BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Saba’ Ayat 28-30

Tafsir Surah Saba’ Ayat 28-30

Tafsir Surah Saba’ Ayat 28-30 menerangkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat manusia untuk membawa risalah ilahi. Akan tetapi, hal ini ditentang oleh kaum musyrik ketika itu, mereka tidak mempercayai Muhammad adalah seorang Nabi yang membawa kabar gembira maupun peringatan dari Allah Swt. Justru, mereka mengejek apa yang nabi sampaikan kepada mereka, dengan ejekan yang menghina.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Saba’ Ayat 25-27


Tafsir Surah Saba’ Ayat 28-30 juga menjelaskan bahwa, sebab keingkaran mereka, Allah menjanjikan kepada bahwa perbuatan mereka akan dipertanggungjawabkan kelak, dan Allah juga menjamin bahwa hari kiamat dan hari pembalsan itu benar-benar ada serta akan terjadi.

Ayat 28

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh manusia. Ia bertugas sebagai pembawa berita gembira bagi orang yang mempercayai dan mengamalkan risalah yang dibawanya dan sekaligus pembawa peringatan kepada orang yang mengingkari atau menolak ajaran-ajarannya.

Nabi Muhammad adalah nabi penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul diutus Allah sesudahnya. Dengan demikian, pastilah risalah yang dibawanya itu berlaku untuk seluruh manusia sampai kiamat. Sebagai risalah yang terakhir, maka di dalamnya tercantum peraturan-peraturan dan syariat hukum-hukum yang layak dan baik untuk dijalankan di setiap tempat dan masa.

Risalah yang dibawa Nabi Muhammad bersumber dari Allah Yang Mahabijaksana dan Maha Mengetahui. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada pada keduanya. Dialah yang mengatur segala apa yang ada pada keduanya.

Dialah yang mengatur semuanya itu dengan peraturan yang amat teliti sehingga semuanya berjalan dengan baik dan harmonis. Allah yang demikian besar kekuasaan-Nya tidak mungkin akan menurunkan suatu risalah yang mencakup seluruh umat manusia kalau peraturan dan syariat itu tidak mencakup seluruh kepentingan manusia pada setiap masa.

Dengan demikian, pastilah risalahnya itu risalah yang baik untuk diterapkan kepada siapa dan umat yang mana pun di dunia ini. Banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Muhammad diutus kepada manusia seluruhnya.

تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ

Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (al-Furqan/25: 1)

Dan firman-Nya:

قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ  لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”(al-A’raf/7: 158)

Hal ini tidak diketahui oleh semua orang bahkan kebanyakan manusia menolak dan menantangnya. Di antara penantang-penantang itu adalah kaum Muhammad sendiri yaitu orang-orang kafir Mekah.

وَمَآ اَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِيْنَ

Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12: 103)


Baca Juga : Tafsir Surah Yusuf Ayat 15: Optimislah, Kabar Gembira Akan Segera Datang dari Allah


Ayat 29

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa kaum musyrik menentang Nabi Muhammad sebagai pembawa berita gembira bagi orang mukmin dan pemberi peringatan bagi kaum yang ingkar.

Nabi Muhammad menerangkan kepada mereka bahwa keadilan Allah bukan hanya berlaku di dunia saja, tetapi mencakup keadilan di akhirat. Semua perbuatan manusia akan dibalas dengan balasan yang setimpal. Mereka mengolok-olok ucapan Nabi saw dan mengatakan bahwa hari Kiamat tidak mungkin terjadi dan tidak mungkin akan terjadi.

Mereka berkata kepadanya dengan nada mengejek, “Kalau benar kiamat yang dijanjikan Tuhanmu itu benar akan terjadi, maka terangkanlah kepada kami kapan akan terjadi.” Bahkan pada ayat lain diterangkan bahwa mereka menantang Nabi Muhammad supaya kedatangan hari Kiamat itu disegerakan saja, sebagaimana disebut dalam firman Allah:

يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّ ۗ اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ

Orang-orang yang tidak percaya adanya hari kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh. (asy-Syura/42: 18)

Ejekan dan tantangan mereka itu menunjukkan ketidaktahuan mereka tentang tugas Nabi Muhammad sebagai rasul, dan mereka tidak mengetahui batas-batas tugasnya. Rasul itu hanya seorang manusia yang ditugaskan Allah menyampaikan risalah. Dia bukan orang yang berkuasa dan mempunyai ilmu seperti Tuhannya. Ilmu dan kekuasaannya terbatas pada apa yang diberikan Allah kepadanya.

Kalau ditanyakan kepadanya tentang hal-hal yang gaib, dia tentu tidak akan dapat menjelaskannya kecuali bila Allah telah memberitahukan kepadanya. Kalau diminta kepadanya agar diturunkan azab atau disegerakan datangnya hari Kiamat, maka hal itu berada di luar kemampuannya.

Ayat 30

Sebagai jawaban atas keingkaran dan tantangan kaum musyrik itu, Allah menyuruh Nabi Muhammad menegaskan kepada mereka bahwa hari Kiamat itu pasti terjadi pada waktu yang telah ditentukan Allah. Bila waktunya sudah tiba, kiamat itu tidak dapat diundurkan atau dimajukan walau sesaat pun.

Oleh sebab itu, mereka harus berhati-hati, selalu waspada, dan bersiap-siap dengan iman dan amal saleh. Jika waktu kiamat sudah datang, tidak ada kesempatan lagi bagi seseorang untuk bertobat dan dia akan menyesal kelak bila melihat azab yang disediakan bagi orang yang ingkar.

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Saba’ Ayat 31-32


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...