Sebelumnya telah dibahas mengenai arah kiblat dalam perjalanan dan persekutuan orang Yahudi dan Nasrani pada Allah. Selanjutnya Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 117-118 berbicara bahwa Allah sang Maha Pencipta segalanya. Allah yang berkuasa atas segalanya.
Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 115-116
Menurut Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 117-118 Allah menciptakan sesuatu dengan perkataan kun (jadilah). Dan dijelaskan mengenai keingkaran kaum musyrik Mekah terhadap seruan dari Nabi Muhammad Saw.
Ayat 117
Allah adalah Maha pencipta. Dia menciptakan sesuatu dengan tidak mencontoh kepada apa yang telah ada, tidak menggunakan suatu bahan atau alat yang telah ada. Allah menciptakan dari yang tidak ada. Demikianlah Allah menciptakan langit dan bumi, dari yang semula tidak ada menjadi ada.
Menurut bunyi ayat, Allah menciptakan sesuatu dengan perkataan kun (jadilah), ungkapan ini adalah simplikasi atau penyederhanaan tentang Mahabesarnya kekuasaan Allah, apa saja yang dikehendaki untuk ditetapkan semua terjadi dengan mudah.
Sedang yang dimaksud dengan menciptakan hanyalah sekadar misal saja, agar mudah dipahami oleh hamba-hamba-Nya. Tentang cara Allah mengadakan sesuatu dan bagaimana proses terjadinya sesuatu, hanya Allah Yang Mahatahu.
Firman Allah dalam ayat sebelumnya menjelaskan bahwa “apa-apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah dan semuanya itu tunduk dan patuh kepada Nya” merupakan pernyataan atas kekuasaan dan keperkasaan Nya. Dia yang menciptakan, Dia yang mengatur dan berkuasa atas segalanya.
Kata “fa yakun”, yang berarti “maka jadilah” di sini tidak mesti diartikan bahwa sesuatu itu terjadi seketika itu juga, melainkan melalui tahapan proses yang memerlukan waktu. Setiap tahapan proses yang berlangsung dalam alam ini pasti akan berlaku hukum alam yakni ketentuan-ketentuan Allah atau sunatullah.
Proses rekayasa konstruktif dari bentuk ketersediaan bahan baku mentah menjadi bentuk barang jadi akan membutuhkan proses yang terkadang panjang dan perlu waktu. Proses terjadinya minyak bumi ataupun mineral-mineral berharga menelan waktu yang sangat lama menurut hitungan manusia.
Dalam proses penciptaan alam jagat ini, perhatikan firman Allah dalam Surah al Anbiya’/21: 30, yang artinya:
…Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (al Anbiya’/21: 30)
Ayat di atas menjelaskan, bahwa dahulunya langit dan bumi itu suatu yang padu kemudian Allah pisahkan keduanya menjadi yang satu langit dan yang satu lagi adalah bumi. Tetapi proses pemisahan ini tidak terjadi secara seketika. Proses ini berlangsung dalam jutaan tahun. Pembentukan yang satu padu tersebut pun mungkin memerlukan proses dan waktu, tidak seketika.
Begitu pula dalam penciptaan manusia pertama, Adam as, Siti Hawa, Isa as dan kita serta mahluk-mahluk lain yang ada dalam alam jagat raya ini semuanya akan berlangsung dalam tahapan proses sesuai yang telah ditetapkan Nya, walaupun sesungguhnya Allah mampu merubah ketentuan-ketentuan Nya yang sudah ada menjadi ketentuan lain sesuai dengan kehendakNya.
Baca juga:Masail Al-Qur’an: Buku yang Menjawab Problem Umat Terkait Al-Qur’an
Ayat 118
Yang dimaksud dengan ungkapan “Mereka yang tidak mengetahui” dalam ayat ini ialah orang musyrik Mekah. Mereka dikatakan tidak mengetahui karena kepercayaan mereka tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya dan tidak mengikuti nabi-nabi yang telah diutus-Nya.
Hal ini ditegaskan ayat selanjutnya yang langsung mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad saw, tentang sikap orang-orang musyrik itu dan persamaan perkataan mereka dengan perkataan orang-orang sebelum Nabi Muhammad diutus.
Orang-orang musyrik mengatakan, “Mengapa Allah tidak langsung berbicara dengan mereka yang menerangkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan Al-Qur′an diturunkan dari Allah, atau datang kepada mereka malaikat untuk menjelaskannya, atau datang dalil-dalil yang menerangkan dan membuktikan kenabian Muhammad?“
Ayat ini menerangkan bahwa perkataan mereka sama dengan perkataan orang-orang sebelum mereka, yang mereka ucapkan kepada nabi-nabi yang diutus kepada mereka.
Juga Allah menerangkan bahwa apa yang mereka katakan itu sebabnya sama, yaitu karena keingkaran dan kedengkian mereka kepada Muhammad, bukan karena tidak adanya dalil atau bukti-bukti yang telah didatangkan Allah.
Telah banyak dalil yang didatangkan Allah, tetapi hati mereka tertutup menerima dalil-dalil itu, karena kesombongan dan keangkuhan mereka. Apa pun dalil dan bukti yang didatangkan, mereka tetap tidak akan beriman.
Perkataan orang terdahulu yang sama dengan perkataan orang musyrik itu tersebut di dalam Alquran, seperti perkataan orang-orang Yahudi, sebagaimana yang diberitakan dalam Alquran
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نُّؤْمِنَ لَكَ حَتّٰى نَرَى اللّٰهَ جَهْرَةً
Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, ”Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas.” …
(al Baqarah/2:55. Lihat juga an Nisa′/4:153)
Firman Allah:
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, ”Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” …(al Baqarah/2:61)
Orang-orang Nasrani berkata kepada Nabi Isa a.s. sebagaimana tersebut dalam firman Allah swt:
اِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيْعُ رَبُّكَ اَنْ يُّنَزِّلَ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata, ”Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” … (al Ma′idah/5:112)
Selanjutnya ditegaskan bahwa orang kafir tidak akan beriman walau keterangan atau bukti apa pun diturunkan kepada mereka. Allah berfirman:
وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu (Muhammad) tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, ”Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” (al-An’am/6:7)
Pada akhir ayat diterangkan bahwa Allah selalu menurunkan bukti-bukti dan dalil-dalil bagi segala sesuatu, Dia menerangkannya dengan sejelas-jelasnya. Orang-orang yang bersih jiwa dan hatinya akan segera menerima dalil-dalil dan bukti itu dan mereka segera meyakininya. Orang-orang yang tidak menerimanya ialah mereka yang dalam hatinya ada rasa dengki dan penyakit, hatinya kasar dan tertutup. Allah berfirman:
اَتَوَاصَوْا بِهٖۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُوْنَۚ
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. (az-Zariyat/51:53)
Ayat di atas merupakan penawar duka bagi Nabi Muhammad saw yang sedang menghadapi keingkaran kaum musyrik Mekah terhadap seruannya.
Seolah-olah ayat di atas menerangkan bahwa sikap kaum musyrik itu adalah sikap yang sama dengan sikap orang-orang dahulu terhadap nabi-nabi yang diutus kepada mereka. Karena itu janganlah dihiraukan sikap mereka dan janganlah bersedih hati.
Baca setelahnya: Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 119-121
(Tafsir kemenag)