BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Qasas ayat 5-6

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 5-6

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 5-6 mengulas tentang Fir’aun yang menindas Bani Israil. Hal ini disebabkan Fir’aun bermimpi bahwa kekuasaannya akan dihancurkan oleh salah seorang bayi dari Bani Israil. Oleh sebab itu dalam Tafsir Surah Al-Qasas ayat 5-6 ini dijelaskan pula bahwa salah satu balasan Allah sebab perbuatan tercelanya adalah dengan  membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun dan menjadikan mereka pemuka di dunia.

Selengkapnya Baca Tafsir Surah Al Qasas ayat 5-6 di bawah ini….


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Qasas ayat 1-4


Ayat 5-6

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israil yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan duniawi dan agama. Maka berkat perjuangan Bani Israil, berdirilah satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

وَاَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِيْنَ كَانُوْا يُسْتَضْعَفُوْنَ مَشَارِقَ الْاَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنٰى عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۙ بِمَا صَبَرُوْاۗ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهٗ وَمَا كَانُوْا يَعْرِشُوْنَ  ;

Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (al-A’raf/7: 137)

Baca Juga: Kisah Bani Israil Pasca Kehancuran Firaun dan Bala Tentaranya dalam Al-Quran

Demikianlah, bila Allah menghendaki sesuatu, pasti terlaksana. Bagaimana pun kuatnya Fir’aun dengan tentara dan kekayaannya serta bagaimana pun lemahnya Bani Israil sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun bahkan selalu ditindas, dianiaya, dan dimusuhi, tetapi karena Allah hendak memuliakan mereka, ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan bergerak. Berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.

Allah memperlihatkan kepada Fir’aun apa yang selalu ditakutinya, juga oleh Haman (menterinya) dan tentaranya, yaitu keruntuhan kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa. Bayi ini luput dari pengawasan Fir’aun, bahkan diasuh dan dididik di istananya, serta dimanjakan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang.

Padahal, bayi itulah nanti, di waktu besarnya, yang akan menumbangkan ke-kuasaannya, menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya. Bagaimana pedihnya luka di hati Fir’aun ketika melihat anak yang disayangi dan dimanjakan, menantang dan melawan kekuasaannya.

Kesombongan, takabur, dan keangkuhan Fir’aun memang tak ada gunanya ketika berhadapan dengan kekuasaan dan keperkasaan Allah. Semua tindakannya dibalas dengan tindakan yang setimpal. Di antara tindakan yang dilakukan oleh Fir’aun yang melampaui batas adalah:

  1. Menganggap dirinya berkuasa mutlak sehingga ia bersikap takabur dan sombong bahkan mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
  2. Untuk menjamin kelanggengan kekuasaannya, dia memecah belah bangsanya, memusnahkan golongan yang menentangnya, membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan dijadikan sebagai gundik dan dayang-dayang kerajaan.
  3. Berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.

 Tindakan Fir’aun itu dibalas oleh Allah dengan beberapa tindakan pula, yaitu:

  1. Allah membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun dan kaumnya dan menjadikan mereka pemuka dan pemimpin di dunia.
  2. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana dan memberikan tempat di muka bumi.
  3. Allah memperlihatkan kepada Fir’aun, Haman, dan tentaranya bagaimana keruntuhan kekuasaan mereka. ;Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin, bisa terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah, tertindas dan teraniaya. Sungguh Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala suatu. (Ali ‘Imran/3: 26)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-Qasas ayat 7-9

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...