Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 39-41 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai ke-Mahakuasaan Allah SWT atas segala yang dikehendakinya. Kedua mengenai pengandaian kepada Nabi Muhammad SAW. Ketiga mengenai azab Allah.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 38
Ayat 39
Pada ayat ini, Allah swt menerangkan satu sisi dari kekuasaan-Nya, yaitu menghapuskan atau menetapkan apa-apa yang dikehendaki-Nya, baik mengenai syariat-Nya atau nasib manusia.
Tanda-tanda adanya penghapusan dan penetapan Allah, ialah adanya siang dan malam yang datang silih berganti, adanya gelap dan terang, hidup dan mati, kuat dan lemah, sehat dan sakit, bahagia dan sengsara, kaya dan miskin, dan sebagainya.
Pada akhir ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa di sisi-Nya atau Lauh Mahfuz terdapat Ummul Kitab. Semua peristiwa dan kejadian yang terjadi di alam ini tertulis di Lauh Mahfuz yang tidak akan mengalami perubahan dan penggantian apapun.
Berdasarkan pengertian tersebut maka ayat ini juga merupakan bantahan terhadap tuntutan kaum kafir dan musyrik yang meminta kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan ayat-ayat atau bukti-bukti kenabian dan kerasulannya, selain Al-Qur’an. Hal tersebut tidak akan pernah terjadi, kecuali jika hal itu termasuk dalam ketentuan yang ditetapkan Allah atau telah ada dalam Lauh Mahfuz.
Baca juga: Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 1-5: Pujian kepada Allah dan Fungsi Al-Quran sebagai Pedoman yang Lurus
Ayat 40
Dalam ayat ini diterangkan bahwa ada kemungkinan Allah memberikan umur yang panjang kepada Rasulullah, sehingga beliau sempat melihat kedatangan azab yang telah dijanjikan kepada kaum kafir.
Bisa juga Allah memberikan usia yang pendek sehingga Rasulullah tidak mendapat kesempatan untuk menyaksikan azab yang diturunkan-Nya itu. Tugas Rasul-Nya hanya mendakwahkan agama Islam kepada manusia.
Adapun persoalan mereka mau menerima atau menolaknya adalah urusan Allah. Bagi yang menolak, azab Allah pasti akan datang, apakah disegerakan atau ditunda, adalah wewenang Allah.
Ayat 41
Dalam ayat ini, Allah swt memperlihatkan pula sisi lain dari kekuasaan-Nya dalam menimpakan hukuman terhadap orang-orang kafir, yaitu dengan cara mengurangi luas daerah negeri mereka sedikit demi sedikit.
Pengurangan daerah mereka itu, mungkin disebabkan bencana alam yang diturunkan Allah kepada mereka, sehingga sebagian dari daerah mereka menjadi rusak dan tidak dapat didiami lagi; atau karena terjadi peperangan, sehingga wilayah kekuasaannya dikuasai bangsa lain dan mereka menjadi terdesak atau diusir dari negeri mereka.
Selanjutnya, dalam ayat ini dijelaskan kekuasaan Allah dalam hal menetapkan hukum menurut hikmah dan kehendak-Nya, dan hukum yang telah ditetapkan-Nya tidak akan dapat ditolak atau dibantah oleh siapapun juga.
Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah cepat sekali mengadakan perhitungan terhadap perbuatan hamba-Nya, sehingga mereka yang beriman dan berbuat kebajikan akan memperoleh ganjaran kebaikan, sedang mereka yang ingkar kepada-Nya dan berbuat kezaliman pasti mendapat siksa dan kemurkaan-Nya. Segala perbuatan hamba-Nya tidak akan luput dari perhitungan Allah.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 42-43
(Tafsir Kemenag)