BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 121-124

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 121-124

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 121-124 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai perintah untuk mengambil hikmah atas kisah Nabi Nuh as. Kedua berbicara mengenai kisah Nabi Hud as yang juga diinggkari oleh kaumnya.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 120


Ayat 121-122

Setelah menerangkan kisah Nabi Nuh dan kaumnya, kebinasaan yang dialami orang-orang yang mengingkari seruan rasul dan kemenangan yang diperoleh orang-orang yang beriman, Allah lalu mengarahkan firman-Nya ini kepada Nabi Muhammad dan kaum Muslimin.

Allah mengingatkan bahwa peristiwa di atas hendaklah menjadi iktibar atau pelajaran. Umat manusia seharusnya beriman kepada Nabi Muhammad dan menerima seruannya. Bila mereka mengingkarinya, maka hal yang sama dapat terjadi pada mereka. Allah mampu melaksanakan ancaman-Nya apabila Dia menghendaki. Akan tetapi, Allah masih memberi kesempatan kepada umat manusia, karena Ia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Baca juga: Pentingnya Mengetahui Ilmu Asbab an-Nuzul dalam Memahami Al-Quran


Ayat 123-124

Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Hud a.s. kepada kaum ‘Ad tetapi mereka mendustakan dan mengingkari seruannya. ‘Ad adalah nama suatu kaum, yang diambil dari nama nenek moyang mereka yang bernama ‘Ad.

‘Ad adalah salah seorang keturunan Sam bin Nuh. Nabi Hud sendiri termasuk salah seorang keturunan ‘Ad, yaitu Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin ‘Ad. Itulah sebabnya di dalam ayat ini Nabi Hud disebut saudara dari kaum ‘Ad, yang maksudnya Nabi Hud termasuk salah seorang warga kaum ‘Ad.

Kaum ‘Ad bertempat tinggal di al-Ahqaf, yang sekarang dikenal dengan nama Sahara al-Ahqaf. Sekarang daerah ini termasuk salah satu bagian dari kerajaan Arab Saudi bagian selatan.

Al-Ahqaf terletak di sebelah utara Hadramaut, sebelah timur laut Yaman, sebelah selatan Nejed dan sebelah barat Oman. Sekarang tempat itu dinamai juga ar-Rab‘ al-Khali artinya “tempat yang kosong” karena memang tempat itu telah kosong, tidak didiami orang. Dalam peta biasanya ditulis Rub‘ al-Khali, itu salah, yang betul Rab‘ bukan Rub‘.

Kaum ‘Ad pada mulanya beragama tauhid, agama yang dianut nenek moyang mereka dan sesuai pula dengan fitrah manusia. Akan tetapi, setelah kerajaan mereka meluas dan membesar akibat penaklukan bangsa-bangsa lain di sekitarnya, mereka menjadi sombong dan menyembah patung-patung.

Patung-patung yang disembah itu adalah patung-patung pemimpin mereka, yang pada mulanya dibuat hanya untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka. Namun demikian, lama-kelamaan patung itu mereka sembah. Ada tiga buah patung yang mereka sembah, yaitu Saba’, Samud, dan Haba. Untuk mengembalikan mereka kepada agama yang benar, Allah mengutus seorang rasul kepada mereka, yaitu Nabi Hud, yang termasuk salah seorang dari warga mereka juga.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 125-127


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian I)

0
Diksi warna pada frasa tinta warna tidak dimaksudkan untuk mencakup warna hitam. Hal tersebut karena kelaziman dari tinta yang digunakan untuk menulis-bahkan tidak hanya...