Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 202-207 berbicara mengenai orang-orang musyrik yang mengejek Nabi Muhammad SAW. Mereka bertanya kapankan datagnya azab bagi mereka.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 197-201
Ayat 202-203
Dalam keadaan demikian, tanpa mereka sadari, datanglah azab kepada mereka secara tiba-tiba dan tidak diketahui dari mana datangnya. Ketika itu, barulah mereka sadar akan perbuatan mereka selama ini.
Mereka mengeluh dan mengharap agar ditangguhkan kedatangan azab itu, sehingga mereka dapat mengerjakan amal saleh, beriman, dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Meskipun telah mengetahui bahwa permintaan itu tidak akan dikabulkan Allah, namun mereka mencoba-coba untuk meminta, sekadar mengurangi kepedihan azab yang sedang mereka alami.
Ayat 204
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang musyrik Mekah pernah mengejek Nabi Muhammad dengan menanyakan kapan azab yang dijanjikan itu akan menimpa mereka. Pertanyaan mereka itu dijawab Allah melalui ayat ini dengan mengatakan, “Apakah mereka minta dipercepat datangnya azab yang Kami janjikan itu?”
Sebenarnya mereka tidak perlu menanyakan kapan azab yang diancamkan Allah itu datang. Mereka cukup memperhatikan malapetaka yang telah menimpa umat-umat dahulu yang telah mendustakan para rasul yang diutus Allah kepada mereka.
Padahal umat-umat dahulu itu adalah umat yang gagah perkasa dan mempunyai kemampuan untuk memakmurkan negara mereka, tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang sanggup mengelakkan diri dari azab Allah.
Baca juga: Tiga Prinsip Menjaga Persaudaraan dalam Surah Al-Hasyr Ayat 9
Ayat 205-207
Ibnu Abi Hatim menukil riwayat tentang asbab nuzul ayat ini dari Abµ Yahdam bahwa Rasulullah terlihat dalam keadaan bingung, kemudian para sahabat bertanya kepadanya apa sebab beliau bingung. Rasulullah menjawab bahwa beliau melihat musuh-musuhnya sesudah beliau wafat dari umatnya sendiri, maka turunlah ayat 205 Surah asy-Syu’ara’, dan kebingungan Rasul akhirnya sirna.
Melalui ayat-ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang musyrik Mekah tentang azab-Nya dengan berfirman, “Hai orang-orang musyrik, apakah kamu ingin mengalami nasib seperti yang dialami oleh umat-umat terdahulu? Mereka telah diberi kesenangan hidup, kekuatan tubuh, dan kesanggupan memakmurkan negeri mereka.
Mereka mengira bahwa kebahagiaan, kemakmuran, dan kekuasaan yang diperoleh itu dapat mengelakkan mereka dari azab Allah. Kenyataannya tidak demikian. Mereka tetap merasakan azab yang sangat pedih. Demikian pedihnya azab itu seakan-akan mereka tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kesenangan di dunia.” Allah berfirman:
كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا ࣖ;
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya yang hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari. (an-Nazi’at/79: 46).;
Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 208-213
(Tafsir Kemenag)