BerandaTafsir TahliliTafsir Surah al-Hijr Ayat 57-65

Tafsir Surah al-Hijr Ayat 57-65

Tafsir Surah al-Hijr Ayat 57-65 masih mengisahkan tentang era nabi Ibrahim. Setelah sebelumnya kedangan tamu dari para malaikat dan merasa yakin dengan informasi yang mereka bawa. Ibrahim pun bertanya terkait tujuan mereka berada di kota tersebut selain dari menyampaikan berita gembira kepada Ibrahim dan Istrinya.

Disampaikan pula dalam Tafsir Surah al-Hijr Ayat 57-65 bahwa tujuan lain dari kedua malaikat tersebut adalah sebagai utusan kepada kaum nabi Luth untuk membinasakan mereka yak durhaka dan berdosa. Sedangkan kaum yang mengikuti nabi Luth akan diselamatkan dari bencana tersebut.


Baca Sebelumnya : Tafsir Surah al-Hijr Ayat 47-50


Selanjutnya dalam Tafsir Surah al-Hijr Ayat 57-65 mengisahkan tentang kedatangan kedua malaikat itu menemui Luth menceritakan kepadanya perihal upaya pembinasaan pada kaumnya yang ingkar, dan menjanjikan keselamatan kepada kaumnya yang taat.

Ayat 57-58

Setelah Ibrahim yakin bahwa para tamunya adalah malaikat, timbul pertanyaan di benaknya kenapa yang datang beberapa malaikat, padahal biasanya hanya satu yang datang. Jika yang datang beberapa malaikat, tentu tugas yang dipikulnya sangat besar. Beliau lalu bertanya kepada malaikat tentang tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

Malaikat pun menjawab bahwa mereka ditugaskan untuk mengazab kaum yang berdosa, yaitu kaum Luth yang telah durhaka kepada Allah dan mengingkari seruan rasul yang diutus kepada mereka.


Baca Juga: Kisah perilaku Homoseksual Kaum Nabi Luth


Ayat 59-60

Para malaikat yang menjadi tamu Nabi Ibrahim menerangkan kepadanya bahwa mereka ditugaskan untuk membinasakan kaum Luth yang tidak mengindahkan seruan nabi yang diutus kepada mereka. Termasuk orang-orang yang dibinasakan itu adalah istri Luth sendiri. Sedangkan orang-orang yang mengikuti Luth akan diselamatkan dari azab itu.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa seseorang tidak dapat membebaskan orang lain dari azab Allah walaupun orang lain itu adalah istri, anak-anak atau orang tuanya, karena manusia bertanggung jawab kepada Allah atas segenap perbuatan yang telah dilakukannya. Allah tidak akan membebani seseorang dengan dosa orang lain sedikit pun. Firman Allah:

 وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ

… Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain… (al-An’am/6: 164)

Ayat 61-62

Setelah para malaikat menyampaikan kabar gembira kepada Ibrahim a.s. akan anugerah Allah kepadanya berupa kelahiran seorang putra dan berita akan kehancuran kaum Luth yang ingkar, mereka pun meninggalkan rumah Ibrahim menuju kota Sodom, negeri tempat tinggal kaum Lut yang terletak di daerah Yordania, untuk melaksanakan tugas yang telah dipikulkan Allah kepada mereka.

Kedatangan mereka secara tiba-tiba ke rumahnya tidak diduga-duga sedikit pun oleh Luth a.s. dan ia tidak mengetahui sedikit pun siapa para tamu yang datang itu. Hal ini tergambar dalam ucapan Luth ketika menyambut tamunya itu, “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang yang tidak dikenal.” Pada firman Allah yang lain digambarkan pula kegelisahan Lut dan ketidaktahuannya terhadap kaumnya itu.

Allah berfirman:

وَلَمَّآ اَنْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا

Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Lut, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka. (al-‘Ankabut/29: 33).

Dari ayat dipahami bahwa sebab kekhawatiran dan kegelisahan Nabi Lut itu ialah kedatangan tamu-tamu itu ke rumahnya secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya.

Para malaikat itu menyamar seperti laki-laki rupawan yang sangat disukai oleh kaum Luth yang senang mengerjakan perbuatan homoseksual. Biasanya kalau datang laki-laki seperti itu, kaum Lut akan datang beramai-ramai ke rumahnya dan memaksa Luth menyerahkan tamunya kepada mereka.

Seandainya Luth a.s. mengetahui dengan pasti bahwa yang datang itu para malaikat, tentulah dia tidak merasa khawatir karena dia percaya bahwa para malaikat dapat mempertahankan dan membela diri dari tindakan mereka itu.

Ayat 63-65

Para malaikat menerangkan maksud kedatangan mereka kepada Luth a.s. Mereka datang untuk menyampaikan kabar buruk yaitu azab yang akan ditimpakan kepada kaumnya yang telah mengingkari dan men-dustakannya.

Dalam ayat ini disebutkan jawaban para malaikat, “Sesungguhnya kami datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.” Bahkan dengan perkataan, “Kami datang untuk mengazab mereka.”

Maksud jawaban para malaikat dengan perkataan yang demikian itu ialah untuk menyatakan kebenaran ancaman yang biasa disampaikan Lut kepada kaumnya selama ini. Nabi Luth a.s. selalu memperingatkan kaumnya agar mengikuti dan memeluk agama yang telah disampaikannya serta mengakui kerasulannya.

Jika mereka tetap ingkar, mereka akan ditimpa azab Allah. Seruan dan pernyataan Luth ini mereka sambut dengan ejekan. Mereka tidak mempercayai keesaan dan kekuasaan Allah yang dapat mengazab orang-orang yang ingkar. Bahkan mereka menantang Luth agar segera menurunkan azab yang dijanjikan itu.

Kemudian para malaikat menegaskan kepada Luth bahwa maksud kedatangan mereka ialah untuk melaksanakan tugas yang telah dibebankan Allah swt kepada mereka untuk menyampaikan azab kepada kaumnya.

Tugas ini pasti terlaksana dan segala yang mereka ucapkan itu adalah benar, karena mereka sendiri adalah para malaikat yang tidak pernah menyalahi perintah Allah.

Setelah itu, para malaikat memberikan perintah kepada Luth a.s. tentang cara-cara yang harus dilaksanakannya beserta pengikut-pengikutnya untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang akan datang.

Luth beserta keluarga dan kaumnya yang telah beriman diperintahkan untuk segera meninggalkan negeri itu pada akhir malam. Luth a.s. diminta berjalan di belakang pengikut-pengikutnya, agar dia dapat mengatur dan mempertahankan diri dari serangan kaumnya yang mengejar dari belakang. Ini juga bertujuan  agar Luth a.s. dapat mendorong para pengikutnya berjalan secepatnya, karena azab yang akan ditimpakan hampir datang, dan ia dapat memperhatikan kaumnya yang tidak mau meneruskan perjalanan.

Selanjutnya para malaikat memerintahkan agar tidak seorang pun dari pengikut Luth yang menoleh ke belakang pada waktu mendengar halilintar yang menghancurkan. Dengan demikian, mereka tidak dapat melihat peristiwa yang mengerikan yang dapat merusak dan menggoncangkan jiwa mereka, sehingga mereka selamat dan iman mereka bertambah kuat sampai ke tempat yang aman yang sedang dituju itu.

Pada ayat ini, disebutkan agar Luth berangkat beserta keluarga dan kaumnya yang setia. Kemudian para malaikat menguatkan perintah dan larangannya dengan mengatakan, “Teruskanlah perjalananmu ke tempat yang telah diperintahkan kepadamu.” Menurut suatu riwayat yang dimaksud dengan tempat yang diperintahkan dalam ayat ini ialah negeri Syam (Syria).

Pada Surah Hud, kisah Luth dikisahkan menurut urutan peristiwa yang pernah terjadi, sedang pada surah ini dikisahkan secara melompat-lompat, tidak menurut urutan kejadian yang sebenarnya.

Perbedaan cara dalam mengutarakan kisah ini adalah karena tujuan Allah menyampaikan kisah ini pada kedua surah tersebut juga berbeda. Jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka tujuan mengutarakan kisah Luth dalam Surah Hud ialah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad saw beserta sahabat-sahabatnya, dalam menyampaikan agama Allah dan menyatakan keesaan dan kekuasaan Allah swt yang wajib disembah.

Rasul-rasul yang diutus Allah sejak dahulu selalu mendapat tantangan dan ancaman dari kaumnya, tetapi mereka tetap tabah dan sabar melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepada mereka.

Sedang tujuan kisah Luth dengan kaumnya pada Surah Al-Hijr ini adalah untuk menjelaskan kepada orang-orang yang beriman akan rahmat dan nikmat Allah yang telah mereka terima. Juga nikmat yang telah diterima oleh orang-orang yang beriman dahulu kala kepada rasul-rasul yang diutus Allah kepada mereka.

Di antaranya adalah nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. berupa putra-putra yang selalu diidam-idamkannya, dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Luth beserta pengikutnya. Juga untuk menerangkan azab Allah yang telah ditimpakan kepada orang-orang kafir dan ingkar kepada dakwah rasul yang diutus kepada mereka.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al Hijr Ayat 66-72


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Iltifat Dhamir dalam Alquran

0
Alquran merupakan kitab suci dengan bahasa yang unik dan mengandung sastra tinggi. Salah satu keunikan tersebut adalah penggunaan iltifat. Ayat-ayat yang mengandung iltifat memiliki...