BerandaTafsir TahliliTafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2

Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2

Pada pembasahan sebelumnya berbicara mengenai proses penciptaan manusia, prosesnya mendapatkan pengetahuan serta adanya kasus pelarangan salat dalam masjid, pada Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2 ini berbicara mengenai Lailatul Qodar.


Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al ‘Alaq Ayat 8-19


Sebelum masuk pada pembahasan Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2, didahului dengan pemaparan beberapa surat yang redaksinya dainggap mirip dengan surat al Qadr, yaitu ayat yang secara spesifik menyatakan turunnya kepada Nabi Muhammad saw.

Setelah itu Tafsir Surat Al Qadr Ayat 1-2 menjelaskan tentang ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur, penjelasan mengenai perbedaan antara kata anzala dan nazzala lalu diakhiri dengan penjelasan mengenai keutamaan Lailatul Qadr.

Ayat 1

Terdapat empat tempat dalam Alquran yang menerangkan tentang penurunannya kepada Nabi saw yaitu:

Pertama, Dalam Surah al-Qadr.

Kedua,  Dalam Surah ad-Dukhan, yaitu pada firman-Nya:

حٰمۤ  ۚ   ١  وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ   ٢  اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ  ٣  فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ   ٤  اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ   ٥  رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ   ٦

Ha Mim. Demi Kitab (Alquran) yang jelas, sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (ad-Dukhan/44: 1-6)

Ketiga, Dalam Surah al-Baqarah, yaitu pada firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَان

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (al-Baqarah/2: 185)

Keempat, Dalam Surah al-Anfal, yaitu pada firman-Nya:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ   ٤١

Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al-Anfal/8: 41)

Ayat Surah al-Qadr menyatakan bahwa turunnya Alquran dari Lauh Mahfµz ke Baitul-‘Izzah jelas pada malam Lailatul Qadr. Ayat Surah ad-Dukhan menguatkan turunnya Alquran pada malam yang diberkahi, ayat Surah al-Baqarah menunjukkan turunnya Alquran pada bulan Ramadan.

Sedangkan Surah al-Anfal/8: 41 di atas menerangkan penyelesaian pembagian rampasan perang pada Perang Badar. Perang ini disebut yaumul-furqan karena merupakan pertempuran antara tentara Islam dengan tentara kafir, di mana kemenangan berada di tangan tentara Islam.

Dalam ayat ini diungkapkan bahwa Allah menurunkan Alquran pertama kali kepada Nabi saw pada malam yang mulia. Kemudian diturunkan terus-menerus secara berangsur-angsur menurut peristiwa dan suasana yang menghendakinya dalam jangka waktu dua puluh dua tahun lebih sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Sehubungan dengan uraian di atas, para ulama mengatakan bahwa kata anzala dan nazzala berbeda penggunaan dan maknanya. Oleh sebab itu, makna anzalnahu dalam Surah al-Qadr menunjukkan turunnya kitab suci Alquran pertama kali dan sekaligus dari Lauh Mahfµz ke langit dunia.

Kemudian diturunkan berangsur-angsur dari langit dunia kepada Nabi Muhammad, yang dibawa oleh Malaikat Jibril selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Sedangkan makna nazzala bermakna diturunkan berangsur-angsur.


Baca juga: Potret Iluminasi Mushaf Al-Quran Nusantara Dulu dan Kini


Tidak diragukan lagi bahwa manusia sangat memerlukan Alquran sebagai pedoman yang menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan atau masalah-masalah duniawi. Alquran juga menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan kejadian yang akan datang ketika datangnya hari kebangkitan.

Manusia memerlukan pegangan tersebut karena tanpanya, mereka tidak dapat memahami prinsip-prinsip kemaslahatan yang sebenarnya untuk membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang. Oleh sebab itu, benarlah pendapat yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mengetahui secara ilmiah keadaan dan khasiat sesuatu.

Ayat 2

Kemudian dalam ayat ini, Allah menyatakan keutamaan Lailatul-Qadr yang tidak dapat diketahui oleh para ulama dan ilmuwan, bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan mereka. Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya pun tidak sanggup menentukan kebesaran dan keutamaan malam itu. Hanya Allah yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada menjadi ada.


Baca setelahnya: Tafsir Surat Al Qadr Ayat 3-5


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...