedang menghadapi perlombaan. Salah satunya adalah melalui memohon ampun kepada Allah swt dengan menyadari kesalahan-kesalahan dalam hidup atau kekurangan-kekurangan dalam ibadah. Selain itu, ayat ini juga menyatakan bahwa Allah telah menyiapkan surga nan luas bagi al-muttaqin.

Surah Ali Imran [3] ayat 133 seakan mengatakan, “Berlomba-lombalah kalian (para pengikut Muhammad saw) menuju ampunan Allah dengan menyadari berbagai kesalahan atau kekurangan dalam hidup dan berupaya senantiasa taat kepada-Nya. Dan bersegeralah pula (kalian) menuju surga-Nya yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang bertakwa.”

Al-Sa’adi menyebutkan dalam kitabnya Taisir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan, surah Ali Imran [3] ayat 133 berisi perintah Allah swt kepada manusia agar bersegera menuju ampunan-Nya dengan melaksanakan kebaikan dan memohon ampun kepada Allah. Dia juga memerintahkan manusia untuk menuju surga-Nya yang luasnya tak terhingga oleh akal manusia. Surga ini diperuntukkan bagi orang yang senantiasa bertakwa kepada-Nya.

Menurut Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain, surah Ali Imran [3] ayat 133 bermakna, “Dan bersegeralah kamu (dengan atau tanpa wau) kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini adalah imbalan yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat.”

Sedangkan Syekh Nawawi al-Bantani dalam Marah Labid tidak hanya menerjemahkan magfirah dengan memohon ampun kepada Allah swt, melainkan juga bersegeralah menuju Islam dengan mengerjakan segala kewajiban seperti shalat lima waktu, bertauhid, jihad, mengagungkan Allah dan bertobat. Itu semua dapat mengantarkan seorang hamba menuju ampunan Allah swt.

 Lebih jauh, al-Bantani menyebutkan bahwa surah Ali Imran [3] ayat 133 mendeskripsikan dua dimensi tujuan manusia di dunia berkenaan menyembah Allah swt, yakni: Pertama, izalat al-iqab atau menghapuskan dosa dan siksa. Dalam konteks ini, manusia beribadah murni agar mendapatkan ampunan dan rida Allah semata. Kedua, ishal al-tsawab atau mendapatkan pahala yang dapat mengantarkan ke surga-Nya.

Ada satu hal yang perlu dicatat berkenaan ayat di atas, yakni perumpamaan surga selebar langit dan bumi tidak harus dipahami dalam arti harfiah atau yang sesungguhnya. Perumpamaan ini – kemungkinan besar – hanya sebagai gambaran keagungan surga bagi manusia yang menganggap langit dan bumi adalah sesuatu yang paling luas. Sedangkan hakikat luas dan lebar surga sesungguhnya hanya diketahui oleh Alllah swt.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Hasyr Ayat 10: Intisari Doa Kasih Sayang dan Pengampunan

Terdapat catatan menarik dari Quraish Shihab berkenaan perumpamaan surga pada surah Ali Imran [3] ayat 133. Menurutnya, perumpamaan ini diberikan Al-Qur’an dengan tujuan agar kaum muslimin tidak mempersempit surga dan merasa atau menyatakan bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yang akan memasuki surga. Karena pada hakikatnya, surga diperuntukkan bagi orang yang berserah diri kepada Allah swt (Tafsir al-Misbah [2]: 220).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa seorang muslim harus senantiasa taat kepada Allah swt dalam segala kondisi, baik suka maupun duka. Selain itu, ia juga diperintahkan untuk memohon ampun kepada Allah sekalipun ia tidak melakukan doa ataupun kesalahan. Memohon ampun di sini berfungsi sebagai penunjang ketaatan dan dengan keduanya diharapkan ia bisa mendapatkan ganjaran di sisi-Nya, yakni surga. Wallahu a’lam.

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

penamaan surah Alquran

Penamaan Surah Alquran: Proses Penamaan Nonarbitrer

0
Penamaan merupakan proses yang selalu terjadi dalam masyarakat. Dalam buku berjudul “Names in focus: an introduction to Finnish onomastics” Sjöblom dkk (2012) menegaskan, nama...