BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Furqan Ayat 33-35

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 33-35

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 33-35 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai perlindungan kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua mengenai keadaan penghuni neraka. ketiga mengenai proses penurunan wahyu.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 29-32


Ayat 33

Dalam ayat ini, Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa Dia tidak akan membiarkan orang-orang kafir itu datang kepada Nabi membawa sesuatu yang batil yang mereka ada-adakan untuk menodai kerasulannya.

Allah hanya akan mendatangkan kepada Nabi suatu yang benar untuk menolak tuduhan mereka dan memberikan penjelasan yang paling baik. Hal seperti ini tersebut pula dalam firman Allah:

;بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ

Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. (al-Anbiya’/21: 18);

Ayat 34

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang digiring ke neraka Jahanam, dengan cara menyeret wajah mereka dengan rantai-rantai dan belenggu, adalah orang-orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.

Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk mengucapkan kata-kata ini kepada orang-orang kafir yang menge-mukakan beberapa sifat yang ganjil untuk menodai kerasulannya, dengan maksud seolah-olah beliau ini menyuruh mereka untuk mengadakan perbandingan siapakah di antara mereka yang mendapat petunjuk dan siapa yang berada dalam kesesatan. Sesuai dengan firman Allah:

;وَاِنَّآ اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ;

Dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba’/34: 24)

Juga tersebut dalam hadis Rasulullah saw:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاَثَةَ أَصْنَافٍ صِنْفًا مُشَاةً وَصِنْفًا رُكْبَانًا وَصِنْفًا عَلَى وُجُوْهِهِمْ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ يَمْشُوْنَ عَلَى وُجُوْهِهِمْ؟ قَالَ إِنَّ الَّذِيْ أَمْشَاهُمْ عَلَى أَقْدَامِهِمْ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُمْ عَلَى وُجُوْهِهِمْ أَمَا إِنَّهُمْ يَتَّقُوْنَ بِوُجُوْهِهِمْ كُلَّ حَدَبٍ وَشَوْكٍ. (رواه الترمذي عن أبي هريرة)

Akan dikumpulkan manusia pada hari Kiamat dalam tiga golongan, segolongan berjalan kaki, segolongan lagi berkendaraan, dan segolongan lagi berjalan dengan wajahnya. Rasulullah ditanya, “Bagaimana mereka berjalan dengan  wajahnya?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Tuhan yang dapat memperjalankan mereka dengan kedua kakinya mampu pula memperjalankan mereka dengan wajahnya. Ingatlah, mereka menjaga wajah mereka dari benda-benda yang tajam dan berduri.” (Riwayat at-Tirmizi dari Abµ Hurairah)

Yang dimaksud di sini bahwa malaikat menyeret wajah orang-orang kafir ke dalam neraka.


Baca juga: Nasaruddin Umar: Al-Qur’an Bedakan antara Gender dan Jenis Kelamin


Ayat 35

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa seperti menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad. Dia juga telah menjadikan Harun, saudaranya, menyertai dia sebagai seorang waz³r (pembantu) yang selalu diajak musyawarah untuk diminta pendapatnya. Dalam ayat lain diterangkan bahwa Harun itu diperbantukan kepada Musa sebagai seorang nabi.

Hal ini tidak bertentangan karena walaupun Harun seorang nabi, tetapi dalam bidang syariat ia mengikuti syariat Musa dan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Musa dan Harun diperintahkan supaya menyampaikan risalah-Nya kepada Fir‘aun dengan jaminan bahwa kemenangan terakhir pasti berada di pihak mereka.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 36-38


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...