BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ghafir Ayat 46-48

Tafsir Surah Ghafir Ayat 46-48

Tafsir Surah Ghafir Ayat 46-48 berbicara tentang perintah Allah kepada Muhammad untuk menceritakan kisah Fir’aun dan kaumnya yang ingkar kepada orang-orang musyrik Mekah, tentang bagaimana kondisi mereka ketika berada didalam neraka. Perintah itu bertujuan supaya orang musyrik itu dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah GhafirAyat 43-45


Ayat 46

Pada ayat ini digambarkan azab yang akan menimpa Fir’aun dan kaumnya yang durhaka di akhirat nanti. Sejak meninggal dunia sampai dibangkitkan kelak, mereka akan dihadapkan ke neraka pagi, petang, dan terus-menerus hingga hari Kiamat.

Pada hari Kiamat dikatakan kepada para penjaga neraka, “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam neraka dan timpakanlah kepada mereka siksa yang keras.”

Jumhur ulama berpendapat bahwa azab kubur itu ada dan dasarnya adalah ayat ini. Pendapat mereka dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ وَيُقَالُ هٰذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثُكَ اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري و مسلم عن ابن عمر)

Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya salah seorang kamu apabila ia meninggal dunia diperlihatkan kepadanya tempat duduknya pada waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka (tempat duduknya itu adalah) tempat duduk ahli surga, jika ia termasuk ahli neraka maka (tempat duduknya adalah) tempat duduk ahli neraka. Dikatakan kepadanya, “Inilah tempat duduk engkau sampai Allah membangkitkan engkau pada hari Kiamat.”  (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar).

Dari firman Allah dan hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa azab kubur itu adalah suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal dan akan dialami oleh orang kafir pagi dan petang sampai mereka dibangkitkan kembali.

Namun ar-Razi menyatakan bahwa azab kubur tidak ada. Ayat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar penetapan adanya azab kubur, tetapi hanya menunjukkan kepada terus-menerusnya azab neraka, sama halnya dengan firman Allah yang ditujukan kepada ahli surga:

وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيْهَا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا

Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang. (Maryam/19: 62);

Ayat 47

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menceritakan kepada orang musyrik Mekah tentang malapetaka yang telah menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta azab kubur dan akhirat yang akan mereka derita nanti. Hal ini bertujuan agar berita itu menjadi pelajaran bagi mereka sehingga mereka sadar dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya.


Baca Juga : Beberapa Sikap Manusia terhadap Nikmat yang Digambarkan Al-Quran


Dalam perintah itu, Nabi Muhammad diminta untuk menceritakan kepada orang-orang musyrik Mekah tentang perbantahan orang-orang kafir yang mengingkari seruan rasul ketika mereka berada di dalam neraka nanti. Para pengikut memohon pertolongan kepada sembahannya agar diselamatkan dari azab neraka yang sedang menimpa mereka, atau menguranginya.

Akan tetapi, sembahan-sembahan itu berlepas tangan dari permintaan itu karena mereka sendiri tidak berdaya mengurangi atau mengelakkan diri dari azab yang sedang menimpa mereka itu.

Para penyembah berhala itu menggugat sembahan-sembahan itu dengan mengatakan, “Kami adalah penyembah-penyembahmu waktu di dunia dahulu, dan kami adalah penjaga-penjagamu yang selalu taat kepadamu dan mencukupkan segala keperluanmu, sehingga kami mengingkari seruan rasul yang disampaikan kepada kami.”

“Sekiranya kami tidak menyembah kamu semasa hidup di dunia dahulu, tentulah kami akan mengikuti seruan rasul, sehingga kami tidak dimasukkan ke dalam neraka seperti sekarang ini. Apakah kamu mau menghindarkan kami dari azab ini atau meringankannya dengan kesediaan kamu memikul sebagian dari azab yang telah menimpa kami ini? Seandainya bukan karena kamu sekalian, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.”

Ayat 48

Pada ayat ini diterangkan jawaban para pemimpin itu kepada para pengikutnya dengan mengatakan, “Sekarang kita sama-sama berada dalam neraka Jahanam dan sedang ditimpa azab yang pedih. Seandainya kami dapat mengelakkan diri atau dapat mengurangi sebagian dari siksa yang sedang menimpa ini, tentu kami akan melakukannya dan kami akan mengusahakannya untuk diri kami lebih dahulu.”

“Seandainya kami dapat melakukannya yang demikian tentu kamu sekalian dapat pula melakukan-nya, karena kami dan kamu adalah sama, sama-sama makhluk dan sama-sama berada di bawah kekuasaan Allah.”

Allah benar-benar telah menetapkan hukum di antara hamba-hamba-Nya dengan seadil-adilnya dan memberikan kepada seseorang apa yang harus diterimanya baik dalam bentuk pahala maupun dalam bentuk siksa, dan tidak seorang pun akan dirugikan-Nya.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ghafir 49-50


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...