BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 35-42

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 35-42

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 35-42 mengisahkan keingkaran kaum Nabi Hud pada dirinya. Terutama ketika Hud menjelaskan perihal hari Kebangkitan, bagi mereka, peristiwa itu mustahil terjadi, dan mereka menganggap bahwa Hud telah berdusta mengatasnamakan Tuhan. Bagi mereka, dunia adalah tempat abadi, tidak ada kehidupan lagi setelah mati, namun sikap demikian justru mengantarkan mereka kepada murka Allah Swt.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 29-34


Ayat 35

Kemudian mereka menambah alasan keingkaran mereka kepada rasul yang diutus Allah, yaitu Nabi Hud dengan mengatakan bagaimana mungkin Nabi Hud menjanjikan kepada pengikutnya bahwa jika manusia sudah mati, dan badannya telah hancur dalam kubur dan hanya tinggal tulang-belulang saja, akan dibangkitkan lagi dalam keadaan utuh dari kuburannya itu untuk dihisab pada hari Kiamat.

Mereka tidak mem-percayainya karena hanya mengikuti pemikirannya yang dangkal, padahal dalam Surah Yāsin Allah telah berfirman:

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Katakanlah (Muhammad), ”Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yāsin/36: 79)

Ayat 36

Ayat ini menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Nabi Hud tentang kebangkitan, menurut mereka mustahil terjadi. Mereka tidak mau beranjak dari pikirannya yang sederhana untuk melihat kenyataan bahwa ada kekuasaan Allah di luar kekuasaan manusia. Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seluruh manusia.

Ayat 37

Kemudian mereka mempertegas keingkaran mereka dengan ucapan, “Kehidupan yang sebenarnya hanya kehidupan dunia ini saja. Sebagian kita ada yang hidup kemudian mati, disusul pula oleh yang lain secara silih berganti, generasi demi generasi, tak beda seperti tanaman, di sana ada yang bercocok tanam dan di situ ada yang panen. Kita sekalian tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati.”

Orang-orang kafir hanya memandang kehidupan manusia seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang yang dari waktu ke waktu hanya mengalami pergantian generasi, dan tidak ada perkembangan pikiran dan kebudayaan, serta tidak ada tanggung jawab dalam perbuatannya sehari-hari.

Ayat 38

Mereka tidak saja mengingkari kebangkitan setelah mati, tetapi juga melemparkan tuduhan kepada Hud bahwa ia berbuat dusta kepada Allah. Mereka berkata, “Orang itu memang mengadakan kedustaan terhadap Allah dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya.”


Baca Juga : Tafsir Surah Yasin ayat 51-52: Penyesalan di Hari Kebangkitan


Ayat 39

Ketika Hud mendengar ucapan kaumnya, bahwa mereka sama sekali tidak akan beriman kepadanya, maka beliau berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku, walaupun aku telah menjalankan segala daya upaya untuk memberi petunjuk kepada mereka, tetapi mereka telah menutup semua pintu-pintu hidayah, sehingga aku merasa berputus asa dari keimanan mereka itu.”

Ayat 40

Allah berfirman, “Tunggulah, tidak lama lagi orang-orang yang mendustakanmu itu semuanya akan menjadi orang-orang yang menyesal. Azab-Ku akan menimpa mereka dan pada waktu itu semua penyesalan tidak akan berguna lagi.”

Ayat 41

Maka mereka dimusnahkan dengan azab yang tidak ada bandingannya, yaitu dihancurkan oleh air dan suara yang mengguntur dengan dahsyat. Mereka dijadikan sebagai sampah banjir besar yang tidak berfaedah sama sekali, maka orang-orang yang zalim itu menjadi binasa.

Ayat 42

Setelah kehancuran kaum ‘Ad, pada ayat ini diterangkan tentang kaum Tsamud, kaum negeri Madyan dan negeri Aikah, serta negeri Sodom. Kepada kaum Tsamud Allah mengutus Nabi Saleh, tetapi kaum Tsamud menolaknya, bahkan sampai membunuh unta Nabi Saleh yang merupakan mukjizatnya.

Sedangkan kepada penduduk Madyan dan Aikah, Allah mengutus Nabi Syuaib. Mereka juga durhaka dan menolak Nabi Syuaib, serta mereka suka mengurangi timbangan. Penduduk Sodom juga mengingkari Nabi Lut dan banyak yang melakukan homoseksual.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 43-47


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tiga Kunci Menjaga Keharmonisan Antar Sesama Manusia

0
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, setiap manusia wajib merasakan keharmonisaan. Dengan keharmonisan, maka akan tercipta kehidupan yang penuh dengan kenyamanan dan perdamaian. Untuk menciptakan...